Setelah Cecilia mulai memposting kegiatannya dengan Darren pada status WA dan beberapa medsos, akhirnya Ivone berhenti mendesaknya agar menerima lamaran dari seseorang yang tidak dia kenal. Menurut Ivone, pria itu adalah pengusaha makanan ringan berbagai macam keripik yang juga diekspor sekitar Asean. Kekayaannya yang sudah pasti akan membuatnya hidup enak tanpa harus bekerja.
"Umurnya 30 tahun, kamu lihat sendiri kan kalau wajahnya cukup tampan meskipun perutnya agak buncit. Setidaknya enggak akan malu-maluin kalau diajak ke pesta," ucap Ivone di telepon setelah mengirimkan foto pria yang akan dijodohkan dengannya terus terngiang dalam pikiran Cecilia.
Dia tahu jika orang tuanya menginginkan yang terbaik untuknya, tapi Cecilia sudah cukup nyaman bekerja sebagai sekertaris CEO dari sebuah grup perusahaan terkenal. Bahkan Giovani merekomendasikannya untuk kuliah dengan biaya CSR perusahaan.
Karena itu juga Cecilia memutuskan untuk meninggalkan rumah untuk hidup mandiri di sebuah kamar kost yang terletak di lantai 3 dari total 4 lantai. Kamar yang jarang diminati sebab membutuhkan energi ekstra untuk menaiki dan menuruni tangga setiap harinya. Meskipun melelahkan, jelas ini lebih baik daripada mendengarkan rongrongan orang tuanya untuk segera menikah.
Dan dengan Cecilia memposting kegiatan sehari-harinya bersama dengan anak bungsu Giovani, setidaknya keluarganya akan menganggap Cecilia sibuk yang akan membuatnya terlepas dari tuntutan pernikahan dari Ivone selama beberapa waktu ini karena fokus mementori pria yang menyebalkan itu.
Ternyata pepatah yang mengatakan jika dunia ini sempit benar adanya. Pertemuan resmi mereka di rumah sakit tempat Giovani di rawat membuat keduanya saling menatap dengan tajam. Pria yang menumpang taxi daring yang menabraknya hingga terpental dari motor NMAX dan membuat kedua lututnya mencium aspal, ternyata adalah anak bungsu dari atasannya. Cecilia bahkan sempat menolak bekerja sama dengan Darren yang langsung mendapatkan omelan dari Intan.
Mengingat pertemuan pertamanya dengan pria yang tidak pernah hidup susah itu membuat darah Cecilia mendidih hingga ubun-ubun. Tidak pernah terbersit dalam angannya jika dia akan ditabrak oleh supir taxi daring yang ditumpangi oleh Darren hingga terpental dan kedua kakinya mencium aspal dengan keras. Bahkan pinggangnya terasa nyeri saat bertabrakan dengan sesuatu yang keras. Namun yang paling membuatnya marah adalah saat mengetahui jika body belakang motor NMAX yang baru lunas 4 bulan lalu ringsek parah.
Cecilia memaki serta meminta pertanggungjawaban dari supir taxi daring yang menciut di belakang kemudi. Siapapun yang melihat keadaan motornya juga tahu jika biaya perbaikan pasti menghabiskan uang yang tidak sedikit. Padahal dia sedang terburu-buru untuk mengambil pesanan Regina yang akan aku bawa ke rumah sakit tempat Giovani dirawat. Tapi kecelakaan ini membuatnya harus menunda waktu untuk menyelesaikan urusan dengan pria menyebalkan itu.
Makian dan umpatan terus Cecilia lontarkan karena Darren berniat untuk meninggalkannya sendirian, setelah sang supir meminta maaf dan menyerahkan KTP-nya sebagai jaminan agar pria itu tidak kabur. Akhirnya setelah perdebatan panjang, pria itu bersedia untuk memanggil bengkel langganan keluarganya dan meminta Cecilia untuk menunggu sekitar 30 menit.
Meskipun masih belum puas memuntahkan amarah, Cecilia terpaksa harus menerima solusi yang Darren berikan. Selepas pria itu pergi, dia mengerang kesakitan akibat nyeri di pinggang yang sejak dia sejak tadi. Ditambah lagi Cecilia juga kesulitan untuk menggerakkan kedua kakinya.
"Mbak, astaga! Mukanya pucat sekali, seharusnya tadi Mbak juga meminta Mas yang tadi untuk mengantarkan Mbak ke rumah sakit!" pekik salah seorang bapak-bapak yang masih berada di tempat kejadian.
"Saya tidak apa-apa, setelah motor saya dibawa oleh mobil derek bengkel, saya akan pergi ke rumah sakit," ucap Cecilia yang memang fakta, tapi tidak dengan pemeriksaan ke dokter.
Akhirnya bapak itu pergi setelah memastikan motor Cecilia sudah ditangani oleh pihak bengkel. Sementara gadis itu menunggu ojek daring yang akan membawanya ke tempat yang dibagikan oleh Ibu Regina untuk mengambil pesanannya melalui pesan WA.
Sial! Nyeri pada punggungnya karena ditabrak tempo hari ternyata masih terasa sakit saat dia bergerak. Padahal pekerjaan ini menuntutnya untuk terus bergerak. Sepertinya dosis obat pereda nyeri yang dia minum harus dinaikkan menjadi 4 kali sehari. Semoga saja Giovani tidak mencurigainya, karena sang CEO memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dibandingkan dengan orang kebanyakan.
"Cecilia, setelah mengawasi syuting iklan body mist Gregorius. Kamu akan pergi berdua dengan Darren untuk mengawasi pembangunan resort di Ubud, Bali. Jadi persiapan diri kamu mulai dari sekarang," ucap Giovani saat Cecilia menghadap di kantornya untuk melapor mengenai progres dari anak bungsunya.
"Dan kamu juga akan menjadi personal asisten Darren selama berada di Ubud. Tolong awasi dia agar tidak berbuat macam-macam. Ada banyak pihak yang pasti akan menjegal Darren dan memanfaatkan kelengahan dia," sambung Giovani dengan tatapan menerawang.
Anehnya Cecilia merasa jika ucapan Giovani seakan memiliki makna yang lebih dalam daripada yang terdengar. Kecurigaannya juga bertambah besar saat melihat Giovani dan Regina berada di rumah sakit khusus infeksi yang juga bersebelahan dengan gedung yayasan kanker Indonesia. Giovani beralasan ingin menjenguk teman SMP-nya yang ternyata baru saja pulang saat keduanya tiba.
Dan seingat Cecilia di dalam jadwal Giovani hari itu, tidak ada tertera akan pergi ke rumah sakit untuk membesuk. Tapi Regina yang panik dan terus mengoceh saat mengetahui jika kedua kakinya terluka akibat memakai sepatu hak tinggi membuatnya melupakan niat untuk mengajukan pertanyaan. Malahan yang ada Cecilia merasa bersalah atas perhatian yang mereka berikan untuknya selama ini.
Seperti yang sudah Cecilia duga sebelumnya jika dia akan lebih banyak berdebat dengan pria menyebalkan itu. Entah mengapa saat bersama Darren, emosinya tidak dapat dikendalikan. Apakah itu pengaruh dari motor NMAX-nya yang ternyata perbaikannya memakan waktu lama. 2 minggu lebih yang membuatnya harus menaiki ojek daring setiap kali harus pergi kemanapun.
Meskipun seingatnya, Darren pernah mengajak makan ke restoran yang khusus menjual kari India sehabis dia bertengkar hebat dengan si tua bangka Handoyo karena memanfaatkan karyawati untuk menemani para klien yang akan memuluskan tender miliknya. Dan harus Cecilia akui saat memakan kari yang pedas itu membuat perasaannya sedikit membaik. Tapi tetap saja sikap menyebalkan pria itu masih membuat Cecilia muak sekaligus jengah.
'Dasar pria m***m! Jadi dia yang menggantikan kaus aku rupanya,' Maki Cecilia dalam hati saat bertanya pada petugas hotel tentang kejadian tadi malam di mana Darren berada di kamarnya semalaman.
Petugas hotel wanita mengatakan jika dia yang memakaikan Cecilia kaus pink dan celana panjang batik. Tapi saat terbangun tadi malahan kaus biru muda yang melekat pada tubuhnya.
Cecilia segera berlari ke kamar Darren dan menggedor pintu kamarnya dengan anarkis, teriakan juga terlontar dari mulutnya. Bahkan dia juga membanting pintu dengan keras, saat pintu dibuka. Dengan kekuatan penuh Cecilia menubruk tubuh pria itu lalu memukulinya tanpa ampun. Tapi ternyata apa yang dia lakukan malah membangkitkan sesuatu pada pria itu dan malah mengancam agar Cecilia tidak bergerak jika masih ingin tetap suci.
'Dia memang pria m***m!' umpat Cecilia dalam hati.
Bisa-bisanya pusaka milik Darren malah mengacung dengan tegak pada perutnya. Cecilia bahkan mendengar nafasnya yang memburu seakan Darren baru saja habis berlari dalam jarak jauh. Dan Cecilia baru saja dapat bernafas lega saat pria itu memerintah untuk turun dari atas tubuhnya.
Jadwal mereka harus dipersingkat karena ulah 4 orang pria b******k yang melecehkan Cecilia secara verbal. Giovani yang semakin khawatir dengan keadaannya akhirnya memerintahkan mereka agar pulang dalam waktu 2 minggu lagi. Padahal Cecilia sudah mulai merasa nyaman dengan Bli Nyoman yang siap mengantarkan mereka kemanapun.
Tapi ternyata disaat proses serah terima dengan direktur yang menangani cabang Ubud ini, Darren menyempatkan untuk merekomendasikan Bli Nyoman menjadi staf kantor dan berharap suatu saat nanti pria asli Bali itu dapat dipindahkan ke kantor pusat yang ada di Jakarta.
Pada malam perpisahan, Bli Nyoman memberikan mereka baju batik khas Bali yang memiliki corak dan warna yang bagus. Beberapa lama berada disamping Darren membuatnya sadar jika pria ini memiliki empati dan simpati yang sangat tinggi. Pria itu dapat merangkul karyawan dengan status paling rendah untuk menjadi orang-orangnya. Sepertinya itulah yang menjadi salah satu kelebihannya di antara banyak kekurangan yang dimiliki oleh Darren.
Dan mungkin saja dalam waktu mendatang akan ada banyak kejutan yang akan terjadi jika Darren berhasil menjadi CEO menggantikan ayahnya. Sang tuan muda menyebalkan itu ternyata juga memiliki sikap pantang menyerah seperti yang dimiliki oleh Giovani.
Hanya saja sepertinya progres Darren harus terhalang karena kedatangan dari kekasihnya yang manja, jadi kalau sudah seperti ini Cecilia akan menunjukkan tanduknya kepada kedua orang itu agar tidak macam-macam dengan dirinya.