Waktu sudah menunjukkan pukul empat dini hari. Seorang wanita cantik yang usianya sudah tidak muda lagi, tengah menengadah tangan ke atas langit, mencoba menyentuh perhatian sang pemilik diri. Ia berkeluh kesah dan mengadukan setiap permasalahan hidupnya hanya kepada Dzat yang menciptakan dirinya dan semesta Allah. Allah Azza Wajalla, satu-satunya tempat yang dipercaya Andhini untuk dimintai pertolongan dan perlindungan.
Ia terisak di mlalam buta, ketika jutaan pasang mata masih terlelap dalam nikmat. Bahkan sang suami pun masih tampak terlelap di atas ranjang tanpa terusik oleh suara isakan sang istri. Suara isakan pilu bak seorang anak yang manja sedang merajuk pada ke dua orang tuanya.
Deraian air mata terus mengalir dari ke dua pipi cantiknya. Ada segenap penyesalan, rasa bersalah da
