41. Sebuah peringatan

1724 Kata

"Dari mana ajaaa? Kenapa gak pulang-pulang?!?" Di balik daun pintu, Bima terpaku. Alih-alih menjawab pertanyaan cempreng Dea, pria itu justru bergeming. Mengamati penampilan gadisnya yang tampak berbeda, dengan tatapan mata tak berkedip. "Selamat sore, Princess," sapanya kemudian. Berdiri di hadapan Bima, Dea mencebikkan bibirnya. Melipat kedua tangan di depan dadànya. "Kamu terlambat dua puluh menit!" protesnya kesal. Bima terkekeh. Pria itu lalu melangkah maju-mendekati Dea yang tampak merajuk. Menerbitkan perasaan hangat bercampur geli, yang seketika menyelinap di dalam lubuk hatinya. Baru kali ini, ia mendapati Dea bersikap seperti ini padanya. Sikap yang mengisyaratkan seolah-olah ia mengharapkan kehadirannya. Merajuk, heh? Hanya karena aku terlambat datang, atau justru karena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN