10

1975 Kata
Makanan Nayara akhirnya sudah habis, saat ini Nayara sedang minum air putih sementara Bagas pergi kebawah membawa mangkok soto yang sudah ludes tak tersisa. Bibi ikut lega ketika melihat mangkok itu habis, berarti Nayara mau makan dan sudah menghabiskan makanannya sekarang. Soto ini memang bisa membuat nafsu makan Nayara bertambah karena ini merupakan soto kesukaan sari Nayara sejak ia bahkan masih kecil. Makanan kesukaan Nayara sangat banyak, tapi yang paling ia suka adalah soto ayam ini. “Aduh Mas Bagas makasih ya karena sudah mau membuat Mbak Nayara makan. Saya tadi sampai sedih karena Mbak Nayara ga mau makan, tapi saya sekarang senang karena Mbak Nayara sudah makan.” ujar Bibi yang sangat berterimakasih kepada Bagas. Bagas memang selalu bisa menjadi orang yang menolong Nayara. “Sama-sama bi, lagi pula membuat Nayara mau makan juga merupakan tugas Bagas. Bagas sayang Nayara dan ga mau kehilangan Nayara bi.” ujar Bagas. "Bagas naik lagi ya Bi." tambah Bagas diangguki oleh Bibi yang masih tersenyum bahagia karena akhirnya Nayara sudah makan pada hari ini. Bagas sudah masuk kembali ke kamar Nayara dan kini tampak terlihat bahwa Nayara sedang melihat handphonenya. Bagas tersenyum karena Nayara tidak selemah dan selemas tadi. Kini Bagas semakin mendekat ke arah Nayara yang masih melihat handphoneya. Karena penasaran dengan apa yang dilihat Nayara, kini Bagas sedikit mengintip apa yang kira-kira sedang dilihat oleh Nayara dan saat ia mengetahui apa yang sedang dilihat itu Bagas langsung kaget. Ia menatap ke arah Nayara dengan tatapan tak percaya karena jika benar ini adalah permintaan Nayara yang entah ke berapa kali. "Nay, Lo mau pindah sekolah? Ga kan Nay? Bilang sama gua kalo itu ga bener Nay." tanya Bagas itu karena sekarang ini Nayara sedang melihat sekolah-sekolah lain. Ia berharap pikirannya itu tidak benar karena ia masih ingin satu sekolah dengan Nayara. Lagi pula juga akan sangat susah jika mendaftar sekolah sekarang mengingat ini ada di pertengahan tahun juga. Bagas berharap Nayara tak serius kali ini. "Emang itu yang mau gua bilang ke Lo Gas. Kayaknya better kalo gua pindah deh Gas. Gua ga bisa terus meneruskan satu sekolah sama Rangga karena gua bakalan selalu keinget Rangga terus Gas. Gua mau lupain dia, gua mau keluar dari apa pun tentang dia. Kalo gua terus menerus ketemu ga akan bisa kan Gas?" tanya Nayara kepada Bagas. “Gua udah ga bisa di sekolah Gas, rasanya gua mau setiap hari ga berangkat biar ga ketemu lagi sama Rangga. Mungkin ini keliahatan gua pengecut karena ga mau nerima keadaan, tapi lo tahu sendiri gimana keadaan dari gua Gas.” ujar Nayara lagi. Ia tahu bahwa Bagas tak pernah setuju jika ia akan pindah sekolah karena Bagas tidak bisa menjaga dirinya. Beberapa kali dari dulu ia selalu ingin pindah sekolah tapi berakhir tak jadi karena Bagas. Namun kali ini ia benar-benar tidak bisa lagi bertahan disini. Ia benar-benar harus pindah dari sekolahnya sekarang. "Nay, ga ada cara lain? Lo tahu gua selalu mau jaga lo dari jarak sedekat muntkij kan? Kalo kita jauh gimana cara gua buat jagain lo dari orang-orang yang mungkin bakalan nyakitin lo nantinya Nay." tanya Bagas kepada Nayara dan Nayara menggelengkan kepalanya. Bagi Nayara ini adalah cara satu-satunya juga. Bagas masih berharap Nayara merubah keinginannya itu hingga kini ia diam karena ia memikirkan bagaimana cara lainnya. "Kalo sekolah, gua masih belum bisa ngelepas Lo ke sekolah lain Nay. Gimana kalo kita cari home schooling aja? Home schooling lebih aman buat lo Nay." tanya Bagas pada Nayara itu. "Gas, gua juga mau sosialisasi. Masa gua home schooling. Kalo home schooling terus gua gimana cari temennya? Gua tahu gua susah nyari temen, tapi seenggaknya gua bisa punya temen kalo gua sekolah di sekolah formal." ujar Nayara yang kini melakukan protes kepada Bagas. "Gua tahu Nay, tapi ini buat sementara aja kok.” jawab Bagas. “Sementara gimana Gas?” tanya Nayara. “Buat sisa kelas satu ini aja Lo home schooling. Nanti pas kelas 2, Lo bisa sekolah kemana pun yang Lo mau. Kalo bisa gua juga bakalan ikut Lo pindah. Please, dengan gitu gua baru tenang Nay." ujar Bagas kepada Nayara dan Nayara pun akhirnya menyetujui Bagas. Kini mereka berdua sedang melihat-lihat mana home schooling yang bagus untuk Nayara sekolah. Mereka masih mencari mana home schooling yang bagus untuk Nayara. Setelah nanti ketemu, mereka akan langsung mencabut berkas Nayara di sekolah jadinya setelah itu ia benar-benar akan keluar dari sekolah. Sementara itu sekarang hal lain terjadi di basecamp tempat dimana Dewa berada. Dewa sudah menyelesaikan belajarnya tadi maka dari itu ia pergi ke basecamp sembari menunggu teman-temannya disana bersama yang lainnya. Tadi ada beberapa anak sekolah lain yang membolos dan Dewa banyak mengobrol dengan mereka. Lagi pula mereka juga sudah kenal Dewa semua. Jadi obrolan mereka berjalan dengan lancar hingga Aaroon, Putra, Mada dan yang lainnya datang. Sebenarnya tak ada Maslaah dengan Putra, Mada dan yang lainnya. Namun Aaroon seperti orang yang habis mengamuk wajahnya. Dewa menatap teman-teamnnya yang lain, mereka tampak bisa saja wajahnya. Itu berarti masalah hanya ada pda diri Aaroon, ia mencoba mencari tahu lewat Mada tapi Mada mengatakan untuk tanya sendiri saja kepada Aaroon. Akhirnya Dewa pun bertanya kepada Aaroon. "Lo kenapa Roon? Ada masalah di sekolah?" tanya Dewa kepadanya. “Banyak banget topeng di sekolah.” jawab Aaroon itu. “Hah? Topeng apaan? Lo yang jelas dong kalo ngomong Roon.” ujar Dewa meminta penjelasan lagi. "Gua kesel aja Wa sama mereka semua yang sekarang nyariin Lo. Sok-sokan peduli sama Lo. Padahal dulu pas Lo ada masalah mereka sama sekali ga perduli sama Lo. Muka dua semua." ujar Aaroon dengan kesal. "Udah lah Roon, ga usah Lo urus yang kayak gitu. Dah mending Lo duduk aja deh daripada marah-marah Lo tenangin diri dulu." ujar Dewa sekarang. Dewa memang tak payah memikirkan orang-orang seperti itu karena ia juga akan menyeleksi teman-temannya saat nanti ia kembali ke sekolah. Jika perlu ia tak akan menambah teman dan membuat mereka semua takut padanya. Jujur gua seneng banget sampai sekarang lo semua masih dukung gua, bahkan masih mau berteman sama gua. Thanks guys, suatu saat nanti pasti gua bakalan balas lo semua. Gua janji gua ga akan pernah lupa sama semuanya. Batin Dewa. Aaroon masih menetralisir emosinya yang tadi sempat menguar. Kini. Mereka semua tengah membicarakan surat kaleng yang tadi pagi ditemukan oleh salah satu anak yang tidur disini. Surat kaleng itu tadi sudah dibuka dan isinya adalah surat yang mana tertulis disana bahwa Dewa ditantang untuk duel. Namun disebut duel bukan juga karena mereka menantang seluruh isi basecamp. Hanya saja memang tertuju kepada Dewa tantangan tersebut. "Kira-kira siapa ya yang kirim surat ga penting kayak gini? Fans gua kali ya, karena dia tahu gua keluar dari penjara hahaha." ujar Dewa menanggapi hal ini dengan candaan, meski sebenarnya dirinya juga memikirkan tentang siapa dalang dari pengiriman surat itu. Mereka berpikir lagi sekarang. "Okay, jadi intinya Lo mau nerima ini ga Wa? Meskipun belum jelas siapa pengirimnya juga." ujar Andra kepada Dewa, Dewa pun mengangguk karena ia tak takut kepada siapa pun. Lagi pula kehidupan di jeruji besi lebih menyeramkan dan dia sudah berhasil melalui itu semua. Jadi ia sudah kuat mental dan fisiknya juga. Ia pun menerima tawaran dari surat kaleng itu. Besok, ia akan pergi ke tempat dimana yang tertulis di surat kaleng itu di jam yang juga tertulis di kaleng tersebut. Ia akan menghancurkan mereka. Ah memikrkan tentang penjara membuatnya teringat akan Alfa, Dimas dan Raka yang merupakan teman-temannya di satu kamar. Ia janji akan membuat hidup mereka berempat menjadi lebih baik daripada kehidupan lalu mereka. Itu semua ia lakukan karena mereka semua sudah sangat baik kepada dirinya. Jika perlu ia akan membawa mereka pada kelas dua nanti masuk ke sekolah yang sama dengannya. Namun ya mereka sepertinya harus menyelesaikan kejar paket atau mengikuti home schooling bersamanya dulu. Tinggal beberapa bulan saja mereka akan keluar, ia janji akan menjemput. "Guys sebenarnya gua ada temen yang bakalan gua masukin kesini juga." ujar Dewa kepada teman-temannya yang membuat teman-temannya itu menatap ke arah Dewa. Pasalnya untuk masuk ke basecamp sangat susah. Harus banyak orang yang menyeleksinya dan itu pun banyak yang gagal. Sedangkan ini Dewa ingin membawa masuk orang yang belum tahu siapa. "Siapa Wa? Lo tahu kan kalo mau masuk kesini gimana?" tanya Putra. "Ya, gua tahu. Kalo pun Lo semua ga bisa nerima mereka it's okay. But maybe i will go from this place. Gua bukannya mau ninggalin Lo semua, tapi mereka juga penting bagi gua. Gua mau temen-temen gua kumpul jadi satu. Mereka itu orang-orang yang selama satu tahun ini jadi temen gua waktu di penjara. Mereka masih seumuran kita, mereka ga ada tempat buat pulang setelah keluar dari penjara jadi gua mau mereka tinggal disini." ujar Dewa. "Tapi kalo pun Lo semua ga setuju, gua bisa bawa mereka tinggal di rumah gua. Sorry gua keliatan egois tapi gua yakin kalo Lo udah ketemu mereka dan tinggal satu tahun bareng mereka Lo bakalan tahu kalo mereka itu orang baik." ujar Dewa kepada mereka semua. Mereka pun terdiam saja. "Kita setuju, guys ini pengecualian. Gua yakin pilihan Dewa ga akan pernah salah. Dia pernah dihianati sahabatnya sendiri jadi dia tahu mana yang terbaik buat dirinya juga." ujar Aaroon mengatakan pendapatnya saat ini. Teman-temannya yang lainnya pun ikut Aaroon saja karena biasanya Aaroon selalu benar dan mereka juga yakin bahwa pilihan Dewa akan benar dan tepat. Mereka tidak mau kehilangan teman seperti Dewa meskipun Dewa tidak akan pergi, hanya ia pindah basecamp saja tapi tetap aja ia hilang. "Thanks guys Lo semua udah percaya sama gua." ujar Dewa tersebut. Mungkin beberapa bulan lain ia akan menjemput mereka bertiga dan membawa mereka kesini. Ia berdoa supaya mereka dan teman-temannya disini bisa benar-benar berteman karena pertemanan mereka harus terjaga. Sekarang Keenan sudah ada di rumahnya bersama dengan Axel dan Ravi. Bundanya juga ada di rumah tapi sedang menyirami tanaman di belakang, rencananya nanti Keenan akan mengatakan kepada Bundanya tentang dirinya yang akan pergi ke panti asuhan besok bersama dengan Ravi dan Axel. Mamanya biasanya juga mau ikut tapi entah apakah besok bisa ikutan. "Besok gua ajak Safa apa ga ya?" tanya Keenan kepada Ravi dan Axel. "Ck, ngapain Lo ajak Safa segala Nan. Udah lah buat kita-kita aja lagi pula juga Safa mau ada acara besok." ujar Axel mengatakan itu kepada Keenan. Keenan pun bingung karena ia sama sekali tidak tahu acara apa yang dimaksud oleh Axel karena tadi ia bertemu dengan Safa tapi Safa hanya diam. "Acara apa Xel? Kok Safa tadi ga bilang apa-apa ya sama gua. Padahal kan gua tadi sama Safa juga." ujar Keenan yang masih bingung sekarang. "Lupa kali Nan, udah deh besok kita bertiga aja. Kalo Bunda mau ikut ya kita ajak." ujar Ravi yang melerai mereka berdua, takutnya malah ribut. "Ada apa nih kok bawa bunda segala? Emang bunda mau diajak kemana sih?" tanya Bunda Keenan yang baru saja masuk ke dalam rumahnya itu. "Eh Bunda hehheeh. Besok Keenan mau ke panti asuhan Bunda. Bunda mau ikut ga?" tanya Keenan yang sudah lupa perdebatan dengan Axel tadi. "Wahh boleh tuh, Bunda juga udah lama ga nengok panti asuhan. Bunda ikut ya besok, habis sekolah kan?" tanya Bunda diangguki oleh mereka semua. "Ayah kita ikut ya, kebetulan besok Ayah udah free tuh di jam segitu heheheh. Sekalian jalan-jalan ya kita semua." ujar Ayah Keenan yang baru saja pulang dan mendengar mereka mengobrol. Mereka tentu bertambah semangat karena besok mereka akan pergi bersama ke panti asuhan. "Ya udah sana kalian naik ke atas, pasti tadi nungguin bunda ya makanya belum ganti baju gini. Udah ganti baju sana, Bunda tadi bikinin brownies buat kalian bertiga." ujar Bunda Keenan. “Siap bunda, bakalan ludes hari ini browniesnya!” ujar Ravi yang kini berlari menuju ke kamarnya dan mereka pun sekarang sudah berlarian naik ke atas supaya bisa berganti baju dengan cepat dan nantinya akan menikmati brownies buatan Bunda Keenan yang menjadi favorit mereka bertiga sejak dulu. Kini mereka sudah sampai di kamar mereka untuk berganti baju.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN