Chapter 19

1421 Kata
"Kakak Aqlam, Lia kecil dengar kau sedang sakit, jadi Lia kecil datang ke rumah sakit ini untuk menjengukmu," terdengar suara imut gadis tiga tahun yang berjalan masuk ke ruangan Aqlam. Sret Aqlam yang sedang makan sup tulang sapi mendongak ke arah gadis kecil itu. Aqlam mengerutkan keningnya. "Ariela," Sret Gadis kecil itu berhenti berjalan, dia menatap serius ke arah Aqlam. "Kakak Aqlam, Lia kecil harus mengingatkanmu lagi, bahwa aku adalah Lia Rahmawati Farikin, jadi panggil aku Lia kecil, apakah kau mengerti?" Lia kecil memandang serius ke arah Aqlam, jika biasanya gadis kecil itu akan marah dan melotot ke arah orang-orang yang salah menyebutkan namanya, kepada Aqlam dia tidak begitu, mengingat bahwa tubuh dari kakak sepupunya ini sedang sakit dan terluka. "..." Aqlam terdiam beberapa saat dan dia melirik ke arah belakang Lia kecil, ada sang kakek yang mengedipkan sebelah matanya, mengisyaratkan bahwa 'ikuti saja adik sepupumu'. Glung glung "Maafkan kakak Aqlam, karena sakit jadi kakak Aqlam menjadi lupa, tapi sekarang kakak Aqlam ingat," Aqlam tersenyum manis ke arah gadis tiga tahun itu. Lia kecil mengangguk puas dengan jawaban Aqlam. "Baik, Lia kecil bisa maklumi itu," Tak Tak Tak Dia berjalan mendekat ke arah Aqlam. "Ayo duduk," ujar Aqlam lembut ke arah Lia kecil. Dia menunjuk ke arah kursi di dekat bed rumah sakit yang dia gunakan sekarang. Lia kecil mengangguk. "Apakah perlu bantuan dari kakek Farel?" Farel menawarkan bantuan untuk membantu Lia kecil naik ke kursi. Gleng gleng Lia kecil menggelengkan kepalanya. "Lia kecil bisa sendiri, terima kasih kepada kakek Farel karena telah menawarkan bantuan," ujar Lia kecil. Farel tersenyum kikuk. "Cucu Busran ini," batin Farel bersabar. Lia kecil naik ke atas kursi, Aqlam pikir gadis kecil itu akan duduk di kursi di pinggir bed rumah sakitnya, namun ternyata Lia kecil naik dan duduk di atas bed dan menatap ke arah Aqlam sambil tersenyum. "..." Aqlam terlihat kikuk ke arah kakeknya yang juga kikuk. "Ehehehe...ehem!" Farel berdehem, dia berjalan masuk dan duduk di kursi. Tak Tak Tak Sang istri, Jihan Kamala juga terlihat memasuki ruang rawat itu. Banyak pengawal yang sedang berjaga. Aqlam menatap ke arah Lia kecil lalu berusaha menyesuaikan senyumannya. "Kakak Aqlam, aku dengar istrimu juga sakit? Lia kecil ingin menjenguk kakak ipar, apa boleh?" tanya gadis itu penuh harapan. Mendengar kata 'istrimu', Aqlam tersenyum senang ke arah Lia kecil. Entah mengapa dia sangat suka bergaul dengan sepupu ke kecilnya ini. Mungkin karena dia mendengar Lia kecil yang menyebutkan bahwa Chana adalah istrinya. "Ya, Lia kecil boleh menjenguk kakak iparmu, nanti setelah kakak Aqlam makan, kita akan menjenguk kakak ipar Lia kecil bersama, apakah Lia kecil mau?" Aqlam bertanya dan tersenyum manis ke arah Lia kecil. Glung glung Lia kecil mengangguk kuat. "Tentu saja Lia kecil mau," °°° "Wah...sungguh cantik sekali istrimu, kakak Aqlam..." ujar gadis tiga tahun itu takjub ketika memandang wajah Chana. Meskipun kepala dan tubuh Chana penuh dengan perban dan tidak terlihat wajah mulus Chana, hanya mata, hidung dan mulut saja yang terlihat, namun Lia kecil tetap memuji wajah Chana, entah Lia kecil melihat wajah Chana dengan cara menerawang ataukah hanya berusaha menyenangkan hati kakak sepupunya saja. "Tentu saja dia cantik, terima kasih Lia kecil." Ujar Aqlam tersenyum manis, dia sangat senang dengan penilaian dari adik sepupunya. Lia kecil sekarang menjadi sekutu abadi Aqlam, karena kelihaian gadis itu dalam mengambil hati orang. "Hm...tapi apakah Lia kecil sudah pernah bertemu dengan istri dari kakak Aqlam?" tanya Aqlam penasaran, sebab Lia kecil hanya pernah datang dua kali, itupun sudah dua tahun dan satu tahun yang lalu, umur Lia kecil saat itu masih sangat muda, dan Lia kecil juga tidak pernah bertatap muka dengan Chana secara langsung. Gleng gleng Lia kecil menggelengkan kepalanya. "Lia kecil belum pernah bertemu langsung dengan istrimu," jawab Lia kecil. Aqlam mengerutkan keningnya. "Lalu...dimana Lia kecil tahu bahwa istri dari kakak Aqlam itu cantik?" tanya Aqlam penasaran. "Insting seorang wanita," jawab Lia kecil kalem. "..." Farel yang mendengar percakapan antara dua orang yang bersepupu itu cemberut maksimal. "Apa kau lihat wajahnya? Penuh perban begitu," Farel mencibir di dalam hati atas perkataan Lia kecil. "Mencibir itu dosa," ujar Lia kecil. "Uhuk! Uhuk! Ruangan ini agak berdebu." Farel terbatuk. "Mungkin saja kakek Farel sudah sangat dekat dengan kepergiannya karena tidak mampu bernapas di ruang yang bersih ini." Celutuk Lia kecil. "..." Farel hanya melebarkan lubang hidungnya saja. "Ah...benar sekali, insting seorang wanita...Lia kecil juga cantik." Ujar Aqlam memuji adik sepupunya. Lia kecil tersenyum dan wajahnya memerah tersipu malu. "Tapi aku tidak secantik istrimu... kakak ipar sangat cantik....Lia kecil ingin segera berbicara dengannya...semoga cepat sembuh dan bangun dari tidur..." ujar Lia. Aqlam tersenyum senang mendengar ucapan Lia kecil. "..." Farel terlihat ingin menelan kursi bulat-bulat mendengar ucapan malu-malu dari cucu sang adik. "Ikut siapa cucu Busran ini," Farel mencibir pelan. Bushra yang juga ada di ruangan itu hanya bisa tersenyum mendengar percakapan antara Aqlam dan Lia kecil. Sedangkan Atika dan Jihan saling melirik dan menahan tawa. Mereka datang untuk menjenguk Aqlam, bersama dengan Bushra yang juga datang dengan suaminya. Lia kecil memandang serius ke arah Chana yang masih menutup mata. "Kakak ipar, lekaslah sembuh lalu kita bisa saling berbicara, Lia kecil ingin sekali berbicara denganmu, Lia kecil harap kakak ipar akan segera bangun dari tidur," ujar Lia kecil lembut penuh harap. Aqlam mengangguk meyakinkan ucapan dari Lia kecil. "Segera," °°° "Kakek Agri," suara imut itu terdengar memanggil kakek buyutnya. "Ya?" sahut Agri, dia kakek yang sudah berumur 100 tahun itu sedang menyuapkan bubur ayam ke dalam mulut istrinya. "Tolong carikan Lia kecil suami juga," "Uhuk! Uhuk! Uhuk!" "Bsuuk!" Farel dan anggota Nabhan yang lainnya tersedak makanan mereka. Nibras bahkan menyemburkan bubur ayam yang dia makan. "..." Agri memandang ke arah cicit perempuannya, wajah Lia kecil terlihat lesu. "Memangnya kenapa Lia kecil ingin dicarikan suami oleh kakek Agri, hm?" tanya Agri lembut. Farel cepat-cepat meraih gelas air dan meminumnya, sedangkan para menantu Nabhan terlihat menahan tawa. Bushra dan suaminya yang memang menginap di kediaman utama Basri karena anak mereka itu terlihat ingin bersembunyi di bawah meja. Lia kecil memandang serius ke arah kakek buyut dan nenek buyutnya. "Lia kecil tidak ingin menjadi pelakor diantara kakek Agri dan nenek Lia," "Brryuuuuuuuurr! Uhuk! Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Farel terbatuk tiada henti, dia bahkan mengeluarkan air matanya. "Ekhem..." wajah Jihan dan menantu Nabhan lainnya memerah malu. Gut Bushra menggertakkan giginya gemas karena kelakuan sang anak. Frederic Rousseau, sang suami dari Bushra ingin sekali masuk ke kolong meja makan, semua mata memandang ke arah dirinya sebagai ayah dari gadis yang baru saja mengatakan kalimat itu. Belajar kalimat dari mana putri kecilnya itu, semakin hari semakin lancar bicara saja. "Ekhem!" Agri terlihat terbatuk, dia menetralkan suasana dimeja makan yang sangat canggung. Lia kecil masih memandang penuh harap ke arah kakek buyutnya, sedangkan Agri masih terlihat berpikir. Lia sendiri menoleh ke arah suaminya dan menganggukkan kepalanya. "Suamiku..." panggil Lia dengan suara rentanya. "Ya," sahut Agri. "Menurutku itu baik...maksudku...apa yang dikatakan oleh diriku yang kecil ini...adalah baik..." ujar Lia dengan suara rentanya. "..." Para anggota keluarga Nabhan menahan tawa yang akan keluar. "Pfft!" Busran dan Gea ingin sekali menyemburkan tawa mereka, namun mereka harus menahan karena di depan mereka ada tetua dari Nabhan. Glung glung Lia kecil mengangguk kuat. "Ya, benar..." "Lia kecil cemburu melihat kemesraan kakek Agri dan nenek Lia, jadi hati kecil dari Lia kecil ingin mencari suami jua, Lia kecil ingin disuapi bubur oleh suami Lia kecil juga..." suara kecil itu terdengar serius. "Ppfftt! Ahahahammppp!" Busran tak kuat menahan tawa. Busran tak habis pikir dengan ucapan cucu perempuannya ini, mengerti apa anak umur tiga tahun tentang suami? Perut Busran bagaikan dikocok-kocok karena menahan tawa, dia tidak sanggup menahan tawanya. "Lia kecil juga merasa kesepian..." Sambung gadis kecil itu. "Hahahahahamppp!" Busran merasa bahwa dia akan segera pipis ditempat. Jihan, Atika, Gea, Fathiya, dan Syarastini yang merupakan para menantu Nabhan itu mengeluarkan air mata karena menahan tawa mereka. Ucapan cicit dari dari Agri ini sungguh membuat mereka speechless. Agri yang mendengar ucapan cicit perempuannya itu tersenyum, dia juga ingin mengeluarkan tawa. "Hahahaha..." Agri tertawa geli ke arah cicitnya. "Suamiku..." terdengar suara Lia. "Ya, aku disini," sahut Agri, berhenti tertawa geli namun dia masih tersenyum. Agri mengambil serbet untuk membersihkan sisa makanan yang tercecer di sekitar bibir istrinya. "Kasihan diriku yang kecil...dia kesepian..." ujar Lia sedih. Glung glung Lia kecil mengangguk membenarkan ucapan nenek buyutnya. Agri tersenyum lembut pada istrinya. "Diriku yang kecil kesepian...oh sayang...diri kecilku yang malang..." ujar Lia dengan suara bergetar, mata Lia berkaca-kaca ketika melihat wajah Lia kecil yang memandangnya dengan penuh harap. Sret Lia memandang ke arah suaminya, matanya terlihat memerah, Agri yang melihat wajah sedih istrinya itu tidak sanggup lagi. Anggota keluarga Nabhan yang ada di situ terlihat menggantung hati mereka. Cucu dari Busran ini sungguh diluar dugaan. "Baik, kakek Agri akan mencarikan Lia kecil suami, sekarang Lia kecil lanjutkan sarapanmu," ujar Agri pada akhirnya. Lia kecil tersenyum girang. "Benarkah? Wah! Lia kecil sangat senang!" Agri mengangguk. "Kakek Agri yang terbaik dari segala kakek Lia kecil yang ada!" Lia kecil menaikan dua jempol imutnya ke arah sang kakek. Agri tersenyum lembut. Sret Lia kecil memandang serius ke arah nenek buyutnya. "Nenek Lia, akhirnya Lia kecil akan segera memutuskan masa bujang ini," Bruk! "Eh?" "Kakek Farel! Duduklah hati-hati!" "Hahahahahaha!" Busran menyemburkan tawanya. °°° Saya menulis cerita ini di platform D.R.E.A.M.E dan I.N.N.O.V.E.L milik S.T.A.R.Y PTE. LDT Jika anda menemukan cerita ini di platform lain, mohon jangan dibaca, itu bajakan.  Mohon dukungannya. IG Jimmywall Terima kasih atas kerja samanya.  Salam Jimmywall.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN