Merasa belum tenang, akhirnya Kala memilih ke luar ruangan. Dia melirik meja Vanilla dan gadis itu masih ada di sana. "Tunggu, tapi tadi aku belum selesai bicara," ujar Kala perlahan mendekati meja sekretarisnya. Vanilla melongo lalu menunduk santun saat menyadari ketidak sopannya itu. Tidak semestinya dia sekaget itu, tapi yang mengherankan mengapa dia juga sangat grogi? "Maaf, Pak ... ." Vanilla berdiri di depan Kala dengan langkah terburu. Tangannya mengadah seolah minta pekerjaan. Kala melirik telapak tangan Vanilla lewat ekor matanya "Tidak perlu ... Saya cuma mau bilang, nanti malam kamu bisa ikut dengan saya kan?" "Apa?" Tanpa sadar, Vanilla memekik kencang. Kala merapatkan dirinya ke arah Vanilla dia berbisik tepat di telinga. "Kamu tau kan ini misi rahasia dan kita g