Azan sudah berkumandang di ponsel Andhini dan Renald. Ke duanya pun terjaga oleh suara panggilan cinta itu. Tubuh polos yang sebelumnya masih dalam dekapan masing-masing itu, seketika melepaskan diri. “Sayang, ternyata kita tertidur cukup lama.” “Iya, Mas. Kasihan Dimas tinggal terlalu lama. Aku akan mandi dulu setelah itu kita shalat dan langsung pulang.” “Iya, Sayang ....” Reinald mengambil selimut yang terjatuh dari ranjang. Ia menutupi tubuh polosnya dengan selimut sementara Andhini sudah masuk lebih dahulu ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi, ada sebuah lemari gantung dan di dalamnya sudah tersedia handuk bersih jika sewaktu-waktu siapa pun yang menginap di sana membutuhkannya khususnya Andhini dan Reinald sebagai pemilik apartemen. Tidak hanya handuk, tapi dalam lemari ju