Episode27 - Komunikasi

587 Kata
Indah menyesal menghancurkan gedung polsek. Di kepalanya sekarang terbayang mobil-mobil patroli yang akan mencarinya 24/7. Maka jadilah ia bersembunyi di atas atap gedung perkantoran yang tinggi. "Seharusnya bunuh saja mereka." "Tidak. Aku tidak akan membunuh mereka yang bukan penjahat." "Munafik." "Itu katamu saat aku menyerang yang bukan target kontrak kita. Terima kasih atas pujianmu." "Aku suka kau menempelkan kejelekan dalam dirimu. Akan menarik saat melihatmu mekar di masa depan nanti," ujar suara di kepala Indah. Ia merasakan denyut di tangan kiri yang terus menyambar sampai d**a kirinya. Ia jelas tidak suka perubahan tubuhnya. Perubahan yang dirasakannya bukanlah sekedar gincu dan kosmetik belaka. Sampai sekarang pun ia masih khawatir dengan reaksi dari suaminya. Bahkan lebih sekarang mengingat kalau otot dan bagian tubuh tertentu makin berisi. Mungkin dahulu ia akan terkekeh karena jampi dan ramuan Mak Erot kalah oleh penggabungan ini. "Kenapa kau memilihku?" Tanya Indah lagi. Tapi ia segera mengganti pertanyaan dengan "Apakah kemungkinan berubah jadi alasanmu memilihku?" "Betul sekali. Kau adalah manusia terpilih, Indah." "Apanya yang terpilih? wajah, badan, kelakuan, apa?" sungut Indah memandangi manusia-manusia yang berjalan di tengah terik panas mentari. Ia bisa mendengar mereka bersungut kesal mengapa harus bekerja di tengah ganasnya cuaca. "Darah." Jawaban itu menarik alis Indah naik. "Kau gemar makan darah?" "Semacam itu," jawab si suara. "Tumben jadi ngambek." "Tumben jadi banyak bertanya. Kesepian?" Mata Indah menutup sayu. Ia membetulkan letak cadarnya agar lebih menutup hidungnya. Debu dan asap kendaraan di tengah terik mentari membuatnya rikuh.Menyimpan rahasia itu tidak menyenangkan. "Lihat ke bawah," seru suara di kepala Indah. Indah dipaksa memutar kepalanya untuk menengok ke arah yang dimaksud. "Itu... suami si s****l?" komentar Indah. "Mau apa dia?" "Kejar?" Indah mengangguk. "Aku butuh menangkap dia dan menyerahkannya pada si Sundal." "Biar jadi ronde 2?" "Biar dia tidak menyangka aku selingkuh dengan suaminya," lalu Indah terkekeh "Tentunya setelah kutampar suaminya kiri-kanan," tangan kiri Indah juga menjawab imajinasi agresi dengan memperlihatkan urat-urat hijau. Indah melompat dari gedung ke gedung. Ia ingin melihat kemana perginya Raga yang rebahan di bak mobil pickup. Indah menyesal ia menolak saran Lukman untuk membeli ponsel. Tadinya ia berpikir kalau benda itu akan menjadi penghalang aksinya melibas mucikari dan penjahat kelamin. Ia dengar kalau ponsel bisa dilacak. Kalau ia ditemukan sedang berada di lokasi kejahatan maka Lukman akan terseret. Tapi ia masih mengingat nomor telepon Lukman. Karena biar bagaimanapun, ia butuh menelpon suaminya untuk menanyakan kabar. Tapi ini adalah masa dimana ponsel menjamur dan wartel mulai dilupakan. Hanya daerah-daerah di perkampungan saja yang barangkali masih memiliki relik masa lalu. Untunglah, Indah masih melihat ada warnet. Ia masuk ke warnet, membuat bocah-bocah tanggung memandangnya dengan ternganga berimbuh nafsu. Indah mengambil satu PC dan duduk. Masih terlihat banyaknya icon-icon game online yang masih tersisa. Indah mengirim surel pada Lukman menggunakan email pribadinya. 'Mas, aku lihat suami mbak Sana diculik di mobil pickup. Kayaknya ke arah polda. P.S: Aku baik-baik saja. kapan kamu pulang? Setelah mengirim, OP warnet mencoba memeras Indah dengan harga 30x lipat. Tapi Indah dengan segera membungkamnya dengan meremas PC dengan tangan kirinya. OP warnet untungnya sadar diri. Bagaimana tidak, ia tidak bisa sembarang bicara, dinding di sebelahnya juga sudah jebol. "Tidak terpikirkah kalau kau akan dijebak?" tanya si suara dengan kekehan. "Pastinya." "Dan kau meminta suamimu untuk pergi ke sana?" "...Dia polisi." "Kau ingin dia jadi saksi." "...benar." "Tapi pertanyaan utamanya dariku adalah memangnya kau yakin dia selamat setelah di pelabuhan." Indah tersentak. Ia tidak memikirkan kemungkinan kalau Lukman bisa jadi sudah tiada. "Tidak. Tidak. Aku yakin Lukman pasti masih hidup." Mungkin pikiran itulah yang kelak akan membuat Indah menyesal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN