“Anak Mama yang seperti preman kalah dengan Pria gemulai?!” teriak ratuku hingga membuat telingaku berdengung. “Enggak kalah tapi sengaja mengalah. Manda malu dibuat tontonan pengunjung taman kota, Ma. Lagian Erik nyiram dari belakang, waktu aku sibuk berdebat dengan Mas Aiman.” Mama berdecak kesal, mulutnya komat-kamit mengeluarkan sumpah serapah untuk si kaum warna-warni. Pasti beliau merasa bersalah karena terlalu percaya dengan orang yang sengaja menghasutnya. Mama berkata jika mengenal Erik sudah lebih dari dua tahun. Awal mula perkenalan saat pria itu berobat ke rumah sakit. Erik datang dalam kondisi terluka parah. Tangannya tersayat pisau dapur dan mulutnya berbusa. Dia melakukan percobaan bunuh diri dan berhasil diselamatkan. Ketika dibawa ke psikolog oleh keluarganya, dia ber