"Denias tunggu!" teriak Dita. Bukannya berhenti, Denias justru berjalan semakin cepat. Karena terburu-buru, Dita tidak sadar saat kakinya tersandung. Alhasil Dita terjatuh. Gadis itu berteriak ketika lutut dan telapak tangannya menyentuh tanah. Mendengar teriakkan Dita, Denias berbalik. Dengan cepat Denias kembali dan membantu Dita berdiri. Tangan Dita berdarah. "Kau terluka." ujar Denias panik. "Ini cuma luka ringan." jawab Dita. "Tapi tetap saja lukanya berdarah. Ayo ikut aku." ajak Denias sembari menyeret Dita. Denias membawa Dita ke klinik depan kampus. Dita tidak bisa menolak saat dengan kuat Denias mencengkeram pergelangan tangannya. Langkah Dita tampak terseok. Kakinya nyeri walaupun beberapa saat yang lalu Dita bersikeras kalau dia baik-baik saja. "Lukanya tidak parah. Tapi