Kris menatap layar ponselnya yang sudah menjadi gelap, karena dimatikan begitu saja oleh Mamanya. ‘Astaga! Macam mana ini, kalau sampai Mama dan Bapakku datang ke Jakarta? Mana tahan aku harus hidup serumah, dengan anak ingusan banyak tingkah macam Monica?’ batin Kris. Tiba-tiba saja Kris merasa telinganya dijewer dengan keras dan ketika menoleh ia pun mengetahui, siapakah pelakunya. “Enak saja, kau bilang aku ini anak ingusan! Kalau kau anggap aku ini anak ingusan, mengapa kau suka sekali menciumku?” Monica menatap Kris galak, sambil berkacak pinggang. Kris memberikan tatapan mengejek ke arah Monica. Ia mengatakan sungguh fitnah yang keterlaluan, kalau dirinya dikatakan suka mencium Monica, karena dirinya sama sekali tidak suka kepada gadis itu. Kris mengusir Monica. yang lagi-lagi mas