Melia hanya melirik sekilas akan kedatangan Arletta. Perempuan itu kembali sibuk dengan ponsel di tangan. Berkirim pesan dengan rekan sesama sosialitanya lebih menarik daripada harus menghadapi sang putri yang tantrum setiap hari. "Ma," rengek Arletta yang sudah duduk di samping mamanya. Baru juga beliau membatin, Arletta sudah merengek manja. "Apalagi?" Dengan tidak penuh minat, Melia menjawab. Sementara Romi yang duduk di sofa lainnya, tidak tertarik dengan obrolan keduanya. Pria itu juga hanya fokus pada ponsel di tangan. "Eum ... mama tahu nggak di mana alamat rumahnya Kak Gas?" Melia berdecak. Meletakkan ponsel di atas sofa sebelah tubuhnya. "Ngapain kamu nanya alamat Gaston segala?" "Aku rindu sama Kak Gas, Ma. Semenjak menetap di Indonesia, Kak Gas hanya satu kali pulang ke ru