Bab 48

1464 Kata

Matahari pagi ini menghangatkan tubuhku. Atas permintaanku, akhirnya Mas Ashraf mengabulkan untuk sarapan pagi bubur ayam di lapak pedagang yang di pinggir jalan. Ami duduk terpisah dengan Farrel. Sementara Pak Hasan hari ini libur berjualan karena akan menengok Bibi Sanah di rumah sakit. Gawai suamiku berdering. Mas Ashraf meliriknya sekilas. Dia menunda suapan bubur ayamnya yang baru habis separuh. Kemudian mengangkat panggilan dan menjauh dariku. Air mukanya terlihat berubah. Hanya beberapa menit dia sudah kembali menghampiriku. “Siapa, Mas?” tanyaku sambil mengaduk pinggiran mangkuk yang mana buburnya terasa sedikit asin. “Tante Maida,” jawabnya singkat sambil kembali melanjutkan makan. “Tante Maida siapa?” tanyaku penasaran. “Adik mama---ibu kandungnya Manda,” jawabnya tampak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN