Dea “Deaaaa.” Aku langsung menoleh begitu mendengar seseorang meneriakiku. Ternyata Fia, dia saat ini berdiri sekitar dua puluh meter dariku. Detik berikutnya, Fia langsung berlari menghampiriku. “ Nggak usah pake teriak bisa kan? Kita lagi di kampus, bukan hutan.” Omelku yang langsung dibalas dengan cengiran khas ala Fia. “ Hehe. Kan sepi, mahasiswa masih pada libur.” “ Ya makanya sepi itu, teriakanmu kedengeran keras banget.” “ Iya sih. Hehehe.” Fia nyengir lagi sambil mengedarkan pandangan. “Sepi banget ya, yang ngampus cuma dosen sama mahasiswa semester tua aja.” Lanjutnya. “ Namanya juga masih liburan.” “ Iya sih. Tapi minggu depan udah masuk. Eh betewe kita duduk kek De, masak berdiri terus? Atau kamu mau ketemu siapa?” Tanya Fia sambil menar