Tamara menatap Theo dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Theo akan marah seperti ini padanya. "Ehem," deham Theo. Dia berusaha menetralkan emosinya. "Aku tahu aku bodoh," balas Tamara dengan air mata mulai membasahi wajahnya. "Sudah, maaf aku terbawa emosi. Lagian kita sudah putus dan lebih baik kita memikirkan masa depan kita saat ini bagaimana. Mending ke bank sekarang saja ya. Kamu memakai jaket dan kacamata hitam agar tidak ada yang melihat kamu," kata Theo. Tamara menganggukkan kepala. Dia langsung pergi ke kamar untuk siap-siap setelah berpamitan pada Theo. "Franky," panggil Theo. Franky dengan langkah cepat menghampiri tuannya. Dia tahu Theo tidak suka menunggu. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Franky. "Saya dan Tamara mau ke bank. Saya mau kamu dan para peng