Rintik Hujan

1191 Kata

Hujan deras mulai mereda saat Mas Afif akan dibawa ke masjid untuk di sholat kan. Tidak ada yang menangisinya lagi. Semua orang tersenyum mengantar kepergiannya. Bunda setelah subuh kembali ke rumah, ditangannya masih terpasang jarum infus. Wajah beliau masih sembab namun tak ada air mata yang mengalir. Setelah mendapatkan nasehat dari ustadzah, kami mulai mengikhlaskan kepergian Mas Afif. Memang sudah waktunya dia berpulang. Ke tempat dimana dia tidak lagi merasakan sakit. “Manda sarapan dulu yuk ...” ajak Mbak Dyah. Sejak kemarin dia membantu menyiapkan makanan untuk keluarga yang menginap. Baik sekali padahal Mbak Dyah sendiri juga tamu jauh. “Bantu aku ke kamar mandi dulu ya, Mbak. Badanku lengket mau mandi sebentar.” “Iya,” jawabnya. Membantuku berdiri. Tubuhku terasa lemas hingg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN