Chandra tiba di restoran mewah itu. Dia sengaja menemui Luna, padahal semalaman dia kesal atas sikap tunangannya itu mesra dengan pria lain. Saat itu Luna sedang berada di lantai 10 dan sendirian sedang meneguk segelas kopi. Sebelum menyapanya, Chandra menghela napas terlebih dahulu. Dia keberatan untuk melangkah untuk menghampirinya dan hanya menatap Luna yang sedang meneguk kopi. "Seharusnya aku iba pada tunanganku sendiri, tapi kenapa biasa saja, ya?" Gumamnya. Dia akhirnya memberanikan diri untuk menyambangi Luna. Kemudian menyapanya," Luna, maaf sudah menunggu lama." "Chandra, aku sudah pesankan kopi buat kamu," sahutnya. Luna mengizinkan Chandra didik di depannya agar bisa bercakap-cakap lebih dekat dengan tatapan mata yang hangat. Batin Chandra sebenarnya masih keberatan dan ke