Ketika sedang tertidur pulas, tiba-tiba Fany bermimpi aneh.
“Kenapa kamu melakukannya?” teriakku sembari menangis.
“Maaf, aku merasa bersalah padamu” jawab seorang lelaki.
“Maaf kamu bilang! Maksud kamu apa dengan mengatakan hal ini padaku (sembari menunjukkan handphoneku di depannya)?”
“Maaf,aku tidak ingin menyakitimu” balasnya kembali.
“maaf katamu, aku benci kamu” ucapku sembari menangis dan memukul dadanya sekeras mungkin dan berulang kali.
Kring... Kring... Kring...
Fany terbangun dari mimpinya setelah mendengar alarmnya berbunyi dan ternyata hari sudah pagi.
“Karena beberapa minggu ini aku sangat sibuk jadi belum sempat untuk lari pagi” fikir ku.
Kemarin malam sebelum tidur, Fany sengaja memasang alarm agar ia bisa bangun lebih awal dan mengawali aktivitasnya dengan lari pagi.
“Ah, aku harus segera bangun dan lari pagi di lapangan karena beberapa hari ini aku terlalu sibuk” gumam ku sembari berjalan ke kamar mandi.
“Kenapa aku bermimpi aneh? Siapa pria yang ada di mimpiku?” batinku sembari mencuci muka dan mengganti baju.
Sepuluh menit kemudian, Fany keluar dari kamar mandi. Ketika baru keluar ia terkejut karena Alifa.
“Apa kamu akan lari pagi di lapangan?” tanya Alifa.
“astaga, Alifa. Kamu mengagetkan saja" Ucapku. "Iya, aku akan lari pagi” jawabku.
“Hati hati ya, jangan lupa nanti kita ada kelas dan sebelum masuk aku akan menunggumu di kantin” ujar Alifa.
“Oke, aku ke lapangan dulu ya” pamit ku pada Alifa.
Fany keluar dari kamar dan menuju ke lapangan, sedangkan Alifa melanjutkan tidurnya.
Tidak lama kemudian Fany sampai di lapangan.
“Ternyata lebih ramai dari biasanya. Apa aku akan bertemu dengan pria itu lagi?” batinku.
Satu jam lebih Fany mengelilingi lapangan dan sudah mendapatkan dua kali putaran ia akhirnya berjalan untuk mengatur nafasnya.
“Untuk hari ini cukuplah lari dua kali putaran” fikirnya sembari berjalan perlahan.
“Hay fany” sapa seorang pria yang tiba tiba sudah berlari di sampingnya.
“Hay” jawab Fany seraya mengernyitkan dahi.
“apa kamu lupa denganku?” tanyanya sembari tersenyum pada Fany.
Terkadang Fany melupakan orang yang jarang ia temui, apalagi pria ini hanya sekali bertemu dengannya.
“Maaf, siapa ya?” jawab Fany.
“Aku kevin dari Fakultas Bahasa” jawabnya.
“Ouh.. Hay Kevin. Maaf aku ada perlu, jadi aku duluan ya” jawabnya seraya berlari menjauh dari Kevin.
Beberapa menit kemudian Fany sampai di kamar, lalu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai dari kamar mandi Fany menyusul kedua temannya yang sudah berada di kantin.
***
“Hai” sapa Fany pada teman-temannya sembari membawa makanan.
“Hai, Fany” jawab Alifa.
“Fany, apa kamu sudah lihat berita kampus?” tanya Ina sembari menunjukkan handphone nya padaku.
“Berita apa?” tanyaku seraya duduk dan melihat handphone Ina.
Seketika itu juga Fany terkejut melihat ada berita tentangnya, tapi Fany tidak mengerti mengapa ada artikel yang membahas tentang dirinya.
“Apa ini? Dan siapa yang membuat artikel ini?” tanyaku.
“Itu anak Unit Kegiatan Mahasiswa Artikel Kampus” ucap Ina.
“Kenapa mereka membuat berita tentangku di artikel kampus?” tanyaku heran.
“apa kamu tidak sadar jika kamu adalah salah satu wanita yang terkenal di angkatan kita?” tanya Ina.
“Tidak” jawabku datar.
“Astaga Fany, kamu adalah salah satu wanita populer di angkatan kita” ucap Ina.
“Iya.. kamu merupakan salah satu wanita populer, maka dari itu ada artikel tentang dirimu” sahut Alifa.
Fany hanya menghela nafas karena ia tidak mau ambil pusing tentang artikel tersebut. Ia hanya ingin fokus dengan ujian akhir semesternya yang sebentar lagi.
“Sudahlah, biarkan saja” ucapnya seraya makan.
Selesai makan, Fany dan teman-temannya masuk ke kelas.
“Sebentar lagi ada ujian dan setelah itu libur semester, apa yang harus aku lakukan??” fikirnya seraya memperhatikan dosen. “Apa aku harus pulang ya?” batin Fany.
“Sekian kuliah hari ini, jangan lupa untuk minggu depan mengumpulkan tugas artikel” ucap dosen yang telah mengakhiri kuliah hari ini.
“Fany” panggil Alifa.
Fany masih melamun, ia tidak mendengar panggilan Alifa. Akhirnya Alifa menghampiri Fany dan menepuk pundaknya.
“Fany, Are you okay?” tanya Alifa sembari menepuk pundak Fany.
Badan Fany langsung reflek berbalik dan melihat Alifa.
“Ya, aku baik baik saja” jawabku sembari melihat sekeliling ku.
“ok... then I’ll go first” ucap Alifa seraya berjalan keluar kelas.
Fany hanya menganggukkan kepala, ia dan Ina kembali ke Asrama.
Tap Tap Tap
Mereka berjalan berdua saja untuk kembali. Setelah beberapa menit Fany dan Ina akhirnya sampai di kamarnya.
“Hei Ina” ucap Fany pada Ina yang sudah bermain laptop.
“Iya Fany, ada apa?” tanya Ina seraya fokus dengan laptopnya.
“Aku rasa hari ini sangat melelahkan dan kurang bagus” ucap Fany seraya masuk ke kamar mandi.
Setelah beberapa menit Fany keluar dari kamar mandi.
“Kenapa?” tanya Ina.
“Tadi pagi waktu aku lari di lapangan tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiriku dan sudah dua kali ini ia menghampiriku. Dan tadi juga tiba-tiba ada artikel tentang diriku” ucap Fany sembari duduk di kasurnya.
“pria?? Siapa??” tanya Ina.
“dia bilang namanya Kevin dari fakultas Bahasa, dan aku tidak mengenalnya “ ujar Fany sembari merebahkan tubuhnya.
“Kevin?? Dia pria yang menyebalkan” ucap Ina dengan nada kesal.
“Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan Ina karena Kevin” fikir ku.
“Apa kamu mengenalnya?” tanya Fany.
“Kamu ingat ceritaku waktu di kelas tambahan yang membuat aku malu dan keluar dari kelas tambahan ku adalah Kevin” ucapnya dengan kesal.
“Benarkah? Kevin dari kelas Bahasa itu?” Tanya Fany.
“Iya dia” jawab Ina dengan kesal.
“Jangan pernah kamu dekat dengannya” lanjut ujar Ina kesal.
“Baiklah, lagian juga aku belum ingin dekat dengan siapapun pria disini” ucap Fany.
“Bagus” ucap Ina seraya melihat Fany.
Setelah itu Ina fokus kembali pada laptopnya, dan membuat Fany merasa bosan di kamar.
Akhirnya Fany keluar dari kamar dan meninggalkan Ina dikamar sendirian. Fany berjalan menuju taman yang ada di kampus karena merasa hari ini cukup buruk jadi ia mencari udara segar.
Tiba tiba handphonenya berdering dan ketika ia melihat layar ponselnya ternyata mamanya yang telfon
*Miley crush-wreking ball*
“Halo,,iya ma?” jawab ku.
“Sayang,, bagaimana kabarmu disana??” tanya mamaku.
“Aku disini baik-baik saja ma, bagaimana kabar mama dan papa??” tanyaku.
“Mama dan papa baik-baik saja. Maaf sayang mama masih belum bisa transfer uang ke kamu. Sementara kamu di sana dulu ya dan cobalah mencari kerja selama liburan agar kamu punya uang” ucap mama ku.
“Iya ma. Apa terjadi seauatu ma?” tanya ku.
“hanya sedikit masalah tapi semuanya baik-baik saja, Jadi kamu tidak perlu khawatir” jawab mama.
“Baiklah. Mama dan papa baik-baik di sana ya. Aku sayang mama dan papa “ ucapku.
“Iya sayang” jawab mamaku.
Tut
Fany bingung dengan situasi yang sedang terjadi pada keluarganya di Indonesia, tapi yang pasti liburan ini ia tidak bisa pulang dan tidak bisa tinggal di asrama.
Ketika ia memikirkan yang dikatakan mamanya barusan tiba-tiba handphonenya berdering lagi
*Miley crush-wreking ball*
Fany melihat layar ponselnya dan tidak ada nama di nomor yang menelfonnya.
“Nomor siapa ini?” Batinku seraya mengangkat telfon tersebut.
“Ya,, halo??” jawabku.
“Fany??” kata seorang pria dari seberang sana.
Fany berfikir seperti mengenal suara seorang pria yang sedang menelfonnya.
“Ya, saya. Siapa ini??” tanya Fany.
“aku” jawabnya.
“Raka??” tebakku.
“Ya. Ini aku” jawabnya.
“Ternyata tebakan ku benar” fikir ku.
“Bagaimana kabarmu sekarang?” tanyaku.
“Baik” jawabnya.
“Kamu dimana sekarang??” tanyaku.
“Coba tebak dimana aku sekarang” ucapnya.
“Dimana?” jawabku.
Di belakang Fany ada seseorang yang mengejutkannya, dan membuat Fany terkejut lalu ia menoleh kebelakang.
To be continued