"Kenapa?" Jimin menoleh pada sang istri tatkala wanita itu mematri langkah di depan pintu. Naira menoleh ragu. "Apa ibu dan ayah tak masalah?" Ia menunduk. Jimin memeluk istrinya seraya berbisik. "Mereka sangat menunggu kehadiranmu." Kecupan pun mendarat di pipi Naira. "Aku juga sangat menunggu untuk bercinta denganmu." "Ish, menjauhlah." Naira mendorong pria itu dengan sikunya. Jimin pun hanya terkekeh pelan. "Ayo," ajak Jimin masuk ke rumah. Pria itu mendorong Naira pelan. "Hati-hati, aku tak mau kau tersandung dan jatuh. Kecuali jatuh ke pelukanku." "Jangan m***m, menjauhlah." Jimin makin tertawa. Pintu terbuka pelan. "Jim ...," lirih Naira memelankan langkah. Jimin memberi kode dengan memainkan mata dan dagunya. Naira menghela napas kemudian melangkah ragu. "Aku pulang," teriak