Langkah kaki Naira makin lesu. Dua paper bag menghiasi tangannya. Ia baru saja keluar dari salah satu mall di Tokyo. "Ck, kenapa juga b******n itu ninggalin aku di sini sendiri. Bukannya dia dah tahu kalau aku ini sedang hamil. Aish." Naira memukul-mukul kakinya yang terasa pegal. "Jimin! Aku akan membunuhmu!" jeritnya mengehentak kesal. Beberapa orang yang lewat di dekatnya bahkan menoleh dan mengerutkan dahi menatap ke arahnya. Sesaat kemudian Naira kembali melangkah menyusuri trotoar, menuju hotelnya. Ini hari ke limanya di Tokyo sendirian. Tiga hari pertama ia isi dengan menangis di dalam kamar menyesali diri. Dan, dua hari terakhir digunakannya untuk jalan-jalan mencoba menghibur diri. Namun, bukannya terhibur ia malah jadi makin kesal dari hari ke hari. "Jimin sialan. Memangnya