Part 44. Pilihan Yang Sulit

1779 Kata

Rembulan naik semakin tinggi. Sesekali ia menguap lelah, memutuskan untuk sejenak bersembunyi di balik awan agar tak kentara tengah memejamkan mata. Jimin membuka mata pelan. Napas sedikit memburu setelah mimpi buruk menyapa tidurnya. Ia meneguk air yang tersedia di atas meja lampu hias. Kepalanya menoleh pada Naira yang tidur terlelap. Wajahnya sangat menggemaskan dengan rambut yang sedikit berantakan. Rasanya ingin sekali Jimin melumat bibir sensual itu yang tetap kelihatan segar meski si empunya sedang terlelap dengan wajah kelelahan. Disingkapnya selimut yang sedikit tak beraturan, tapi masih menutupi kakinya. Jimin menurunkan tungkai dari ranjang. Memasukkan ujung kaki ke sepasang sandal ruangan yang ada di dekat kakinya. Langkahnya sedikit lamban dengan gesekan sandal yang ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN