Pertama kalinya Chandra duduk di ruangan karyawan biasa seperti Nirmala. Ia duduk sembari menutup wajahnya dan tak mau diajak bicara. Setelah lima belas menit, Nirmala membawakannya secangkir kopi hitam dan Chandra baru membukakan telapak tangan yang menutupi wajahnya setelah mencium aroma kopi tersebut. "Pak boss, maaf ya. Aku yang salah. Ini baru tahap awal, tapi sudah gagal merebut kembali hati Sendi agar menjauhi Luna. Tapi namanya perjuangan ya begitulah, siapa tahu nanti ke depannya bisa merebut hati dia," kata Nirmala. "Nir, yang sedang saya pikirkan bukan itu sekarang, tapi soal kualitas produk ini." "Jujur aku belum tahu sifat dia itu kayak apa, mungkin aku bisa tahu nanti lewat Sendi, semua butuh proses dan perjuangan. Pak boss semangat ya." Nirmala tersenyum manis. Ada daya