Seketika romantisme mereka buyar sudah karena suara tujuh oktaf dari sang nyonya besar bergema. Chandra segera melepas pelukan itu dan kedua merasa malu setengah mati. Wajah Nirmala memerah apalagi ketika Ibu Yuni menghampirinya. "Ternyata kalian berdua bermain petak umpet di belakang saya," tukasnya. "Jawab yang jujur, kalian di rumah Jakarta suka ngapain aja! Jangan-jangan suka main di ranjang, ya?" "Mama, jangan negatif dulu, kita gak ngapa-ngapain!" Sangkal Chandra. "Iya, bu. Sumpah kita gak ngapa-ngapain cuma--" "Nirmala!" "Mama, Karen, sekarang dia jadi Karen. Jangan panggil Nirmala, please. Ada Luna di sini," bisik Chandra. Betapa tertegunnya Nirmala yang sedang menjadi Karen ketika menyaksikan majikan memohon pada ibunya agar memanggil sebagai Karen. Bagi gadis itu, perhatian