Bagian 19

970 Kata
Darren sampai di rumah sakit di mana Nancye bekerja. Semua mata tertuju kepada Darren yang sedang dengan perasaan kacau, seakan hidupnya berakhir. "Permisi, saya bisa cek alamat salah satu dokter di sini?" tanya Darren kepada wanita berambut putih yang saat ini sedang menatapnya. "Do-dokter siapa, Tuan?" tanya wanita beramput pirang putih dengan gugup. "Dokter Nancye" "Maaf, Tuan, karena peraturan rumah sakit, kami tak bisa membocorkan data pribadi dokter ataupun pasien di sini." "Apa kau tak tau siapa saya?" "Maaf, Tuan," kata wanita itu sembari menundukkan kepala. "Berikan cepat." "Tapi---" "Rumah sakit ini, rumah sakit milik keluarga saya, jadi apa pun yang saya inginkan di rumah sakit ini, jangan pernah menolaknya jika kau tak mau berurusan dengan saya," kata Darren dengan tatapan yang begitu mendung, hitam seakan ia ingin menelan semua orang yang menentangnya saat ini. "Baik, Tuan." Wanita itu sudah tak bisa menolak, karena tatapan Darren seakan saat ini juga ingin memakannya hidup-hidup sikap lamanya kembali muncul. Setelah menerima data pribadi Nancye, Darren langsung menuju mansions. **** Sampai di mansion, Darren langsung memasuki kamarnya tanpa menyapa Kirey yang sedang duduk di ruang keluarga. Kirey penasaran dan langsung menyusul Darren sampai ke kamarnya. Sampai di kamarnya, Kirey melihat Darren sedang memasukkan beberapa pakaiannya di koper mini. "Kamu mau kemana, Darren?" tanya Kirey penasaran. "Menyusul Nancye." "Kemana?" "Kerumah orang tuanya." "Apa kamu tau di mana rumah orang tuanya?" "Aku sudah mendapatkannya dari rumah sakit." "Tapi--" "Ada apa, Kirey? Aku mohon jangan menghentikanku, aku akan gila jika kehilangan Nancye." Kata-kata itu cukup membuat Kirey terdiam dan tak mengatakan apa pun. "Aku harus pergi." "Bagaimana pekerjaanmu?" "Aku memiliki puluhan orang yang ku percaya." Darren melangkah keluar kamarnya dan menyuruh salah satu maid untuk membawa koper miliknya. "Bawa koperku ke mobil," perintah Darren. "Darren,ini sudah sangat malam, apa tak sebaiknya kau menunggu besok saja?" tanya Kirey. "Jangan mengurusiku!” Bentak Darren. Darren lalu menyuruh Tom untuk mengemudikan mobilnya. **** Di rumah orang tuanya, Nancye sedang duduk sembari melihat semua bintang yang sedikit redup di atas sana. Nancye menyandarkan wajahnya di atas kedua lututnya yang ia lipat. "Ada apa, Sayang?" tanya ibunya. "Mom? Aku tidak kenapa-napa." "Kamu memiliki masalah? Cerita sama Mommy." "Tidak ada apa-apa, Mom, Aku hanya---" "Mommy tau kau sedang merindukan seseorang kan? Apa kekasihmu?" Nancye mengangguk. "Siapa kekasihmu? Ceritakan ke Mommy, apa teman kuliah? Atau teman kerja?" Nancye lalu menceritakan tentang masalah yang ia hadapi dalam hubungannya bersama Darren, namun Nancye tak mengatakan jika Darren pria yang ia maksud karena tak mau membuat ibunya terkejut jika tau siapa yang ia maksud. "Jadi … seperti itu? Bukankah dalam sebuah hubungan harus ada kepercayaan? Jika kamu percaya kepada kekasihmu, jangan permasalahkan tentang siapa yang ia temui sayang, siapa yang ia temani, toh juga itu sahabatnya, ‘kan?" "Tapi, Mom, sahabatnya itu nyimpan perasaan sama dia." "Tapi kekasihmu tak tau, ‘kan?" "Iya." "Jika dia tau dia pasti akan lebih menjaga perasaanmu, Sayang." "Pokoknya aku tak akan kembali ke sana lagi, aku akan tetap di sini dan menjadi dokter di sini, walaupun hanya klinik kecil, waktu aku memutuskan untuk pulang akupun memutuskan untuk meninggalkan semuanya dan mengakhiri semuanya, Mom." "Iya, Sayang. Mommy akan selalu mendukungmu, malah bagus ‘kan kita bisa berkumpul." "Iya, Mom." Nancye lalu menenggelamkan wajahnya di pelukan Ibu yang sangat ia rindukan. "Jadi kakak udah punya kekasih?" tanya Barca. "Barca?" "Kak, siapa sih calon kakak iparku? Kenalin donk, Kak. Aku kan juga sudah dewasa, sudah kelas dua SMA," "Calon ipar? Tepatnya itu mantan calon ipar." "Kakak udah putus?" "Iya." "Yaaa ... tidak sempat dikenalin donk sama aku." "Udah. Tidur sanaa, ini sudah larut, besok ‘kan kamu harus sekolah." "Iya." Barca lalu kembali masuk ke dalam rumah. Nancye kembali memeluk ibunya, ibunya lalu mengelus rambutnya dengan lembut. ***** Di mansion, Kirey menatap lurus kedepan dengan kesalnya, ia tak menyangka ia salah mengambil keputusan untuk menyuruh Darren ke penthouse. Kirey lalu mengambil ponselnya dan mulai menelpon seseorang. "Hallo, Nona?" "Bersiaplah, beberapa hari lagi kamu harus mengerjakan tugasmu dengan baik, saya tidak mau ada kata tak berhasil di dalam pekerjaanmu." "Baik, Nona, saya akan membunuhnya jika harus." "Untuk membunuhnya tahan dulu, saya akan menyuruhmu melakukan itu jika wanita itu semakin menbuatku kesal, aku malah bersyukur jika kau mau membunuhnya tapi sebelum itu culik dia dan takut-takutin dia," kata Kirey dengan senyum jahatnya. "Baik, Nona. Saya akan melakukannya." "Ya sudah," kata Kirey sembari mengakhiri telpon dan menatap lurus kedepan dengan menyunggingkan senyum miringnya. "Siapa yang kau telpon?" tanya Rosaline yang mendengar semua pembicaraan Kirey. "Aunty? Maaf, Aunty, aku–" "Kamu mau melenyapkan wanita itu?" "Tidak, Aunt, aku akan menyuruh orang untuk menculiknya saja." "Trus selanjutnya membunuhnya?" "Maafkan aku, Aunt, aku---" "Kamu ‘kan tau Aunt selalu mendukung apa yang akan kau lakukan, karena Aunt tak mau Darren sampai hidup bersama wanita itu." Kirey dan Rosaline saling melengkapi, Rosaline tak ingin sampai Darren hidup bersama Nancye dan wanita cantik sampai harus menguasai semua harta Darren sebagai Nyonya Hilston. "Jika kau membutuhkan bantuanku, Aunt akan siap membantumu," kata Rosaline sembari menuangkan sebotol wine di gelas berleher tinggi milik Kirey. "Aku berharap Darren tak sampai di rumah orang tua wanita itu, aku berharap sesuatu terjadi di jalan." "Seperti apa?" "Bannya bocor atau dia kehilangan mobil, aku mengharapkan itu terjadi." "Tapi ‘kan kamu tau Darren tak akan semudah itu menyerah sampai ke tujuannya." "Aku tahu, tapi aku benar-benar tak ikhlas jika sampai Darren bertemu wanita itu dan membawanya kembali ke sini." "Sabarlah, ketika wanita itu kembali, jalankan rencanamu, setelah itu kamu akan bebas bersama Darren,” kata Rosaline. "Aku benar-benar mengharapkan itu, Aunt," kata Kirey sembari meneguk segelas wine yang Rosaline tuangkan untuknya. Kirey dan Rosaline lalu bersulang demi rencana mereka menyingkirkan Nancye. BERSAMBUNG. . . Jika kalian suka jalan ceritanya jangan lupa tekan like / love ya, karena dari love / like kalian, saya bisa berkarya dan memberikan cerita-cerita yang lebih baik lagi. Salam cintaku. Irhen Dirga
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN