Bab 8

1928 Kata
Pintu kayu besar terbuka saat Elias masih berbicara dengan orang di seberang telfon. Lelaki itu melirik sekilas pria bertubuh kekar yang berdiri tak jauh dari tempatnya. "Baik. Tunggu saja aku akan segera tiba di tempatmu" Elias mematikan ponsel dan menatap Jason. "Sepertinya ada yang kamu butuhkan sehingga membuat seorang Jason Hilton datang menemuiku" Lelaki itu mematik korek api untuk menyalakan cerutu dia. Jason mengambil duduk di kursi "Aku datang untuk meminta bantuanmu" Elias menghembuskan asap lewat bibirnya ke udara "Apa yang bisa ku bantu untuk teman lama ku ini" ucapnya. "Gagalkan pembantaian yang akan kalian lakukan terhadap keluarga stevano" Elias tertawa berjalan menghampiri Jason dan duduk di kursi sebelahnya. "Ini urusan keluargamu dan aku tidak akan ikut campur" katanya tak peduli. "Cuman kamu yang bisa mengendalikan keluarga Hilton. William si pria tua itu sungguh keras kepala" Elias menepuk bahu Jason "Meskipun kamu bukan lahir dari keluarga mereka tapi kaulah satu-satunya pewaris yang mereka miliki. Adikmu seorang wanita apalagi dia juga tidak tau kan siapa william dan Margareth sebenarnya" "Maksudmu?" "Jason bodoh. Untuk mengagalkan rencana mereka untuk menghancurkan keluarga Stevano cukup mudah" Sekali lagi Elias menghisap cerutunya dan menghembuskan asapnya dengan nikmat. "Kau tinggal membunuh saja orang tua angkatmu itu dan masalah akan selesai" Elias tersenyum jahat. Jason berdecih "Apa kamu lupa kalau dia adalah panglima gang mafia yang terkenal akan kekejamannya. Menurutmu jika aku membunuhnya antek-antek dia tidak akan membunuhku juga?" "Aku sangat menghargai kedatanganmu ke mari. Tapi aku tidak bisa membantumu kali ini. Keluarga Stevano juga sangat membuatku jengkel. Mentri pertahanan itu beberapa kali telah menggagalkan rencanaku menyelundupkan senjata" Jason mengepalkan tangannya Elias menatap jason lagi "Tapi jika kamu sendiri ingin mengalahkan rencana william aku tidak akan menuntut mu. Secara otomatis kau juga yang akan menduduki tempatnya. Lagian william sudah terlalu tua untuk menjadi panglimaku lagi" Jason terlihat tersenyum kemenangan "Ku pegang kata-katamu" "Apa aku mengganggu pembicaraan kalian?" Sontak Elias dan Jason menoleh. Elias tidak heran tapi jason terlihat kebingungan. Jason menatap Elias seakan menanyakan sesuatu. Elias mengedikkan bahu. "Jika tidak ada yang perlu kamu bicarakan lagi sekarang aku ada urusan dengannya" ujar Elias pada Jason. Jason beranjak dan pergi dari ruangan Elias. "Bisakah kamu datang secara normal" Ucap Elias pada Hailey yang datang tidak lewat pintu. Pantas jika Jason terlihat heran tadi. Dia berpikir mungkin sejak kapan wanita ini sudah ada di dalam ruangannya?. "Aku tidak tau kau sedang ada tamu"   Elias mematikan cerutunya berjalan menghampiri Hailey "Jadi sudah kamu dapatkan?" tanya Elias. Hailey membawa tas hitam kemudian di serahkan pada Elias. Lelaki itu menerima dan meletakkan ke atas meja. "5829 itu adalah kode nya" Ujar Hailey. Elias membuka sandi dan klik. Tas terbuka. "Untuk apa kamu menyuruhku mengambil benda aneh itu" Hailey bersendekap tangan memperhatikan Elias membongkar satu persatu benda di dalam tas tersebut dan menyusunnya menjadi sebuah senjata. Hailey terlihat tidak kagum sama sekali. Bergelut di dunia CIA sudah cukup lama membuatnya sangat tau benda rakitan seperti yang kini Elias pakai. "Ini tidak aneh. Ini adalah alat yang mematikan sehingga banyak orang berebut untuk bisa mendapatkan alat ini" Elias mengusap senjatanya lalu meletakkan ke tempatnya semula dan menatap Hailey sambil mengulurkan tangan "Kau lulus tes. Jadi selamat bergabung" Ucap Elias. Hailey tersenyum miring sambil menjabat tangan Elias. Selangkah lagi dia akan segera mendapatkan informasi lebih banyak mengenai Elias. Hailey sudah memutuskan untuk bergabung di dalam gang yang Elias pimpin. Tapi hanya untuk sementara sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Sedangkan Elias sendiri juga sudah mempersiapkan rencana. Hailey tidak mudah untuk di lukai, tugas berbahaya pasti mudah dia lakukan. Apa lagi Hailey bukan manusia yang artinya kematian tidak berarti bagi wanita itu. Mereka tidak sadar jika apa yang mereka lakukan justru nantinya akan saling mengutungkan. Elias dan Hailey memasuki sebuah klub and casino. Kedua orang itu berpisah saat sudah di dalam. Hailey menunggu Elias saat lelaki itu tengah berbicara dengan seseorang di suatu ruangan khusus sehingga Hailey tidak bisa mendengar pembicaraan mereka terlebih musik juga berdentum begitu keras. Sepasang mata Hailey melihat sekeliling. Tempat ini tidak seramah yang dia bayangkan. Begitu banyak orang yang mencurigakan di sekitarnya. Hailey mendekati salah satu meja di mana jika dia memilih angka dan angka itu yang terpilih dia lah pemenangnya. Ini di sebut judi. Beberapa kali Hailey  memperhatikan orang yang menang akan merasa sombong dan yang kalah akan menunduk lemas. Ujung bibir Hailey berkedut rasanya gatal untuk segera mengalahkan orang-orang sombong ini. Dooorrr.... Ujung pistol Elias berasap dan pria di depannya tumbang ke lantai. "Kalian bereskan mayatnya dan jangan membuat keributan" perintah dia pada dua orang bodyguardnya. Elias penasaran dengan apa yang Hailey lakukan di luar. Begitu Elias tiba di ruang yang berdominasi warna Gold semua orang berkumpul di satu tempat dan sangat berisik. Mencoba menerobos kerumunan orang-orang di bantu para bodyguardnya kini Elias dapat melihat jika Hailey tengah bermain bersama pria-pria kaya. Gadis itu menarik koin di meja ke sampingnya, sedangkan ke tiga orang di depannya menundukkan kepala di atas meja. Elias tersenyum miring "Dasar vampir" pikirnya. Hailey menyadari keberadaan Elias dan hanya menampilkan senyuman kepuasan. "Jadi siapa lagi yang akan menantangku. Aku akan memberikan seribu koinku jika ada yang bisa mengalahkanku" Begitu banyak yang tertarik dengan tawaran Hailey. Namun tak sedikit juga yang undur diri karena takut kalah. 'Pengecut' batin Hailey. Namun tiba-tiba Hailey merasakan seseorang menarik pinggangnya "Sudah cukup permainannya. Kau sudah tau mereka tidak bisa mengalahkanmu tapi kau tetap saja ingin mengambil uangnya" bisik Elias. "Aku membenci orang sombong. Jadi mereka pantas mendapatkannya" jawab Hailey. Mereka keluar dari dalam ruangan itu. Elias membawa Hailey atau gadis ini akan membuat orang jatuh miskin semua. "Apa kau sebegitu inginnya dengan uang?" Tanya Elias saat mereka sudah ada di dalam mobil. Hailey tertawa meremehkan "Aku tidak butuh uang. Tanpa uang pun aku masih bisa hidup" "Dengan membunuh orang" Sahut Elias. Hailey mengangguk "Mungkin kau salah satunya" ucap dia. "Lalu kamu akan apakan uang yang begitu banyak ini" "Membeli darah" Jawab Hailey dengan entengnya. "Kenapa tidak kau makan mereka langsung? Bukannya di dalam cerita vampir akan menghisap darah manusia secara langsung?" "Ini bukan urusanmu" ucap Hailey dingin. Elias tidak melanjutkan pertanyaannya, lelaki itu memilih diam sambil mengarahkan mobil ke sebuah klub lain jauh dari tempat yang sebelumnya. "Apa kau sangat hobi mendatangi tempat hiburan malam?" Celetuk Hailey. "Tentu saja" Jawab Elias tanpa beban sembari keluar dari mobil meninggalkan Hailey. Gadis itu mengejar Elias. "Beri aku minuman terbaikmu" Elias menarik kursi. Hailey mengambil duduk yang berjarak dua kursi dari Elias. "Okay! Tunggu sebentar" Sahut bartender tampan itu. Hailey melihat kerumunan orang. Indra penciumannya merasakan jika ada vampir lain di tempat ini. "Kau mau ke mana?" tiba-tiba Elias mencekal tangannya. "Aku ada urusan. Kau minum saja dulu" Elias melepaskan tangan Hailey. Gadis itu masuk ke dalam kerumunan mencari sumber aroma vampir yang baru kali ini dia rasakan. Aromanya begitu kuat tapi bercampur dengan sesuatu. Bola mata Hailey menangkap seorang pria bertopi yang langsung berlari saat melihatnya. "Sialan! Kau tidak bisa lari dariku" Hailey mengejar pria bertopi tadi. "Kemana perginya" Hailey celingukan. Aromanya samar-samar memudar tidak sekuat tadi. "Aku yakin dia masih di sekitar sini" Gumam Hailey. Namun aroma tadi kembali lagi dan sangat kuat. Hailey berbalik dengan gerakan memutar dia menendang keras orang yang menyerang nya dari belakang hingga tersungkur indah di atas tanah. Pria bertopi tadi. Hailey pengerutkan dahi bingung. Aroma vampir berasal darinya namun jelas jelas pria ini bukan vampir. "Apa kau sudah mati?" Tanya Hailey saat pria itu tidak bergerak sama sekali. Tapi Hailey tetap waspada, siapa tau ini jebakan. "Hei kau tidak boleh mati dulu. Kau masih belum memberitahuku kenapa mengikutiku" Hailey menggerakkan pria itu dengan kakinya. Tapi tetap tak bergerak. Aroma di tubuh pria itu tiba-tiba menghilang. Hailey di buat bingung. Pasalnya meskipun sudah benar-benar mati, Vampir tetap akan meninggalkan aromanya kecuali menjadi debu. Hailey yakin jika pria ini hanya di jadikan sebagai bahan percobaan. Tapi siapa yang bisa melakukan hal seperti ini. Pasti orangnya memiliki kekuatan yang sangat kuat. "Hey!" Seru Elias. Tapi Hailey menoleh ke arah lain. Barusan aroma yang bercampur dengan sesuatu yang tidak bisa di jelaskan sempat tercium lagi namun menghilang bersamaan dengan kedatangan Elias. "Kau baru keluar beberapa menit tapi sudah membunuh orang. Apa kau menghisap darahnya?" ujar Elias. "Tidak" Jawab Hailey seadanya "Aku merasa ada sedikit kejanggalan sebelum kau datang" sambil melihat ke sekeliling. "Apa yang kamu cari. Kau ingin pulang denganku atau pulang sendiri" Hailey memincingkan mata menatap Elias "Sejak kapan aku perlu naik mobilmu?. Jika ingin pulang maka pulang saja sana aku justru bisa lebih cepat sampai dari pada mobil ke rumahku" Elias berdecak kesal tapi Hailey benar. Gadis itu bisa menghilang dengan sekali kedipan mata jadi kenapa dengan bodohnya dia menawarkan untuk pulang bersama? "terserah kau saja" Elias melambaikan tangan ke udara masa bodoh sambil menjauhi Hailey. Tapi Elias berbalik lagi sembari menarik tangan Hailey "Meskipun kau bisa menghilang aku tidak peduli. Tapi kau adalah anggotaku jadi harus menuruti perintahku" Bossy. Tapi anehnya Hailey tidak menolak Elias menarik lengannya padahal dulu dia akan langsung menghajar siapapun yang berani bertindak seenaknya terhadap Hailey. Lalu ini apa? -----+ Hailey mengetukkan jari di atas meja, tangan satu lagi menopang wajahnya. Kemudian mengetik sesuatu di atas papan keyboard. "Sudah begitu lama tapi cuman segini informasi yang ku dapatkan" Gumam Hailey. "Aku penasaran dimana pria itu menyembunyikan kejahatannya. Pasti ada ruangan rahasia, aku yakin itu. Tapi di mana?" Hailey kembali mengetukkan jari di atas meja. "Baru kali ini aku menemui target yang sangat sulit di kalahkan" Hailey menatap gambar berlian yang menjadi background mac nya "Berlianku tunggu aku sebentar lagi akan menjemputmu" ucap nya pada gambar. "Rehan keluar kau. Aku tau kamu disini!" Seru Hailey. Tiba-tiba Rehan keluar dari udara di samping Hailey. "Instingmu kuat sekali" ucap lelaki itu. Hailey menoleh 70 derajat ke arah rehan dalam posisi duduk sebelum berdiri dan mencengkeram kemeja lelaki di depannya ini. "Kebetulan kamu datang. Dari kemarin aku ingin menghajarmu" Hailey menarik kuat kerah baju Rehan hingga terlihat lelaki itu tercekik oleh bajunya. Rehan mencoba menurunkan tangan Hailey tapi cengkeraman gadis di depannya ini lebih kuat. "Oke! Aku tau letak kesalahanku. Jadi bisa maafkan aku sekarang?" Hailey mendorong Rehan lalu berbalik berjalan dua langkah sebelum dengan cepat satu pukulan keras mendarat di perut Rehan. Lelaki itu keringis. "Ini hukuman kecil untuk kesalahanmu" Hailey meniup genggaman tangannya sendiri "Lain kali jika kamu menyerahkanku pada pria itu dalam kondisi mabuk aku tak segan lagi untuk membunuhmu meskipun kau adalah temanku" ancam Hailey. Rehan merasa tubuhnya bergetar, kata-kata Hailey bagaikan petir di malam minggu. "Pergi dari sini dan jangan kembali sebelum aku memanggilmu" Hailey kembali duduk. Rehan tak mampu berkata lelaki itu lebih memilih untuk menuruti kata Hailey sebelum nyawanya jadi taruhan. Mengusap wajahnya karena bingung mau mengetik apa lagi. Hailey memilih menutup macnya sebelum berdiri kesal saat bel pintu berbunyi. "Siapa lagi yang menggangguku!" gumamnya. Hailey melihat dari lubang pintu, Elias tengah berdiri di sana. "Aku tau kau di dalam jadi buka pintunya" seru Elias. Hailey memutar bola matanya malas. Mau apa lagi dia kemari? Hailey memilih untuk mengabaikan. "Aku tidak sedang ingin merusak fasilitas rumahmu. Buka sekarang atau aku sendiri yang akan membuka nya dengan cara paksa" Hailey mengepalkan tangannya dengan jengkel. Pada akhirnya dia membiarkan Elias masuk. "Apa yang membuat mu datang kemari?" Ucap Hailey ketus. Elias menaikkan sebelah alisnya. "Mengunjungimu" katanya simple. "Aku ingin istirahat sekarang. Jadi apa kau bisa pulang ke rumahmu sendiri" "Malam bukannya waktu vampir bangun ya" celetuk Elias. Hailey tertawa sinis "Rupanya kau sudah terlalu banyak menonton film. Meskipun malam vampir juga istirahat kau pikir cuman manusia sepertimu saja yang bisa tidur malam?" Elias mengabaikan Hailey, dia berjalan sambil melihat interior isi rumah Hailey yang di d******i warna putih dan hitam, tidak elegant sama sekali untuk tipe wanita. Tidak ada foto keluarga terpasang melainkan hanya lukisan pemandangan. Hiasan juga tidak terlalu banyak namun masih terkesan mewah. Rumah Hailey lebih cocok untuk kriteria laki-laki ketimbang wanita. Lelaki itu kemudian duduk di sofa sambil mengusap pelan pinggirnya. Berdebu . "Kau tidak pernah membersihkan rumahmu?" "Siapa yang peduli" jawab Hailey angkuh. Elias berdecak kagum. Sempurna bagi seorang wanita arogan yang tinggal sendirian. Hailey menarik tangan Elias dan mendorong lelaki itu keluar dari rumahnya. "Jika tidak ada yang penting aku tidak sedang ingin menerima tamu jadi kau pulang saja" "Kamu mengusirku?" Elias memandang Hailey tak percaya. "Siapa peduli" Dan pintu tertutup. Elias tersenyum miring sambil melihat kunci di telapak tangannya. _____ To be continue Salam sayang dari SILAN Instagram : Vio.hil
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN