Bab 49

1535 Kata

Mobil yang kami tumpangi menepi. Pak Agus menyalakan sein dan berbelok kea rah parkiran rumah sakit tempat Amanda dirawat. Berulangkali aku menarik napas panjang. Hatiku saat ini benar-benar harus dikuatkan. “Bismillah Ya Allah,” batinku. Aku menggandeng tangan Mas Ashraf ketika memasuki loby rumah sakit. Mama sudah mengirimkan nomor kamar di mana Manda dirawat. Aku berjalan dengan hati berdzikir tanpa henti. Kami melewati beberapa lorong yang kemudian menghubungkan pada lift yang membawa kami ke lantai dua di mana Amanda dirawat. Jemari kami masih saling menggamit, menuju ruang vip tempat wanita itu berada. Aku menghela napas berkali-kali, terasa berat sekali detik-detik ini seolah hendak ujian kelulusan saat sekolah. Mas Ashraf mengeratkan genggamannya ketika mendorong pintu ru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN