Seno duduk dihadapan kedua orangtuanya dan juga kakeknya yang saat ini duduk dikursi roda karena tak bisa lagi menggerakkan kakinya untuk berjalan seperti biasa, ada baiknya ia duduk di kursi roda dan memudahkan dirinya sendiri untuk kemana-mana, karena kakinya tak senormal dulu. Liliana menoleh melihat suaminya, tumben sekali putranya itu kemari, selama ini Seno tak pernah datang atas kemauannya sendiri, tapi selalu datang jika dipanggil. “Ada apa?” tanya Yohanis menatap Seno dengan seksama. Seno mendesah napas dan berkata, “Ada yang mau saya bicarakan.” “Apa itu? Katakan saja.” “Tentang perusahaan?” tanya Liliana. “Bukan. Tapi tentang pernikahan,” jawab Seno lagi. “Apa kamu sudah mau menikah dengan Lisa? Kebetulan kami akan bertemu orangtuanya malam ini,” seru Liliana. “Saya mau