Tari tak habis pikir dengan gadis yang berdiri di depannya. Tak ada takut di sorot mata yang kini menatapnya. Hitam, bulat, dan tampak polos. Tari tahu, di balik sorot mata itu terdapat sosok yang sangat ingin ia remukkan sampai tak bersisa. Padahal jelas sudah ia beri peringatan besar pada gadis itu. Tapi sayang gadis itu seolah tuli atau merasa sudah menguasai kamar ini? Benar-benar sombong. “Lo enggak mau pergi juga?” tanya Tari berdecih sinis. “Ini bukan kamar lo, Jalang.” “Gue bukan jalang, Sialan!” maki Lavi dengan lantangnya. Tak peduli posisi apa yang dimiliki gadis yang menerobos masuk kamar Pras—meski sebenarnya ia juga tak ingin tinggal di dalam sini. Tapi dirinya baru saja akan terlelap. Ya Tuhan! Jam berapa sekarang? Dua orang yang berjaga di depannya pun apa tak memiliki