"Dasar wanita!" umpat Ibaz menggerutu untuk kesekian kalinya. "Astaga! Apa sih yang ada dalam pikiran gadis itu? Si Citra? Gimana mungkin dia malah nembak aku?" Ibaz terus ngedumel sendiri, merutuki tindakan Citra yang dianggapnya kebodohan untuk kesekian kali. "Terus gunanya aku kasih dia wejangan tiap hari dulu itu buat apa? Nyatanya dia balik lagi jadi seperti wanita bodoh yang memutuskan mencintai pria tanpa melihat dulu apa dia juga cinta atau sama sekali nggak. Mengesalkan!" Ibaz benar-benar heran dan bingung dengan jalan pikiran gadis itu. Ia tak pernah menyatakan rasa atau bersikap manis atau apa pun kepadanya, lalu bagaimana mungkin dia bisa percaya diri sekali cintanya akan diterima? Oh, oh ... kalau saja bisa, ingin rasa dibedahnya otak gadis itu sekedar untuk melihat bagaim
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari