Pergi dan Datang
Pergi bukan karena menhindar dari masa lalu, namun pergi adalah untuk belajar mengenal hidup tidak hanya dari satu sisi koin
-Yuuna Jovanka N.-
Yuuna saat ini sedang mengayunkan langkah kakinya menelusuri jalanan sempit dari kontrakannya menuju jalan yang lebih besar dan menunggu di halte bus terdekat dengan jalan tempat kontrakannya. Yuuna menunggu bus yang dapat mengangkutnya sampai di dekat tempat tujuannya yaitu sebuah mall di tengah kota.
Yuuna awalnya sudah ditawari oleh Reina hanya saja Yuuna menolak dan memilih untuk mereka bertemu di tempat tujuan atau menentukan titik janji temu mereka. Dan pada akhirnya Reina memilih janji temu agar mereka tetap akan bersama saat sampai di mall tujuan mereka. Sebenarnya Reina hanya sebagai alat untuk sang kakak mengajak Yuuna pergi bersama dan mengajak Yuuna untuk berbelanja pakaian, karena Reza yakin Yuuna tidak akan menerima pemberiannya jika diberikan secara langsung olehnya, jadi ia menyuruh Reina yang memang juga dekat dengan Yuuna semenjak Reza sendiri dekat dengan Yuuna.
Yuuna sudah sampai di halte tempat ia menunggu bus yang akan membawanya ke pusat kota tempat mall yang mereka tuju. Tidak lama menunggu Yuuna mendapatkan busnya.
Beberapa menit perjalanan menggunakan bus akhirnya halte pemberhentian yang tidak pusat kota yang tidak jauh dari mall yang ia dan Reina tuju sampai. Yuuna turun dari bus dan kembali menunggu karena titik janjian mereka adalah halte pusat kota yang dekat dengan mall tujuan mereka. Benar saja tidak beberapa menit Yuuna menunggu sebuah mobi tiba-tiba berhenti di depannya, saat jendela depan di turunkan barulah Yuuna sadar bahwa di mobil itu ada Reina yang mengemudi.
“Yuuna…, ayo nak!” panggil Reina pada Yuuna, saat sadar bahwa itu adalah Reina, Yuuna segera masuk ke kursi samping pengemudi.
“Kamu nunggu lama tadi?” tanya Reina sambil ia menjalankan kembali mobilnya untuk mengambil sisi jalan yang berbeda untuk sampai di mall tujuan mereka.
“Tidak, busnya baru saja sampai tadi,” jelas Yuuna sambil tersenyum.
Reina memang adik dari Reza tetapi umur Reina dan Yuuna sendiri hanya berpaut beberapa bulan di atas Reina. Jadilah mereka sebagai teman dekat.
Kemudian di dalam mobil Yuuna hanya diam karena ia tidak tau akan berbicara apa dan ia tidak bisa mengajak Reina berbicara duluan.
Akhirnya Reinalah yang memulai pembicaraan mereka terlebih dulu.
“Maaf ya aku malah mengajakmu menemaniku berbelanja, aku tidak punya teman di kota ini jadinya aku sendirian, meminta Reza menemaniku sama saja karena Reza tidak akan pernah mau, beruntung kau ada jadi aku tidak akan berjalan sendirian seperti orang jomlo yang menyedihkan,” tutur Reina dengan sedikit dramanya.
Mendengar ucapan Reina tadi Yuuna sedikit terkekeh lalu ia berkata, “bukannya kamu memang masih jomlo ya?”
Ucapan Yuuna jelas membuat Reina terkejut sehingga ia sedikit melotot, tapi berikutnya Reina menampakkan ekspresi sedihnya. “Yuuna… kamu tepat sekali, aku benar lupa jika aku benar-benar masih jomlo,” ringis Reina. “Apakah aku harus segera mencari pasangan? Apa kamu tidak mau menemaniku lagi Yu?” tanya Reina sambil mengemudi. Kini mobil yang dikendarai Reina sudah berbelok mengambil sisi jalan yang berbeda dengn arah yang berbeda. Tidak jauh di depan jalan mereka ada sebuah mall yang cukup besar tempat tujuan mereka berdua.
“Tidak harus, dan tenang saja aku akan tetap menemani Reina jika Reina meminta,” ucap Yuuna dengan lembut.
Sedangkan Reina yang mendengar ucapan Yuuna tadi, hatinya langsung tersentuh. “Uuuuu… Yuuna-ku sangat baik, hari ini aku akan mentraktirmu!” ucap Reina lebih pada memerintah. “Tidak ada penolakan Yuuna!” tekan Reina agar Yuuna tidak dapat menolak karena ia melihat Yuuna akan mengucapkan sesuatu yang Reina sudah tahu itu adalah ucapan penolakan.
“Tap-tapi… ak-“ ucap Yuuna tetapi sudah dipotong duluan oleh Reina.
“A a a, aku sudah bilang tadi tidak ada kata polakan dan aku tidak menerima ucapan penolakan dalam bentuk apapun alasannya,” tegas Reina kembali.
“Aku jadi tidak enak untuk menemanimu lagi nanti Rei,” tutur Yuuna dengan nada sedih. Karena ia sadar diri ia siapa dan ia tidak memiliki banyak uang yang dapat mudah ia belanjakan sesukanya, jika ada mungkin ia lakukan hanya saja jangan lupakan kondisi Yuuna yang bahkan dibantu Reza dan beruntung ia sekarang sudah memiliki pekerjaan yang cukup ia sukai dan ia pun betah bekerja di tempatnya itu.
“Jangan begitu, aku juga tidak enak jika Yuuna hanya menemaniku, jadi aku biarkan aku menjadi sahabatmu yang membantumu jangan pikirkan tentang apapun nanti, anggap kita sahabat yang saling membantu dan melengkapi, hilangkan pikiran-pikiranmu tentang rasa tidak nyaman itu, karena buatlah dirimu nyaman,” ucap Reina sambil tersenyum. “Kita sudah sampai ayo turun… kita berbelanja…” seru Reina lagi sambil membuka sabuk pengamannya dan membuka pintu samping kemudianya.
Yuuna pun melakukan hal yang sama, membuka sabuk pengaman dan keluar dari mobil. Kini ia melihat Reina menunggunya dengan tersenyum.
“Let’s go!” seru Reina sambil menarik tangan Yuuna dan mengandengnya. Yuuna yang mau tak mau pun ikut dan pasrah diseret oleh Reina.
Sekarang mereka sudah masuk ke dalam bangunan pusat perbelanjaan itu. Kedua gadis itu berjalan beriringan. Reina mengajak Yuuna untuk mendatangi sebuah toko pakaian.
“Cari dan ambil, Oke?” pinta Reina pada Yuuna sambil tersenyum.
“Baiklah,” jawab Yuuna dengan lembut sambil tersenyum pada Reina.
“Good girl,” seru Reina lalu ia mendorong Yuuna memulai percarian mereka. Yuuna pun mau tak mau berjalan maju masuk lebih dalam ke dalam toko.
Mata Reina menelusuri pada gantungan baju dan gantuangan pakaian bawahan. Sedangkan Yuuna pun melakukannya hanya saja ia lebih pelan-pelan dan hati-hati.
Tiba-tiba Reina berbalik melihat kearah Yuuna dengan satu baju dit tangannya. “Yuuna… apakah menurutmu ini cocok untukku?” tanya Reina pada Yuuna yang kini pun berbalik memfokuskan perhatiannya pada Reina yang bertanya padanya.
“Bagus, kenapa tidak dicoba saja dulu baru bisa memutuskan apakah good looking jika dipakai,” jelas Yuuna, Reina pun tersenyum senang.
“Aaaa… terimakasih, baiklah aku akan mencobanya dulu. Ingat kamu harus mendapatkannya juga,” ucap Reina mengingatkan Yuuna untuk mencari baju yang ia sukai juga. Kemudian Reina pun beranjak ke bilik salin, ia mencoba pakaian yang ia sukai tadi.
Lalu Yuuna kembali fokus untuk menelusuri jejeran baju yang digantung rapi di depannya. Matanya pun menemukan satu baju berwarna hijau yang lebih mirip dengan warna green tea, Yuuna mengambil baju itu dari jejerannya. Ternyata baju itu memiliki ukuran yang cukup besar atau dalam kategori over size, Yuuna memang menyukai pakaian yang berukuran lebih besar dari tubuhnya sendiri. Lalu tidak lama Reina keluar dengan menggunakan baju yang ia pilih tadi.
“Yuuna… bagiamana? Good looking atau nay?” tanya Reina langsung pada Yuuna saat ia menghampiri Yuuna.
Yuuna menelisik Reina dari atas sampai bawah, baju itu cantik dan pas di tubuh kecil Reina. Lalu ditambah Reina yang sedang menggunakan rok menggantung di atas mata kakinya. “Cantik dan good looking,” puji Yuuna dengan jujur sambil tersenyum ia terus melihat penampilan Reina.
“Apa aku terlihat berubah?” tanya Reina kembali.
“Pakaian itu tidak akan membuatmu terlihat berbeda, tetapi pakaian itu akan menimbulkan rasa nyaman saat dilihat dan digunakan, itulah yang terpenting,” jelas Yuuna dengan lembut sambil ia terus tersenyum pada Reina.
“Kamu memang yang terbaik,” ucap Reina yang langsung memeluk tubuh Yuuna dengan erat.
Yuuna yang menerima pelukan Reina yang tiba-tiba tentu saja terkejut kemudian ia pun tersenyum lagi dan membalas pelukan Reina. “Aku sudah mendapatkannya,” ucap Yuuna kemudian.
Reina melepaskan pelukannya pada tubuh Yuuna dan melihat apa yang Yuuna pegang, sebuah baju berlengan panjang dengan warna drap green berukuran over size. “Bagus, kurasa cocok di tubuh Yuuna yang cukup tinggi ini,” ungkap Reina, kemudian ia mendorong Yuuna untuk mencobanya. “Ayo coba dulu,” ujarnya sambil mendorong Yuuna lagi.
“Katakan dengan jujur jika nanti malah bad look ya,” ucap Yuuna sebelum ia masuk ke dalam bilik ganti.
“Siap!” jawab Reina dengan semangat.
Kemudian sambil menunggu Yuuna selesai menganti pakaiannya, Reina kembali menelusuri toko itu dan ia tertarik pada deretan dress. Reina melihat sebuah dress dengan warna yang sama dengan baju yang sedang dicoba oleh Yuuna di dalam bilik. Dress dengan kemeja putih yang dijual terpisah. Dress itu tidak memiliki lengan maka dari itu pemilik toko memasangkannya dengan sebuah kemeja berlengan panjang. Reina malah berpikir jika Yuuna akan sangat cocok untuk menggunakan dress pangkal betis itu.
Reina pun mengambil dress itu, ia tidak berpikir untuk Yuuna mencobanya karena bisa saja Yuuna akan menolaknya. Maka dari itu Reina pun mengambil dress serta kemeja pasangannya. Kemudian ia kembali menelusuri lagi ia berpikir ia akan tertarik dengan dress juga, jadi Reina pun mencari lagi.
Yuuna keluar dari bilik ganti, tetapi ia tidak menemukan Reina di luar bilik, dan Yuunna mendapatkan Reina berada di jauh dan sedang fokus pada jejeran dress yang sedang ia telusuri satu persatu dengan tangannya, sedangkan di tangannya terlihat sudah ada satu dress berwarna sama dengan baju yang sedang Yuuna coba.
Yuuna pun melangkahkan kakinya untuk menghampiri Reina yang sedang fokus itu. “Rei…” panggil Yuuna.
Reina pun berbalik dan melihat Yuuna yang sudah berganti mencoba pakaian yang tadi ia ambil.
“Aaa… ini sangat cocok untukmu, jadi ambil ini ok!” seru Reina dengan senang.
“Baiklah,” balas Yuuna. “Kalau begitu mari kita lepas dulu,” ucap Yuuna.
Setelah mengucapkan itu, Yuuna malah diseret lagi oleh Reina. “Tunggu hehe, aku masih butuh satu dress,” ujar Reina.
Jadilah mereka belum melepas pakaian yang mereka coba hanya untuk mencari satu dress yang diinginkan oleh Reina. Butuh beberapa menit untuk menelusuri seluruh jejeran dress tersebut pada akhirnya Reina tidak tertarik sama sekali karena menurutnya semua sudah ia miliki di lemarinya. Jadi Reina mengajak Yuuna untuk kembali ke bilik ganti untuk berganti pakaian yang mereka coba tadi yang masih di tubuh mereka.
Reina danYuuna menuju kasir untuk membayar tagihan dari pakaian yang mereka ambil. Setelah pakaian yang mereka ambil dibayar dan dikemas oleh penjaga. Mereka berdua kembali melanjutkan jalan-jalan mereka.
“Yu.. sepertinya kita juga harus ke toko sepatu,” ungkap Reina