Danish “ HAH? GIMANA?!!!” Aku tertawa begitu melihat ekpresi Dea yang terlihat sangat terkejut. Dia bahkan sampe melongo menatapku tak percaya. “ Bercanda aja De. Aku bilang gitu biar kamu fokus. Aku lihat dari tadi kamu nggak fokus diajak bicara. Percuma dong, aku ngobrol serius kamunya nggak fokus.” Jawabku akhirnya, sambil tersenyum. “ Ya ampun. Kirain.” Dea meraih minumannya lalu menyeruputnya sampai habis. “ Minumnya mau lagi?” Tanyaku. “ Enggak.” Dea menggeleng. “Jadi mau tanya apa mas?” Lanjutnya. “ Habis ini apa rencana kamu? “ Rencana ya?” Dea diam sejenak tampak berfikir. “ Dunno mas. Jujur, aku masih merasa yang waktu itu cuma mimpi. Sekarang aku bahkan masih ngerasa kalau aku lagi makan sama Mas Danish yang kakak tingkatku, bukan ukan Mas Danish yang su-amiku. H