Setelah Gemma menghilang dan tidak ditemukan sama Regi, ia menambah orang-orangnya untuk menemukan Gemma baik hidup maupun mati.
Hari ketiga setelah menghilang, Regi menelepon orang yang ia bayar menanyakan keberadaan Gemma.
“Maaf Pak, kami tidak menemukan jejaknya lagi.”
“Pekerjaan kalian tidak becus. Padahal saya sudah mengeluarkan banyak uang.” Regi memarahi para preman yang ia bayar.
“Mungkin kami akan menambah orang untuk mencari target, tapi kami meminta uang tambahan lagi,” ujar preman tersebut.
“Kamu gila! Hasil tidak ada malah meminta uang tambahan,” ujar Regi kesal.
“Kalau bapak ingin kami cepat menemukannya, berikan uang tambahan untuk mencari kesana, kemari butuh biaya. Kalau tidak mau memberi tambahan, sabar dan tunggulah,” ujar lelaki itu lagi.
“Kamu ingin memeras saya?” Regi berdecak pinggang.
“Loh … kalau bapak ingin mempekerjakan orang –orang seperti kami, Bapak juga harus loyal jangan pelit memberikan uang. Kalau memang tidak punya uang banyak, cari saja sendiri kalau tidak bawa ke polisi,” ujar para preman itu dengan ketus.
Ini namanya bandit ketemu bandit
“Apa uang seratus juta kecil?” Wajah suami Gemma itu mengeras menahan amarah, ia sudah membayar para penjahat itu untuk menangkap dan menghabisi Gemma tapi tidak ada hasilnya, bahkan sekarang mereka malah meminta biaya tambahan.
“Iya, nominal segitu kecil untuk kami.”
Tidak ingin uang yang sudah ia keluarkan jadi sia-sia, Regi masuk ke dalam rumah, ia kembali memberikan uang satu gepok dalam amplop pada lelaki bayaran itu.
“Ini! Temukan dia mati atau hidup.” Regi menyodorkan pada lelaki berkulit gelap itu. Lelaki itu mengintip isi amplop lalu berkata dengan santai, “ok kami akan bekerja keras. Cabut!,” ucapnya pada kedua rekannya lalu mereka meninggalkan rumah Regi.
“Sial, untuk melenyapkan wanita itu aku sudah mengeluarkan banyak uang. Harusnya aku menghabisinya setelah dia melahirkan hari itu. Habis sudah uangku,” Regi menggaruk kepalanya dengan kesal.
“Pi, bagaimana? Apa kita jadi pergi?” Erina menghampiri regi yang berdiri dengan wajah kesal, seolah-olah tidak mau tau kesusahan sang suami ia meminta Regi mengantar ke salon kecantikan untuk manicure.
“Rin, jangan sekarang ya. Uangnya sudah terpakai lagi.”
Erina marah-marah pada suaminya karena gagal membawanya ke salon padahal sudah janji.
“Erina, harusnya kamu mengerti dong keadaan suami, aku sudah menuruti kemauanmu. Kita juga sudah memakai pembantu, kalau Gemma masih di sini kita tidak usah pakai jasa asisten rumah tangga.” Jelas Regi.
“Jadi kamu menyesal mengusir si gendut jelek itu!”
“Bukan, maksudku kalau kamu tidak merusak rencanaku saat itu, kita tidak akan kehilangan uang.”
“Kamu menuduh aku!” teriak wanita itu tidak mau disalahkan.
“Erina, begini, kehidupan kita tidak sama seperti dulu lagi, perusahaanku sedang ada masalah keuangan. Jadi kamu tidak bisa lagi melakukan perawatan, cobalah untuk mengurus anak-anak, tidak usah pakai baby sister mereka juga sudah besar. Kita pakai asisten rumah tangga saja.”
“Sori, aku sudah bilang dari kecilku aku tidak pernah kerja.”
“Mereka anak-anakmu Rin, Gemma bisa mengurus pekerjaan rumah tangga, juga mengurus mereka, dia juga membantu untuk pemasukan ke rumah ini,” tutur regi.
“Jangan membanding-bandingkanku sama si gendut jelek itu!” teriak Erina ia masuk ke dalam rumah lalu melemparkan barang-barang dalam rumah. Erina sangat benci jika suami membanding-bandingkan dengan Gemma.
Mereka bertengkar didepan anak-anaknya, karena saat itu sedang liburan sekolah jadi anak-anak itu mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.
“Aku tidak membanding-bandingkan kamu sama dia. Aku hanya mau bilang Gemma mengurus anak-anak dengan sangat baik, dia bertindak seperti seorang ibu, dia mengurus semua kebutuhan mereka. Kamu ibu kandung mereka, tapi kamu tidak tahu bagaimana mengurus mereka,” balas Regi dengan suara meninggi.
“Dari dulu aku sudah bilang padamu, kalau aku tidak mau punya anak banyak. Tapi kamu dan kedua orang tuamu memaksa.”
“Apa kamu menolak mereka?”
Wajah anak-anak itu langsung sedih, tidak lama kemudian anak yang paling bontot menangis memanggil bunda. Anak bontot itu sangat dekat sama Gemma, saat sekolah di TK Gemma yang selalu mengantar dan menjemputnya ke sekolah. Terkadang Gemma juga menunggu di sekolah. Saat Gemma dikurung sembilan bulan di gudang anak lelaki itu sampai panas tinggi mencari Gemma. Kali ini saat ia mendengar orang tuanya bertengkar nama Gemma ia kembali menangis. Saat Gemma yang mengurus keempat anak itu tidak ada pertengkaran di rumah karena Gemma selalu mengalah. Gemma juga selalu memasak makanan yang enak dan bergizi untuk mereka berempat, kini sama ibu kandung justru mereka tidak diurus. Erina sama peduli dengan penampilannya dan gen sosialitanya.
“Aku tidak sanggup kalau terus menerus seperti ini Erina, aku tidak punya banyak uang untuk kamu berfoya-foya,” ujar Regi menghela napas.
“Aku cantik untuk kamu juga kan, kalau aku selalu cantik semua orang akan memuji kamu dan iri sama kamu karena punya istri cantik,” ujar Erina.
“Erina, sayang … kita tidak punya uang. Untuk biaya sekolah, biaya les anak-anak, biaya pengasuh mereka, biaya asisten rumah tangga ditambah lagi biaya perawatan kamu. Semua itu membuat otakku jadi panas. Aku tidak punya tabungan lagi.”
“Minta sama orang tuamu di kampung, kan mereka kaya, banyak tanah , bayak sapi,” ujar Erina.
“Aku baru meminta lima ratus juga Erina. Kamu sudah pakai untuk memperbaiki hidungmu yang bengkok,” ujar Regi dengan putus asa.
“Minta lagilah, bilang kalau perusahaan kamu ada masalah.” Erina mengajarinya lagi.
Regi menolak, ia meminta istrinya untuk irit dan mau mengurus anak-anak mereka agar pengeluaran tidak membengkak. Tapi semua itu ditolak Erina, ia malah mengancam akan pulang ke rumah orang tuanya. Pertengkaran kembali berlanjut, barang-barang dalam rumah itu kembali hancur dilempar dan dibanting, Anak-anak itu masuk ke kamar masing-masing dan menutup kuping.
“Kalau saja Bunda masih di sini, kita akan makan enak-enak kan Kak?” tanya anak nomor tiga dengan polos.
“Gak usah ungkit-ungkit itu,” bentak anak remaja itu sambil menyalakan ponselnya dan memasukan headset ke kuping lalu menonton youtube, ia mengusir adiknya dari kamar dan mulai menonton tontonan orang dewasa, ia melakukan itu untuk mengalihkan pikirannya dari pertengkaran kedua orang tuanya.
“Apa kamu jatuh cinta sama induk gajah itu?” tanya Erina pada sang suami.
“Erina, kamu tahu dan lihat sendiri, saat pertama aku membawa kesini dia gadis yang sangat cantik langsing . Bahkan jauh lebih cantik dari kamu, karena kamu iri makanya kamu memintaku mengganti obat penyubur jadi obat penambah berat badan. Jagi kamu yang mengubah dia jadi gendut. Kamu pikir aku tidak tahu,” ucap Regi,
Erina kaget karena Regi tahu kejahatan nya pada gemma, sebelum Gemma menikah dengan Regi dia gadis yang sangat cantik, bahkan bunga desa di kampungnya, Erina iri sekaligus takut, jadi ia meminta Erina obat penyubur agar bisa hamil. Tapi obat itu ditukar isinya jadi obat penambah berat badan.
Bersambung