Happy Reading....
Cek typo
__________
Hailey menatap sekitar lokasi di mana sebuah kapal pesiar megah telah menunggu para tamu yang akan hadir. Setiap sudut di jaga oleh orang yang di bekali dengan keahlian khusus.
Meskipun begitu tidak mengherankan karena acara lelang ini tidak terbuka untuk umum. Kalangan Elit saja yang di undang.
Elias terlihat memberikan undangan berwarna emas sebelum menggandeng Hailey masuk ke dalam kapal. Baru kali ini Hailey dapat masuk ke sebuah kapal pesiar megah sebagai tamu bukan lagi sebagai penumpang gelap dan mata-mata.
"Ku harap di sini kamu bisa menjaga sikapmu" ucap Elias.
"Kau tenang saja. Pekerjaanku tidak pernah mengecewakan" jawab Hailey menyeringai.
"Hai Elias, Lama tidak melihatmu" Seorang pria datang di depan Elias dan memeluk Elias ala pelukan lelaki.
"Senang bertemu dengan anda juga paman Jay" balas Elias.
Kalau tidak salah pria yang memeluk Elias ini adalah ayah Jessica karena Hailey sempat melihatnya beberapa kali meskipun hanya sekilas.
"Hari ini akan ada barang yang kau sendiri tidak pernah melihatnya. Aku yakin itu. Dan akan kulihat apakah kau akan menawarnya dengan harga tinggi?" Pria bernama Jay di depan Elias tertawa.
"Wanitamu cantik juga ku harap dia tidak menjadi salah satu barang lelang malam ini" Ujarnya lagi sebelum pergi dari hadapan Elias.
"Apa dia cari mati mau melelangku juga" Hailey mengepalkan tangannya.
"Jaga amarahmu di sini kau sedang bertugas kau masih ingat kan apa tugasmu"
"Semuanya beres di tanganku" sahut Hailey.
"Bagus" lalu Elias merangkul pinggang Hailey sambil berjalan ke ruangan besar di mana tempat acara lelang akan di mulai.
Hailey dapat merasakan kapal mulai bergerak dari pantai. Hailey melihat setiap orang yang melewatinya sambil memperhatikan kemana orang yang di katakan Elias saat di mobil tadi. Hingga Hailey menemukan orangnya tengah duduk di barisan paling ujung sebelum nomer dua dari belakang.
Tunggu sampai acara lelang ini selesai Hailey baru akan memulai aksinya.
Hailey menunggu acara lelang, sangat membosankan. Barangnya juga tidak menarik kenapa begitu mahal. Hanya benda kuno saja harganya begitu tinggi. Hailey menggeleng melihat sebuah artefak di tawar dengan harga 150 juta . memang kalau sudah hobi itu tidak masalah.
Namun saat benda kedua di keluarkan Hailey begitu terkejut nyaris tersedak salivanya sendiri.
"Sebuah kalung kristal dari jaman abad ke-8 kaisar ning. Di temukan di galian lahan kosong di desa xxx. Dibuka dengan harga 50 juta".
Orang orang langsung mengangkat pelakat angka mereka masing-masing saling berebut mendapatkan kalung kristal itu. Sedang Elias masih duduk dengan santai seakan tidak tertarik.
Memang untuk apa Elias membeli benda aneh itu. Hailey mangangkat sudut bibirnya.
"Jadi tawaran tertinggi adalah 170 juta. Apa ada yang akan menawar lebih tinggi"
Hailey melirik Elias lagi. Tidak ada tanda tanda lelaki ini berminat pada kalung kristalnya. Tapi tiba-tiba.
"10 juta" serunya. Orang orang menatap Elias.
"hei aku menawarnya lebih tinggi" Seru orang di belakang Elias.
Elias tersenyum
"Aku belum selesai. Maksudku adalah 10 Juta dolar amerika" imbuhnya.
Orang orang tercengang.
"Jadi kalung kristal ini di menangkan oleh pria nomor 05"
Elias menyeringai sambil menatap Hailey
"Apa kau puas" ujarnya. Hailey menaikkan sebelah alisnya kemudian mengedikkan bahu.
"Sama sekali tidak"
Begitu acara lelang selesai Hailey memijit keningnya melihat kelakuan Elias. Bayangkan jika 4 sesi terakhir semua barang yang bernilai tinggi dia embat semua. Entah apa yang akan pria ini lakukan nantinya. Tapi jujur bagian kalung kristal yang kini di pakenya sangat menarik.
Selanjutnya pesta bebas. Para tamu di persilahkan melakukan apa yang mereka mau sesuai dengan standar peraturan di kapal.
Hailey berjalan menjauh mencari orang yang akan menjadi targetnya. Hailey melihat seorang wanita berdiri sendiri menghadap laut, Hailey berniat menghampiri namun ke duluan dengan pria paruh baya. Hailey bersembunyi.
Pria paruh baya tadi terlihat saling berbicara. Si wanita terlihat marah dan pria itu menikamnya sebelum melemparkan wanita tadinke laut.
Klotak
Hailey mengumpat "Sialan kenapa kapal sebesar ini ada sampah kalengnya" menoleh ke arah orang tadi.
"Gawat"
Hailey segera menghilang sebelum pria baruh baya tadi menemukannya.
"Sepertinya aku tadi melihat ada orang yang menyaksikan aku membunuhnya" pria tua itu melihat sekeliling yang sepi.
"Ah sudahlah"
Hailey muncul kembali saat pria tua tadi pergi.
"Aku harus mengatakan pada Elias tentang hal ini"
----
Dua hari kemudian..
Hailey membanting pintu kamarnya dengan kesal. Merasa di permainkan oleh pria b******k semacam Elias.
Mereka baru saja pulang dari perjalanan kapal pesiar selama dua malam. Elias tidak pernah sekalipun diam, setiap ada kesempatan selalu menyuruh Hailey ini dan itu.
Kesal? Tentu saja. Hailey bukan pelayan Elias dan di perlakuan seperti itu merusak ego Hailey. Apa lagi Elias lebih banyak menghabiskan dengan wanita lain dan mengabaikannya.
Rasanya Hailey ingin berendam air hangat untuk meredakan emosinya yang meletup letup. Jangan sampai nanti dia merobohkan gedung tempat tinggalnya sendiri. Atau datang ke rumah Elias dan mencekik lelaki b******k itu sampai mati.
Hailey belum mendapatkan berliannya.
Untuk beberapa saat Hailey merileks kan diri dengan berendam air hangat. Pikirannya terasa lebih ringan. Segera setelah menuntaskan mandinya, Hailey bergegas memakai pakaiannya dan pergi ke suatu tempat.
Menemui Rehan. Lelaki itu pasti merasa di abaikan. Hailey sadar betul dan ingin sedikit memberi pelajaran untuk rehan. Tapi sekarang sudah cukup.
Hailey berjalan setelah memakirkan mobil dengan apik. Kaki jenjagnya berjalan menuju sebuah bar di mana Rehan sering menghabiskan sebagian besar waktunya di sana.
Begitu masuk dan melihat keberadaan Rehan, Hailey berdecih pelan.
Terlihat Rehan tengah memangku dua wanita sexy yang merayunya.
Namun saat menyadari keberadaan Hailey, Rehan meleparkan dua wanita tadi begitu saja.
"Apa kamu sekarang menyadari jika aku tak di sampingnya kau akan membutuhkanku?" Ucap Rehan songong.
Hailey duduk di sebelah Rehan.
"Bosan saja tidak ada yang bisa ku perintah lagi" Sambil menuangkan wine ke dalam gelas.
Rehan tersenyum sambil memeluk pinggang ramping Hailey dari samping
"Artinya aku di maafkan?"
"Jangan senang dulu. Bukan berarti aku datang dan aku sudah memaafkanmu"
Rehan tidak menghentikan senyumannya
"Aku tau sifatmu Hailey, apa yang kamu katakan padaku sekarang belum tentu kebenarannya" sambil mencium pipi kiri Hailey.
Gadis itu duduk bersandar sambil menopang kaki ke atas kaki yang lain.
"Bagaimana pekerjaanmu di sana?"
"Seperti biasa. Rasanya aku bosan bekerja sebagai mata-mata lebih baik aku menikmati kehidupan indah ku ini dengan sebaik mungkin"
"Jadi kau keluar!" Seru Hailey langsung menjeda kalimat Rehan.
"Aha. Tapi tenang saja aku masih setia padamu jika itu yang kamu takutkan"
"Aku tak takut apapun"
"Benarkah?" Rehan menatapnya tak percaya.
Hailey mendengus.
Selanjutnya Hailey merangkul leher Rehan
"Beberapa hari yang lalu ada yang mencoba mengikutiku"
"Bukannya itu sudah biasa kemudian kau akan membunuhnya kan?" ucap Rehan.
Hailey mengangguk
"Anehnya orang yang mengikutiku itu memiliki aroma vampir sedang dengan jelas aku melihat dengan mataku dia manusia biasa"
"Dan kamu membunuhnya" sahut Rehan dengan santai sambil meminum wine.
"Tanpa sadar aku menendangnya saat dia menyerangku tiba-tiba entah dia mati atau tidak aku juga tak peduli. Tapi setelah itu aroma pada tubuhnya menghilang. Aku jadi penasaran"
Rehan menarik tangannya dari pinggang Hailey lalu menatap gadis ini.
Rehan mulai tertarik dengan penjelasan Hailey.
"Apa kamu yakin?" katanya.
"Tentu saja. Tapi setelah itu aku merasakan kehadiran Vampir lain, aromanya bercampur dan auranya sangat kuat, selama 25 tahun hidup, baru kali ini aku merasakan kekuatan seperti itu selain milik ayah ku"
"Apa mungkin itu ayahmu?" Tebak Rehan.
"Tidak mungkin. Kedua orang tuaku tengah mengasingkan diri dari peradaban. Mereka tidak akan muncul jika kondisi tidak mendesak"
Rehan maupun Hailey terdiam untuk beberapa saat.
"Hailey. Menurutmu apa ada manusia yang bersekongkol dengan vampire?" Ujar Rehan.
"Jika benar itu terjadi artinya kita bisa dalam bahaya" lanjutnya.
Hailey menghela nafas rendah
"Sebelumnya aku pernah mendengar salah satu cerita lama. Benar tidaknya cerita itu aku tidak tau tapi kemungkinan bisa saja terjadi. Tapi apa mungkin pemburu vampire itu ada?" ucapnya dengan nada tidak yakin.
Rehan mengedikkan bahu.
"Aku juga belum pernah mendengar istilah pemburu vampire"
Hailey menopang dagunya
"Tapi apa iya pemburu vampir adalah vampir juga? terlebih ingin menghancurkan kaumnya sendiri? Ini terdengar aneh"
"Kita harus menyelidiki ini dan aku butuh bantuanmu lagi" Hailey menatap Rehan.
"Tenang saja bagiku membantu seorang ratu yang sangat cantik ini tidak masalah" Ucap Rehan mencium punggung tangan Hailey.
"Tapi omong-omong kamu sendiri bagaimana?" tanya Rehan yang sudah duduk santai seperti tak terjadi apa-apa.
"Biasa saja. Sangat sulit mendapatkan informasi tentang dia tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Ini terlalu menarik untuk di lewatkan"
Rehan menggeleng pelan
"Jangan sampai terlalu lama dekat dengan Elias kau malah jatuh cinta padanya"
"Itu tidak akan pernah terjadi" ucap Hailey dengan percaya diri.
Mana mungkin dia jatuh cinta dengan pria sombong macam Elias, yang ada setelah mendapatkan informasi dari Elias selengkap lengkapnya Hailey akan tertawa puas di atas penderitaan lelaki itu nantinya.
Oh iya. Hailey hampir lupa perjanjiannya dengan Elias.
Perjanjiannya adalah Hailey masuk ke dalam gang Elias dan Elias tidak akan pernah menyebarkan beritanya ke publik.
Terdengar menguntungkan bagi Elias tapi merugikan bagi Hailey.
Namun setelah Hailey berhasil dengan misinya maka Elias tidak bisa berbuat apa-apa. Semua kendali ada di tangan Hailey, tapi entah sampai kapan permainan ini akan selesai.
"Melamun?" Tegur Rehan. Hailey terkejut tapi dengan cepat menyembunyikan keterkejutan nya dari Rehan.
"Cheer's for the game" Hailey mengangkat gelasnya mengalihkan pembicaraan. Mau tak mau Rehan juga melakukan hal yang sama.
"Baru kali ini aku melihatmu sangat berambisi Hailey. Ku harap kedepannya kau bisa berhasil dengan tujuanmu"
"Tentu saja. Siapa yang bisa menghalangi ku?"
Mereka tertawa sambil menghabiskan beberapa gelas minuman bersama.
________
Jangan lupa tinggalkan komentar terbaik kalian ya...
Salam sayang dari
SILAN