Bab 6

1673 Kata
Hailey mengantarkan Arthur kembali kerumahnya. Jika bocah itu terlalu lama bersamanya bisa saja bahaya datang pada Arthur. "Kamu tidak ingin mencoba masakan ibu" Arthur menahan tangan Hailey. "Apa ibumu ada di rumah?" Arthur mengangguk. "Baiklah. Ayo" Terlihat Skyla tengah sibuk memasak sesuatu. Hailey tersenyum lembut melihat istri kakaknya itu. Meskipun sedang hamil anak kedua Skyla tetap memperhatikan keluarganya dengan baik dan sama sekali tidak mempermasalahkan siapa Aaron sebenarnya. "Kenapa kamu tidak memperkerjakan seorang koki untuk membuat masakan dan membantumu di sini" Ucap Hailey saat Skyla meletakkan piring berisi spageti kesukaan Arthur. "Aku lebih suka mengurus semua sendiri" jawab skyla sambil tersenyum. Lalu kembali sibuk lagi. "Kenapa kakak masih mengijinkan kamu bekerja. Perutmu sudah mulai besar jangan sampai sesuatu terjadi dengan calon keponakan keduaku" Skyla tertawa kecil "Kamu persis dengan kakak mu. Aku baik-baik saja. Saat mengandung Arthur pun aku masih sering bekerja seperti ini sampai dia keluar jadi anak nakal sepertimu" "I'm not Naughty!" seru Arthur tak terima di katakan nakal. "Sejak kapan kalian datang" Sapa Aaron yang baru datang membawa banyak sayuran dan buah buahan. "Baru saja. Jika auntie tidak memaksaku kembali ke rumah" Sahut Arthur ketus sambil memalingkan wajahnya kesal. Hailey terkekeh pelan. "Dasar anak tukang ngambek" "Itu karena dia mengikuti gayamu" Celetuk Aaron yang mulai membantu kesibukan Skyla. "Aku tidak seperti ini" "Menurutmu. Aku ini adalah kakakmu dari kecil sampai besar jadi aku tau betul sifatmu bagaimana" "Kenapa kakak tidak pernah membelaku" protes Hailey. Arthur tertawa kecil sambil menikmati makanan nya. Hailey melirik Arthur kesal. Aaron meletakkan semangkuk besar buah beberapa macam jenis ke atas meja. "Aku akan keluar. Lain kali aku akan datang lagi" "Eh kamu tidak mau--" "Dia akan pergi jika itu sudah menjadi keputusannya" Sahut Aaron. Hailey memutar bola matanya jengah saat melihat kakak nya itu merangkul mesra pinggang istrinya. "Ya ya. Kenapa aku punya kakak yang menyebalkan sepertimu" gerutunya sambil berjalan keluar. Skyla mencubit pinggang Aaron "Apa yang kamu lakukan. Dia adikmu" "Sudah biarkan saja" ---- "Apa yang kamu lakukan!" Seru Hailey saat dia berpapasan dengan pria paling menyebalkan selain kedua kakaknya. "Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Apa kamu mengikutiku?" Elias mengerutkan dahinya. Hailey memijat keningnya "Kenapa aku bisa bertemu lagi dengan mu. Bikin mood ku hancur lagi" "Aku punya salah apa denganmu?" Tanya Elias tak sadar diri. Menurut dia yang menabrak dan membawa Hailey masuk kedalam masalahnya siapa lagi kalau bukan kelakuan lelaki sombong ini. Hailey menghela nafas "Ku tanya sekali lagi. Apa yang kamu lakukan di tempat ini. Setauku tempat ini tidak menerima sembarang tamu" "Aku tinggal di lantai 20" Jawab Elias "Jadi kau sendiri apa yang kamu lakukan di sini?" Meneguk salivanya sendiri. Hailey baru tau jika pemilik penthouse terbesar di gedung ini adalah pria sombong ini. Itu artinya mereka bertetanggaan. Sial. Keluar dari kandang buaya malah masuk kandang singa. "Apa yang kamu lakukan di sini" tanya Elias sekali lagi. "Bukan urusanmu" Elias menahan tangan Hailey "Menurutku sekarang menjadi urusanku. Kau tiba-tiba datang ke mari jangan-jangan kau mengikutiku karena sudah memikirkan tawaranku kemarin?" "Jangan bermimpi!" Hailey menunjuk Elias "sampai kapanpun aku tidak akan pernah menjadi anggota gang mu atau menjadi wanitamu" ucapnya. "Lalu kenapa kamu kemari?" "Karena aku juga tinggal di sini" oh s**t! Hailey keceplosan. Elias tersenyum miring "Jadi kamu juga tinggal di sini" katanya. Hailey langsung keluar begitu pintu lift terbuka. Sekali lagi Elias menariknya dan segera menutup lift kembali. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan!" Hailey menghempaskan tangan Elias. "Ini baru lantai 15. Setauku tidak ada lantai kosong selain lantai paling atas" "Aku tinggal bersama tante ku" "Oh ya?" "Apa kamu tidak percaya?" Elias menggeleng "Orang yang tinggal di lantai 15 adalah mahasiswa itupun seorang pria. Jadi aku tidak percaya" Hailey mengumpat dalam hati. Sebenarnya apa yang tidak di ketahui pria sombong ini. "Lalu kenapa kamu ikut?" "Ingin mengantarmu" Jawab Elias seadanya. Hailey keluar dari lift. Perasaannya dongkol ingin menghajar Elias saat ini juga. Tapi tunggu. Jika Elias tinggal satu lantai di bawahnya bukannya ini bagus. Itu artinya ia bisa dengan mudah mencari informasi yang selama ini dia butuhkan. "Rehan sejak kapan kamu datang kemari?" Tanya Hailey begitu dia masuk ke dalam mendapati Rehan duduk di sofa dengan santai. "Sejak tiga jam yang lalu" Jawab Rehan sambil melihat jam tangannya. "Apa ada informasi yang akan kamu bagikan denganku?" Rehan mengedikkan bahu "Hanya datang untuk menjengukmu" Rehan berjalan mendekat memeluk pinggang Hailey. Hailey tertawa lalu mendorong Rehan pelan "Aku punya sesuatu yang akan ku beri tahu padamu" sambil melepas jaket kulitnya namun tak sengaja tangannya menyentuh sesuatu. "Ada apa?" tanya rehan. Hailey memeriksa jaket kulitnya dan menemukan benda berbentuk bundar kecil yang berbahaya. "Hailey--" Gadis itu mengangkat sebelah tangan menahan Rehan untuk melanjutkan kalimatnya. Hailey menarik nafas "MATI SAJA KAU KE NERAKA!" teriaknya lalu melemparkan penyadap suara keluar melewati jendela. Di lain tempat Elias melemparkan earphone di telinganya begitu mendengar teriakan Hailey. "Kenapa wanita itu cepat sekali menemukan penyadap yang ku masukkan di saku jaketnya" Sambil meneguk whiskey Elias tersenyum penuh Arti. Apa lagi tadi dia sempat mendengar suara pria. "Sepertinya permainan ini akan menarik" "Siapa itu tadi?" Tanya Rehan. Hailey menghempaskan diri di sofa. "Orang gila yang menetap satu lantai di bawahku" "Really! Sampai dia memasukkan benda itu pada bajumu?" "Hhh.. Rey dengarkan aku baik-baik. Orang gila yang aku maksud ini adalah ketua gang Asamai. Kau tau Dylan memberiku misi ini untuk mencari informasi tentangnya" "Asamai... Asamai... Sepertinya nama ini tidak asing di telinga ku" Rehan terlihat berpikir sedangkan Hailey menepuk dahinya sebelum mencubit kedua pipi Rehan. "Dia gang mafia bodoh! Kenapa kau tidak tau. Nama gang itu begitu terkenal" ucap Hailey kesal. "Oh pantas saja aku merasa tidak asing dengan namanya" Rasanya Hailey ingin melemparkan Rehan ke atas langit hingga tak terlihat lagi wujudnya. "Hailey. Dari kemarin aku ingin mengatakan kalau Sarah itu ternyata penghianat" "Aku sudah tau" jawab Hailey dengan santai. "Benarkah! Wah padahal aku baru akan memberitahumu soal dia mencuri ponselku" Hailey menatap Rehan kesal "Dan kamu Rehan apa tau jika aku sudah membunuhnya"  Ujar Hailey dengan nada malas. Rehan terlihat kaget. Hailey tidak peduli saat kebodohan rekannya ini kambuh lagi. "Sejak kapan?" "Kemarin" "Apa kamu menghisap darahnya?" "Tidak" "Lalu kamu membunuhnya dengan cara apa?" "Rey, kamu cerewet sekali kepalaku pusing mendengar pertanyaanmu. Apa perlu aku mempraktekkan saat membunuh sarah padamu agar kau juga cepat menyusulnya ke neraka?" Rehan menggerakkan tangan seolah menghalangi Hailey mendekatinya. "Tidak perlu. Lebih baik aku diam saja" katanya. Hailey memutar bola mata jengah. "Bagus! Dari pada kau mati juga" "Jadi sudah berapa persen kamu mendapatkan informasi tentang dia?" Rehan Mengikuti Hailey saat wanita itu mengambil sesuatu berwarna merah dari tempat khusus dan menuangkan ke dalam gelas. "ini bagianku. Kau cari kesibukan lain saja" "Elias tidak akan membiarkanmu tetap hidup jika dia tau kau adalah mata-mata" "Aku tidak peduli" Hailey meletakkan gelas ke meja "Seandainya dia ingin membunuhku mungkin dari kemarin dia melakukannya saat aku tau identitas Elias. Tapi sampai sekarang dia tidak membunuhku kan? Toh aku juga tak mudah untuk di kalahkan" Rehan memeluk Hailey dari samping "Kau itu seperti kucing bernyawa sembilan Hailey. Meskipun banyak orang ingin membunuhmu kau tetap saja masih bisa lolos" Hailey berdecih pelan sambil memalingkan wajah "Aku putri keluarga klan vampir terbaik. Membunuhku? Untuk melukaiku saja mereka harus membayarnya dengan nyawa" Rehan tersenyum tak heran selama bertahun tahun dia setia pada Hailey. Gadis itu selain keras kepala juga kuat. Siapapun yang menghalangi jalannya akan dia singkirkan dengan mudah. Tak terkecuali orang terdekatnya sekalipun. Hanya saja Hailey tidak bisa membantah peraturan dari klan keluarga Vampire nya. Jadi jangan salah menilai Hailey yang baik dan sopan. Justru Dia jauh lebih mengerikan dari seorang monster. Elias menghembuskan asap rokok ke udara sebelum meneguk wine dari dalam gelas kristalnya. Pintu di ketuk begitu tidak sabaran. Elias menggeram kesal. "Sepertinya ada yang mau cari masalah denganku" Bangkit dari tempat duduknya, Elias membuka pintu utama. Dorongan kuat yang tiba-tiba nyaris membuat Elias terjungkal ke belakang jika tak sigap dia menahan beban yang tidak seimbang mungkin sudah mencium lantai yang dingin. "Apa-apa ini!" Elias menatap Hailey dari bawah ke atas "Wait! Sepertinya aku akan dapat kabar bagus" Plakkk... Satu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Elias hingga meninggalkan jejak 5 jari. Elias merasa pipinya berdenyut sekaligus perih saat bekas jari jari Hailey kini memibingkai wajahnya. "Kurang ajar! Beraninya kau!" Elias langsung mendorong Hailey ke dinding dengan kasar. "Ingin mulai perang denganku!" ujar Elias. Hailey menendang tulang kering Elias. Pria itu mengaduh kesakitan. Hailey berdiri sambil berkacak pinggang "Apa maksudmu memasukkan penyadap di bajuku?" Elias tertawa lalu kembali berdiri "aku hanya penasaran sebenarnya apa yang ku hadapi ini. Manusia atau hantu?" Jantung Hailey sempat berhenti berdetak. Apa maksudnya ini? Jangan-jangan Elias tau siapa jati diri Hailey yang sebenarnya. "Tapi menurutku hantu tidak menginjak tanah lalu siapa dirimu?" "Kenapa kau justru mempertanyakan hal aneh ini padaku?" "Jangan kamu pikir bisa mengelabuiku. Mungkin orang lain bisa tapi aku tidak" Elias menarik Hailey lalu mendorong gadis itu duduk sedangkan Elias pergi mengambil sesuatu. Perasaan Hailey mulai tak tenang saat Elias datang dan melemparkan beberapa lembar foto yang hanya berisi gambar kosong ke atas meja. Lelaki itu mengunci Hailey di bawah dua lengan kekarnya. "Seharusnya kau ada dalam gambar itu. Tapi kamera tak bisa mengambil gambarmu terlebih setelah aku menyelidiki keluargamu hanya kakak pertamamu 'Aaron' pemegang Ainsley Entreprise yang bisa ku dapatkan fotonya. Sebenarnya kau ada dalam keluarga seperti apa?" Hailey ingin rasanya membunuh Elias saat ini juga tapi sangat di sayangkan jika misinya kali ini gagal. Tapi rahasia keluarganya nyaris terbongkar. Sialan! jadi selama ini Elias diam-diam mencari informasi mengenai keluarga nya. "Mungkin itu kesalahan gotografermu" Ucap Hailey mencoba mengalihkan. "Benarkah?" Elias mencengkeram dagu Hailey dan memaksa gadis itu menoleh ke satu arah. Baru kali ini Hailey ingin melompat ke dalam lubang gelap yang begitu dalam sampai Elias tak dapat melihatnya. Hailey tidak menyadari jika penthouse Elias dipenuhi dengan kaca. Terlihat saat ini hanya Elias saja yang terlihat dapat memantulkan gambar dirinya di cermin. Dalam kondisi normal Elias justru jelas-jelas masih menghimpit tubuh Hailey. "Damn it! Ini sih namanya cari mati" batin Hailey. "Sekarang kamu ingin mengelak seperti apa lagi? Awalnya aku juga berpikir itu kesalahan Fotografer tapi saat di dalam lift tadi aku baru menyadari sesuatu. Siapa kau sebenarnya?" Dengan nada mengintimidasi. Hailey tak dapat berbuat apa-apa baru kali ini dia merasa pikiranmu blank. Hailey kehabisan kata-kata "Tubuhmu ada. Tapi bayanganmu tidak. Menurutmu apa aku harus percaya di dunia modern seperti ini ada makhluk sepertimu berkeliaran?" "Oh satu lagi. Malam saat kau tertembak itu bukan cairan merah yang kamu bawa melainkan memang darahmu hanya saja kau  punya sel yang bisa membuat tubuhnya sembuh dari luka dengan cepat karena dirimu tidak bisa dengan mudah untuk di lukai" Elias menatap Hailey yang masih berada dalam kungkungannya. Elias tersenyum miring. "Iyakan VAMPIRE" Kata-kata terakhir Elias barusan meyakinkan Hailey jika pria ini tak takut akan keberadaannya. Tapi kenapa justru dia yang takut pada Elias sekarang? ____ To be continue Jangan lupa bahagia Salam sayang dari  SILAN
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN