Ia belum puas memaki. Tangan serta kakinya juga masih ingin memberi pukulan. Belum lagi mulutnya masih ingin menyumpah. Lavi tak peduli kalau sekujur tubuhnya lebam, terluka, lecet, atau malah memerah lantaran pukulan yang ia dapatkan juga tak main-main. Bagi Lavi, mulut perempuan seperti Tari memang harus dihajar sampai puas. Seenaknya mengatai orang dengan kata-kata yang keterlaluan. Memangnya Tari ini siapa di rumah besar Pras? Sepanjang ingatannya ada mengenai sosok Tari, wanita itu hanya pembuat onar. Tukang teriak dan perintah, serta katanya wanita yang selalu ada di sisi Pras. Tapi apa Lavi percaya? Awalnya iya, tapi semakin lama ia tinggal di sini, sosok mengenai Tari hanya sebatas kata. Pras tak pernah bersama Tari. Ia selalu bersama Arron atau anak buah lainnya. Andai nantin