Enggak sabar banget, ya, baca part lanjutannya? Jangan salahkan kalau panas dingin beneran ya *** Pras mengerjap pelan, berusaha untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang menusuk matanya. Terang sekali. Tangannya segera menarik selimut karena masih ingin tertidur. Lelah yang ia rasa sejak beberapa hari lalu, seolah terkumpul jadi satu dan butuh pelampiasan. “Belum mau bangun, Bang?” Itu suara Lavi, membuat Pras sedikit membuka matanya. “Nanti. Gue masih ngantuk,” sahutnya singkat. Suaranya masih serak khas orang bangun tidur. “Sudah jam Sembilan, Bang.” Lavi duduk di tepi ranjang. “Dari tadi sarapannya sudah aku siapkan dan keburu dingin,” cebik Lavi kesal. “Ya sudahlah. Aku mau keluar.” “Duduk,” perintah Pras meski akhirnya membuat ia harus benar-benar bangun. “Lanjutkan saja tid