Tuan muda yang kaya

1340 Kata
Kathleen melihat tiket penerbangan yang akan membawanya ke Jakarta dengan riang. Gadis berambut pirang itu akan menyusul sang kekasih, Darren Sanjaya, pria Indonesia yang dia pacari selama setahun terakhir ini. Gadis itu jadi teringat saat awal berkenalan dengan Darren, kala itu dia tidak memiliki perasaan kepada pria itu. Karena jujur saja pria Asia bukanlah tipe idamannya. Dia bahkan menunjukkan sinyal penolakan atas sikap Darren yang gencar dalam melakukan pendekatan kepadanya. Tapi jangankan jera yang ada Darren malah menyatakan perasaanya. Jengah dan muak tentu saja Kathleen alami karena tidak tahu bagaimana cara menghadapi sikap keras kepala dan pemaksa Darren. Satu waktu Kathleen bercerita kepada teman SMA-nya jika sedang didekati oleh pria asing dan karena penasaran temannya ingin melihat seperti apa rupa dari Darren. Dengan cepat Kathleen mengulurkan ponselnya yang menampilkan foto dari pria yang lebih tua 3 tahun darinya itu. Sang teman dengan serius mengamati wajah Darren dan membuat satu kesimpulan jika pria itu adalah orang kaya terlihat dari barang yang digunakannya dan lagi bukan rahasia umum jika orang-orang yang berkuliah di luar negeri adalah orang yang lumayan berada. "Siapa namanya?" tanya sang teman setelah puas mengamati wajah pria yang memang terlihat macho itu. "Darren Sanjaya." Setelah mengangguk sang teman asyik dengan ponselnya. "Whoooaa, Kathleen, kamu sungguh beruntung sekali jika bisa berpacaran dengan pria ini. Aku sudah mencari informasi dan dan hasilnya adalah orang tuanya memiliki sebuah perusahaan," Kathleen tercengang saat mengetahui latar belakang pria yang mendekatinya. "Dia juga anak ketiga dengan dua kakak perempuan. Kakaknya yang pertama menikah dengan pengusaha berlian sementara kakak keduanya memiliki bisnis sendiri. Pria ini juga adalah anak laki-laki satu-satunya yang otomatis memiliki kekuatan yang lebih kuat daripada kedua saudaranya," sambung sang teman yang semakin membuat Kathleen terperangah. Seperti yang temannya katakan barusan, ini adalah tangkapan besar dan dia tidak boleh menyia-nyiakannya. Seandainya Kathleen jadi menikah dengan Darren, hidupnya akan terjamin seumur hidup. Tak butuh lama dari informasi yang Kathleen dapatkan mengenai Darren, gadis itu menerima pernyataan cinta Darren. Dan Kathleen mengakui jika pria itu adalah tipe pria romantis yang bersedia melakukan apapun agar pasangannya bahagia. Kathleen merasa beruntung menjadi kekasihnya. Bahkan saat Darren mengatakan jika tidak ingin kembali lagi ke Indonesia dan ingin bekerja di negara ini Kathleen terpaksa menerimanya demi tujuan yang lebih besar yaitu harta warisan yang pastinya bagian pria itu akan lebih banyak dari kedua saudaranya. Ibarat kata, menderita sebentar demi kebahagiaan yang lebih besar. Dia bahkan sengaja bersikap tidak materialistis dengan meminta dibelikan perhiasan atau barang-barang mewah lainnya untuk membentuk citra gadis sederhana dan pengertian. Kulit Darren yang kecoklatan saat tertimpa sinar matahari di waktu musim panas membuat tampilan pria itu semakin memukau dan yang dari awalnya Kathleen hanya menginginkan uangnya sekarang juga mulai mencintainya. Tapi rencana itu harus mengalami sedikit gangguan sebab Darren diminta pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan S2-nya. Karena itu Kathleen sengaja memakai sistem tarik ulur yaitu tidak menghubunginya agar Darren merasa kehilangan dirinya. Dia juga berniat untuk pindah kuliah di Jakarta agar dapat menempel terus pada Darren. Waktu yang sedikit ini sengaja dia gunakan untuk mengurus dokumen yang terkait dengan imigrasi, paspornya yang sudah mati, informasi kampus yang membuka kelas internasional dan segala hal kecil lainnya. "Kamu jadi pindah ke Jakarta?" tanya Natalie membuyarkan lamunan Kathleen. "Tentu saja jadi, semua dokumen yang aku buat sudah siap. Minggu depan aku akan menyusulnya," jawab Kathleen sambil mengambil sebuah kaleng bir yang dibawa Natalie. "Aku mendoakan kamu semoga pria kelas kakap itu segera menikahimu dan kamu menjadi Nyonya Darren Sanjaya," ucap Natalie sambil tertawa. Melihat dari banyaknya kaleng bir yang disiapkan oleh Natalie sudah dipastikan mereka akan minum sampai mabuk. "Apa kalian sudah pernah 'melakukannya'?" tanya Natalie saat mereka sudah setengah mabuk. "Tidak pernah, sentuhan Darren kepadaku hanya sebatas ciuman pada dahi dan pelukan," jawab Kathleen yang mulai merasakan jika pipinya memanas efek dari alkohol yang diminumnya. "Gila, apakah dia tidak tertarik dengan tubuh seksimu?" tanya Natalie sambil menganga, Kathleen yang gemas langsung memasukkan kripik kentang ke mulutnya. "Justru dia sangat tertarik padaku, hanya saja kebiasaan di Indonesia yang masih menganggap melakukan s*x sebelum menikah adalah tabu yang membuatnya menahan diri mati-matian dari rayuanku," Kathleen menjeda ucapannya dan merasakan jika sesuatu di bawahnya sudah basah karena terlalu membayangkan hal yang liar. "Padahal aku berharap sekali saja kami melakukan hal itu dan jujur saja aku penasaran dengan juniornya. Pasti sangat memuaskan seperti pria-pria yang pernah bercinta denganku," lanjut Kathleen sambil menjilati bibir dengan sensual seakan ada seorang pria yang menciumnya. "Ya sudah kalau begitu kamu hanya perlu bertindak agresif saja. Aku tidak percaya jika ada pria yang sanggup menahan godaan wanita seksi yang memakai baju tipis. Suatu waktu pasti kekasihmu itu akan tergoda juga," celetuk Natalie yang membuat Kathleen berpikir. "Benar juga yang kamu katakan, ada gunanya juga aku membawa sebagian besar bajuku yang terbuka dan seksi itu. Aku akan memakainya di depan Darren," ucap Kathleen dengan menyeringai. "Bahkan Darren tidak meminum bir dan minuman keras lainnya dan itu sangat membosankan," gumam Kathleen dengan pelan. "Ngomong-ngomong apakah kau tahu di mana d**k sekarang berada?" tanya Kathleen kepada Natalie yang adalah sepupu dari pria yang menjadi partner di atas ranjangnya selama setahun terakhir ini. Kathleen berselingkuh dari Darren karena merasa bosan dengan pria itu yang terlalu konservatif, bahkan dia juga punya teman kuliah yang berasal dari Indonesia yang menerapkan free s*x. Hey! Dia ini masih gadis normal yang butuh sentuhan tangan dari pria. Bukan hanya sekadar dijadikan hiasan semata. Sayangnya Darren tidak dapat memuaskan kebutuhan biologis Kathleen. Dick yang mengetahui jika Kathleen berhubungan dengan Darren tidak mempermasalahkannya. Lagipula bagi d**k hubungan keduanya hanya rekan di atas ranjang yang saling memuaskan satu sama lainnya. Tidak lebih! "Dia akan segera datang bersama dengan John," Kathleen bersiul menggoda saat Natalie mengucapkan nama kekasihnya. Benar saja tak lama orang yang dibicarakan muncul Natali dengan semangat membuka pintu apartemen Kathleen yang terdiri dari 2 kamar ini. John yang melihat Natalie hanya memakai tank top dan hot pants langsung menerjang tubuh gadis itu lalu membawanya ke kamar gadis itu. "Mereka berdua sudah tidak sabar rupanya," ucap Kathleen sambil menenggak sisa bir yang masih ada di kaleng. "Aku juga sebenarnya tidak tahan, tapi aku mau menghabiskan sekaleng bir ini dahulu sebelum kita memulai permainan panas kita sepanjang malam, are you ready?" d**k menghembuskan nafas ke telinga Kathleen dan membuat gairahnya terpancing. "Kalau begitu cepat kau habiskan bir itu dan puaskan aku!" Titah Kathleen yang langsung dilakukan oleh d**k. Sebuah perpisahan yang dilakukan d**k sepanjang malam dengan bertukar saliva dan cairan tubuh hingga keduanya menggelepar karena kehabisan tenaga. Setelah usai berpamitan dengan kedua orang tua dan seluruh saudaranya, Kathleen bersiap untuk masuk ke pesawat yang akan membawanya menuju ke negara tropis itu. Sepanjang perjalanan dia hanya tidur dan makan saat pesawat transit, karena bagi Kathleen makanan di pesawat rasanya tidak enak. Mungkin karena hanya dihangatkan bukan dimasak secara langsung. Udara panas yang menyengat langsung menyambut saat Kathleen menginjakkan kaki di bandara. Apakah ini benar negara tempat Darren tinggal? Kathleen lebih yakin jika ini adalah oven raksasa di mana jika kita menaruh telur mentah, maka telur itu akan matang karena saking panasnya cuaca di kota ini. Kathleen meminta bantuan teman yang dia kenal dari media sosial 5 tahun yang lalu untuk menjemputnya di bandara yang dengan senang hati dilakukan oleh sang teman. Kathleen melihat keberadaan sang teman lalu melambaikan tangan berharap gadis berkulit hitam manis itu dapat melihatnya. Rasanya nyaman sekali saat AC yang dingin di dalam mobil menerpa kulitnya. Saat Nina, temannya bertanya Kathleen akan menginap di mana, dengan jujur gadis bermata biru menjawab jika belum melakukan reservasi di hotel manapun karena ingin meminta Darren mencarikan tempat tinggal di Jakarta ini. "Dasar gadis sinting, jadi kamu mengejar kekasihmu sampai ke Jakarta dan mau kuliah di sini juga," ucap Nina sambil tertawa kencang. "Kamu juga pasti akan melakukannya jika kekasihmu adalah Darren Sanjaya," sahut Kathleen tersenyum dan menampakkan giginya yang memakai behel. "Wah, jangan bilang tuan muda Sanjaya Group yang kamu maksudkan," ucapnya dengan nada tak yakin. Saat Kathleen menunjukkan fotonya berdua dengan Darren barulah Nina percaya dan mendukungnya untuk terus menempel pada pria itu. Tunggulah aku Darren Sanjaya, sebentar lagi aku akan menaklukkan kamu sepenuhnya. Ucap Kathleen dalam hati.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN