Gairah dan hasrat Bram begitu besar setelah seatbelt tidak lagi menghalangi geraknya, Bram mulai menunduk lalu menyentuh bagian menonjol yang berada di depan d**a Meggie yang sudah terbuka. Mulut Bram menggantikan tangannya untuk bersuka cita dengan p4yudar4 Meggie hingga berkali-kali wanita itu mengeluarkan suara desahan. Suara desahan Meggie yang begitu keras membuat Bram menyadari bahwa posisi mereka membuatnya tidak merasa bebas dan juga dia sudah berjanji untuk menjaga sikap. Perlahan-lahan Bram melepaskan ciumannya sampai akhirnya ia melepaskan Meggie dan kembali duduk di kursinya. “Kalau aku menawarkan dirimu untuk meneruskannya di kabin khusus, maukah kau melakukannya?” tatapan Bram tidak lepas dari wajah Meggie dan juga gerakan d**a wanita itu yang membuatnya me