Keluarga yang Kejam

1113 Kata
Regi dan Erina duduk di sisi ranjang Genta, pasangan suami istri itu diam, mereka tidak tahu harus menjelaskan mulai dari mana. Regi terlalu menganggap semuanya sepele dan berpikir kalau anak-anaknya tidak tahu karena mereka semua diam. Ia tidak sadar kalau Genta sudah dewasa. “Papi tidak tahu harus mulai dari mana. Kami melakukan itu karena ada alasannya,” ujar Regi. “Alasannya karena kalian berdua pasangan suami istri yang jahat,” ujar Genta. “AAA?” Mereka melonggo. “Apa yang sudah kamu ketahui?” tanya Regi. “Semuanya,” sahut Genta. “Genta, begini … tidak semua yang kamu lihat itu kejadian sebenarnya. Kami melakukan itu karena ada alasannya,” ujar Erina. “Alasannya karena kalian berdua ingin uang,” ujar Genta. “APA ….” Erina sampai melongo tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tiba-tiba Regi berdiri lalu ia mengakui semuanya dan mengancam putranya supaya jangan memberitahukan siapapun. “Jika kamu memberitahukan pada orang lain , Papi tidak akan segan-segan menghukum kamu,” ujar Regi. Genta hanya diam. “Apa kamu mengambil jam dari kamarku?” tanya Regi lagi. “Iya.” “Untuk apa?” tanya keduanya hampir serentak. “Untuk membeli perlengkapan sekolah.” “Lalu kenapa tidak bilang pada Papi?” “Kalian berdua terlalu sibuk bertengkar tiap hari dan aku tidak ingin mengganggu ritual pertengkaran kalian,” ujar Genta, lalu ia mengarahkan wajahnya ke monitor. “Aku ingin semua sampah ini dibersihkan besok pagi, semua coretan ini saya ingin ini dihapus dan sampah dikamar ini buang.” Genta hanya diam. “Baiklah, kalau kamu memakai uangnya untuk biaya sekolah papi tidak marah,” ujar Regi. Genta tidak mengatakan apa-apa ia hanya diam, setelah keluar dari kamar Genta pasangan suami istri itu kembali bertengkar. “Papi kenapa tidak meminta sisa uangnya, apa kamu akan biarkan anak memegang uang puluhan juta?” “Mi, kebutuhan sekolah banyak, biarkan saja,” ujar Regi. “Pi, dia masih anak SMA kebutuhan sekolah selalu kamu penuhi, itu hanya untuk uang foya-foya dia untuk main game. Cepat minta sisanya,” ujar Erina. “Biarkan saja, anggap saja itu uang tutup mulut.” Erina hanya mendengus kesal dan membiarkan Genta menikmati uang hasil penjualan jam tangan milik Regi. Di satu desa. Fitnah yang dilakukan Erina dan Regi ternyata berdampak pada keluarga Gemma. Ibu Regi mendatangi rumah orang tua Gemma, ia mengambil paksa sapi satu-satunya milik orang tua Gemma. “Kami tidak tahu apa-apa,” ujar Ibu Gemma memohon. “Gemma membawa kabur uang anak saya sampai miliaran. Dia kabur dengan pria lain, sekarang anak saya tidak makan lagi di rumah. Jadi sebagai gantinya saya akan membawa sapi untuk mengganti uang yang dicuri anakmu,” ujar Ibu Regi. Orang tua Gemma dan orang tua Regi bertetangga di kampung, orang tua Regi orang yang berpengaruh di kampung tersebut. Sementara orang tua Gemma sebaliknya, mereka miskin . Wanita itu menyuruh orang untuk membawa paksa sapi milik keluarga Gemma, Lian saudara laki-laki Gemma menolak, ia tidak terima sapi yang ia pelihara untuk mereka memperbaiki rumah yang sudah reot diambil sama Ibu Regi. Ia menarik tambang sapi itu dari orang yang membawa sapi miliknya. Tarik-tarikan pu terjadi . Apa yang mereka lakukan menjadi tontonan orang dan direkam beberapa orang lalu di upload ke media sosial. “Tolong jangan lakukan itu Bu, adik saya sudah jadi menantu di rumah kalian harusnya jadi tanggung jawab Regi,” ujar Lina, bapak satu anak itu , akhirnya dipukuli sama orang-orang suruhan orang tua Regi. “Adikmu yang mencuri uang anak saya, kalian harus menggantinya.” “Itu untuk biaya berobat suami saya Bu,” bujuk Ibu gemma wanita tua itu sampai memohon-mohon agar sapi satu-satunya jangan diambil. Tapi orang tua Regi orang yang sangat kejam, mereka tidak peduli membawa sapi itu ke dalam mobil untuk dijual. “Bawa sapi itu,” pintah abang Regi, dia juga orang berpengaruh di kampung. Tidak ada yang berani mengusik perbuatan keluarga Regi, bahkan tidak ada yang berani memanggil polisi. Orang-orang kampung takut dapat masalah, mereka hanya menonton dengan diam. Melihat Lian saudara Gemma dipukuli hingga babak belur. “Baiklah, bawa saja sapinya , tapi setidaknya berikan sebagian untuk Lian sebagai upahnya sudah merawat sapi itu selama ini,” ujar Ibu Gemma sambil menangis. “Tidak ada bag-bagi. Uang yang dibawa kabur sama anakmu sangat banyak, satu miliar ini saja masih kurang!” bentak ibu Regi dengan semena-mena. Lalu mereka pergi untuk menjual sapi tersebut, Lian ingin mengejar tapi orang-orang kampung dan ibunya menahannya supaya jangan mengejarnya. Karena mereka tahu, abang Regi yang tinggal di kampung orang yang berpengaruh dan kejam, ia membuka toko alat-alat bagunan di kampung . Sama karyawan saja ia berani menampar dan memukul kalau pekerjaan mereka tidak cepat. “Sudah Nak, Allah akan menghukum mereka yang menzalimi kita,” bujuk Ibu Emma dengan tabah. “Aku tidak terima Bu, itu untuk perbaikan rumah kita yang sudah bocor. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini.” Lian ingin berdiri, tapi ayahnya yang sudah sakit-sakitan melarang ia sampai memeluk tubuh anak pertamanya supaya jangan pergi. “Percaya sama Bapak. Gemma tidak melakukan itu, itu semua akal-akalan mereka. Apapun yang mereka lakukan Allah akan melihat dan mengganti dua kali lipat,” bisik Bapak Gemma. Lian akhirnya dian, ia duduk diam lalu menangis sekeras-kerasnya di depan para tetangganya, ia meluapkan kemarahannya dengan berteriak. Mereka semua hanya diam, mengerti apa yang dirasakan keluarga Gemma. Namun, tidak bisa membantu, karena sadar orang yang melakukannya orang kaya. “Si miskin memang selalu kalah di dunia ini dan si kaya akan selalu menang. Namun, di hadapan sang pencipta semua umatnya sama saja. Kamu harus tegar Nak,” bujuk Bapak Gemma. Ternyata apa yang dilakukan keluarga Regi diketahui sama Gemma, awalnya ia menelepon tetangga. “Boleh aku pinjam ponselmu?” tanya Gemma saat Zevandra duduk di balkon di depan laptopnya. Ia tidak bertanya untuk apa, ia menyodorkan ponsel miliknya, lalu membuka layar kunci ponsel. Gemma membawa masuk ke dalam kamar, ia mencari akun media sosial tetangganya dan menemukan kontak. Gemma menelepon ia menceritakan semuanya pada Gemma, “Apa benar kamu kabur sama pria lain Emma?” tanya teman Emma. “Tidak.” “Ibu mertuamu mengatakan seperti itu, kamu kabur membawa uang suamimu satu miliar.” “AAA …!” Gemma sampai kaget mendengarnya. Dari sanalah diceritakan semuanya dan dikirim video kekejaman keluarga Regi. Gemma menangis sekeras-kerasnya, sampai Zevandra melompat karena kaget, ia buru-buru menghampiri Gemma. “Apa yang terjadi?” tanya Zevandra. “Dokter! Kamu harus menolongku. Aku ingin menyelamatkan keluargaku. Aku akan bersedia melakukan apapun yang kamu minta, aku bersedia jadi babumu seumur hidupku . Tapi tolong selamatkan keluargaku dokter,” ujar Gemma ia menyodorkan video pemukulan yang dialami Lian saudara Gemma dan bagaimana sapi keluarganya diambil paksa sama orang tua Regi. Bersambung….
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN