Bab 6 : Maaf Sayang, Harapanmu Tidak Akan Menjadi Kenyataan 2

1421 Kata
# Dulu keinginan Damian hanyalah untuk menghabiskan seminggu bulan madunya di Saint Lucia dengan bersenang-senang menjelajahi sebagian kecil wisata di tempat itu berakhir menjadi sebuah wacana yang tidak terealisasi hingga bulan madu mereka berakhir. Baik dirinya maupun Ariana sama sekali tidak pernah meninggalkan villa tempat mereka menginap. Seharusnya bulan madu mereka bukanlah bulan madu yang sesungguhnya, akan tetapi kenyataannya Damian tidak menyangka kalau ia akan menjadi tergila-gila dengan tubuh Ariana. Bagi Damian, tubuh Ariana tidak bedanya dengan candu yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk menyentuh wanita itu. Tidak perduli berapa banyak kalipun ia menyentuh, memeluk dan menelusuri tubuh istrinya. Ia malah semakin b*******h setiap kali mereka melakukannya. Seumur hidup Damian, ia belum pernah menemukan wanita seperti Ariana yang terasa sangat manis dan tidak pernah gagal membuatnya merasakan kenikmatan setiap kali mereka bercinta. Dia salah. Ariana bukanlah patung candi kaku yang ia kira akan membuatnya bosan meskipun diawal, caranya menanggapi sentuhan Damian sangatlah kaku. Ada beberapa waktu Ariana terlihat malu dan bingung akan tetapi seiring waktu, ia mulai belajar untuk bergerak seirama dengan suaminya. Bagi Damian, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar yang bisa ia rasakan selain menemukan begitu banyak ekspresi yang ditunjukkan oleh Ariana secara tidak sadar di saat ia mulai merasakan kenikmatan secara seksual yang diberikan oleh Damian. Hanya saja, bagi pasangan itu, seks hanyalah seks semata. Keinginan menggebu-gebu yang sama-sama mereka rasakan di saat tengah melakukannya akan menghilang begitu saja ketika mereka sama-sama telah mencapai kenikmatan serta kepuasan. Pada akhirnya kehidupan yang mereka jalani selama dua tahun kedepannya, kurang lebih hanya seperti partner bisnis yang saling menghormati satu sama lain karena tujuan mereka menjalin kerjasama adalah sama-sama untuk bisa mendatangkan keuntungan bagi kedua keluarga. Keluarga Atmachandra dengan ekspansi bisnisnya menggunakan keluarga Pradipta dan keluarga Pradipta dengan jaminan kesejahteraan yang lebih baik di bawah payung bisnis bersama keluarga Atmachandra yang dikenal sebagai salah satu keluarga dengan pendapatan terbesar di semua lini bisnis yang mereka kelola. Damian dan Ariana tidak sama dengan pasangan suami istri normal lainnya, karena mereka melakukan seks bukan untuk mempererat cinta dan perasaan mereka masing-masing melainkan hanya untuk mendapatkan kesenangan dari pernikahan dengan kontrak dua tahun yang akan mereka jalani. Bulan madu mereka telah lama berakhir kini dan mereka sudah lama menyadari kenyataan kalau keberhasilan kerjasama kedua keluarga sepenuhnya terjadi karena keberhasilan kerjasama mereka secara pribadi. Damian dengan imagenya sebagai suami yang baik dan memanjakan istrinya sekalipun sudah menjadi rahasia umum bagaimana ia begitu royal menghabiskan malam-malamnya di berbagai bar premium dan tentu saja dengan wanita-wanita cantik yang mengelilinginya, layaknya para pria kaya, tampan dan berkuasa pada umumnya. Sedangkan Ariana berhasil menciptakan gambaran seperti apa seorang istri sempurna dari seorang pria seperti Damian. Dia anggun, mempesona, penuh kelembutan, melayani suaminya dengan taat dan tentu saja, pura-pura tidak pernah tahu seperti apa kelakuan suaminya di luar sana. Ariana dikenal dengan sikap dermawannya yang tidak pandang bulu,serta kedekatannya dengan kaum miskin. Tapi, yang tidak diketahui oleh semua orang adalah bahwa ada batasan tidak terlihat diantara mereka yang selama ini membatasi mereka. Dan dua tahun ini, mereka menghormati batasan itu dengan cukup baik. Damian tidak akan pernah memaksakan kehendaknya pada Ariana jika memang Ariana sama sekali menolak keinginannya dan semua alasannya sama sekali tidak bisa diterima oleh wanita itu. Ada saat-saat dimana Ariana menolaknya dengan tegas dan menutup pintu kamarnya meskipun Damian menyampaikan seribu satu alasan untuknya. Akan tetapi, ada juga masa ketika Ariana akan tetap diam dan menahan dirinya meskipun ia tanpa sengaja memergoki Damian yang tengah bersama wanita lain di tempat umum seperti mall atau bahkan lobby hotel bintang lima dan bintang tujuh. Ia akan bersikap pura-pura tidak tahu dan menghindari Damian agar mereka tidak berpapasan dalam kondisi apapun. Ariana juga tidak pernah bertanya apa yang dilakukan oleh Damian di luar sana. Ia akan dengan santai dan tenang menghabiskan makan malam dan sarapannya seorang diri meski ia tahu suaminya di atas kertas tengah bersama dengan wanita lain. Bahkan orang-orang di sekelilingnya-pun mempertanyakan, darimana wanita yang terlihat rapuh dan lembut seperti dirinya memiliki kekuatan dan kemampuan untuk bersikap tegar dan biasa saja seperti itu? Dengan cara seperti inilah mereka menghormati privasi dan kepentingan satu sama lain. Dua tahun sebentar lagi terlewati, dan mereka berhasil mempertahankan rumah tangga mereka dengan 'harmonis'. Ariana mendesah pelan sambil memperhatikan dandanannya di depan kaca. Kata-kata Damian tadi sore kembali melintas di kepalanya. “Berdandanlah yang cantik, kita akan makan malam di luar malam ini.” Ia merasa seperti domba yang akan dituntun menuju tempat penjagalan karena sesungguhnya ia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah makan malam ini sementara ia masih tetap mengikuti keinginan suaminya untuk berdandan cantik dan tentu saja menyenangkan mata suaminya. “Setelah ini, hanya tinggal dua hari dan semuanya akan berakhir. Bersabarlah.” Ucap Ariana pada bayangan dirinya sendiri di depan kaca. Ariana mengenakan sebuah gaun malam semata kaki yang indah berwarna putih. Rambut panjangnya yang berwarna cokelat gelap disampirkan kesamping, memperlihatkan punggungnya yang terbuka. Gaun itu mengikuti lekuk tubuhnya, seakan pakaian itu memang dibuat khusus untuk ia kenakan. Dengan cara yang unik, ia tetap terlihat anggun dan elegan tapi juga acuh tak acuh di saat bersamaan. Saat Ariana melangkah menuruni tangga, Damian menatapnya tanpa berkedip sedikitpun, seakan ini pertama kalinya ia melihat istrinya seperti itu. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ternyata ia tidak bisa menemukan alasan untuk bosan dengan penampilan istrinya yang seperti boneka meski waktu kontrak pernikahan mereka akan segera berakhir beberapa hari kedepan. Menyadari hal ini membuat Damian merasa sedikit terganggu dan tanpa ia sadari, dahinya berkerut menatap Ariana, tepat ketika Ariana telah sampai di depannya. “Apa pakaiannya tidak cocok dengan seleramu?” tanya Ariana akhirnya. Damian seketika tersadar dari lamunan singkatnya, kemudian senyuman kembali menghias wajahnya. “Jujur aku lebih suka melihatmu tidak mengenakan apa-apa,” bisik Damian di telinga Ariana saat uluran tangannya disambut oleh istrinya itu. Meski ada semburat merah yang sekilas membayang di pipinya, tapi wajah cantik Ariana tetap terlihat datar. Kalau boleh jujur, ia tidak pernah bisa benar-benar kebal dengan cara Damian menggodanya yang selalu saja menjurus ke urusan ranjang, tapi bisa dibilang, ia sudah terlalu terbiasa dengan cara Damian yang seperti itu. “Tapi jujur, aku juga butuh makan agar tidak menjadi seperti patung yang membosankan nanti malam. Staminaku tidak seperti dirimu,” balas Ariana dengan berbisik juga di telinga Damian. Damian tertawa kecil. Kalimat Ariana membuatnya teringat saat bulan madu mereka hampir berakhir dan Ariana mendorong tubuhnya dengan tangan gemetar. # “Bisakah kau berhenti? Aku terlalu lelah dan aku kelaparan," Ucap Ariana dengan sorot mata sayu. Damian mengamati istrinya untuk sesaat dan akhirnya sadar kalau ia terlalu bersemangat tanpa memberi Ariana jeda waktu yang cukup untuk sekedar beristirahat. Mereka bahkan lupa untuk makan malam dan kini tampaknya Ariana sudah mencapai batasnya. Damian melepaskan Ariana dan berguling ke samping. “Pantas kau tiba-tiba bersikap seperti patung yang membosankan, ternyata kau kelaparan. Aku akan segera meminta mereka mengantarkan makanan untuk kita,” ada ejekkan terkandung dalam kalimat Damian. Sejujurnya, ia kesal diminta berhenti saat tengah berada di puncak, tapi ia juga sadar dengan kondisi Ariana yang mengenaskan sekarang. # Damian tidak bisa berhenti mengulum senyum bahkan setelah mereka berada di dalam mobil karena teringat kejadian itu. Hampir dua tahun berlalu dan nyatanya Ariana masih mengingat kalimatnya saat itu. Satu lagi kelebihan istrinya yang ia baru sadari sekarang. Ariana memiliki ingatan yang bisa dikatakan amat sangat bagus. “Kau tersenyum seperti orang m***m,” ucap Ariana. “Memangnya salah bersikap m***m pada istri sendiri?” tanya Damian. Ariana menyunggingkan senyuman kecil yang terlalu palsu bahkan untuk penilaian Damian. “Aku meragukan hal itu. Kau tidak mungkin hanya bersikap m***m padaku saja,” ucap Ariana. “Tidak. Aku tidak bersikap m***m pada wanita lain, merekalah yang bersikap m***m kepadaku dan bukan sebaliknya. Kau adalah kasus special, sebuah kebanggaan khusus untukmu. Kau satu-satunya wanita yang menerima sikap mesumku,” balas Damian. “Itu bukan sesuatu yang membanggakan,” ucap Ariana. “Statusmu sebagai Nyonya Atmachandra satu-satunya saat ini sudah membanggakan dan ketika hanya kepadamu aku berusaha keras untuk terlihat menggoda serta tertarik untuk bersikap m***m…itu seharusnya menjadi kebanggaan tersendiri untukmu,” ucap Damian. Ariana berpaling kesamping hanya untuk mendapati kalau Damian juga tengah menatapnya dengan tatapan penuh rasa percaya diri. Hal itu seketika membuatnya sebal bukan main dan sekali lagi ia harus menghabiskan sebagian energinya untuk menekan perasaannya yang sesungguhnya. “Kau terlalu percaya diri,” ucap Ariana datar. “Percaya diri itu penting bagi seorang pemimpin, atau ia akan dipermainkan oleh mereka yang seharusnya bersikap lebih submissive,“ ucap Damian. Mobil yang membawa keduanya sampai di restoran, tapi tiba-tiba Ariana sudah kehilangan selera makannya sekarang. "b******k," batin Ariana kesal. Bersambung…..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN