84. Terpaksa berpisah

1943 Kata

       Aku genggam tanganmu yang sekarang terasa dingin. Lagi lagi kamu tertidur setelah lelah menangis. Bersyukurnya aku, setelah kamu tenang, kamu menurut aku antar pulang. Wajah cantikmu berantakan dengan sisa airmata di sana sini. Aku menghela nafas pelan. Aku sebenarnya menyesali keputusanku, aku ga menyangka kalo reaksimu dan teman teman akan separah ini, terutama reaksi Sinta dan Karin. Sinta dan Karin itu tak pernah sekali pun aku lihat menangis, termasuk kalo mereka ribut dengan Rengga atau Obi. Terutama Karin, kamu sering cerita kalo Karin sering nangis kalo kangen maminya tapi aku malah ga pernah lihat dia menangis, sedih aja ga pernah. Mungkin Obi yang sering lihat. Gerakan samarmu menjeda pikiranku yang mengawang. "Sayang...kamu...No..." igaumu dengan mata terpejam. Aku men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN