Dom menatap Jerou dengan kernyitan geli. “Lo benar-benar sinting, Rou.”
Jerou sendiri tampak santai bersandar di kursi yang empuk ini. Sesekali ia bersiul senang karena suasana hatinya melambung tinggi. Gelas tequilla-nya sudah habis ia tenggak. Tapi Jerou memang selalu menang dalam hal menenggak minuman beralkohol ini. Tak mudah mabuk dan selalu terjaga fokusnya seberapa banyaknya ia minum; selama itu tequilla.
“Gue balik ke markas,” kata Jerou sembari menyambar ponsel yang ada di meja. “Lo juga mau istirahat, kan?”
“Seharusnya sejak dua jam lalu, Rou,” kekeh Dom. Direntangkan tangannya ke udara. “Gue capek banget aslinya. Tapi semua urusan Bos Pras beres, gue lega. Enggak ada yang mengganjal lagi terutama renovasi dan bagiannya yang enggak mau terlalu ditampilkan ke umum.”
“Lo tahu
