Baekhyun mengerang pelan merasa sakit pada kedua tangannya yang terikat dengan kuat di belakang tubuhnya, dia bisa mencium bau karat besi yang sudah lama di tinggalkan. Kedua kakinya dapat merasakan kasarnya semen tua tempatnya berbaring saat ini. Dia tidak bisa melihat dimana dirinya saat ini karena kedua matanya ditutup oleh kain.
"Luhan?"
Dia mencoba memanggil Luhan saat mengingat temannya itu juga ikut diseret beberapa orang bersamanya.
"Luhan?!"
Masih tidak ada jawaban apapun yang dapat didengarnya. Dia mencoba bergerak walaupun sulit karena kedua tangan dan kakinya terikat.
"LUHAN!!!"
CKLEK
Terdengar suara pintu terbuka, Baekhyun mengalihkan kepalanya kearah suara itu walaupun dia tetap tidak bisa melihat apapun.
"DIMANA LUHAN?!!"
"Ck berisik!"
"Dimana Luhan?! Kalian boleh menyakitiku, tapi lepaskan dia. Dia tidak memiliki hubungan apapun dalam masalah ini"
"Oh benarkah?"
Baekhyun merasa perih saat penutup matanya ditarik paksa. Dia mengerjapkan matanya perlahan sebelum dapat melihat siapa yang berdiri dihadapan nya.
"Halo.."
Baekhyun menatap terkejut laki-laki bertopeng dihadapan nya. Dia tidak hanya sendiri tapi bersama beberapa laki-laki lain di belakangnya.
"Kita bertemu lagi tuan muda Byun"
"Apa yang kau inginkan? Dimana Luhan? Lepaskan dia! Dia tidak memiliki masalah apapun denganmu"
"Apa kau yakin?"
Laki-laki dihadapan nya itu meraih topeng di wajahnya lalu membukanya membuat Baekhyun tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Tao?"
Baekhyun tidak bisa mempercayai ini, lelaki payah yang selalu mengganggu misi anggotanya ternyata bagian dari BFrost.
"Terkejut?"
"Kau..Kau bagaimana bisa? Kau mengkhianati Byun's!!"
"Memang itu rencanaku sejak awal, kau saja yang terlalu bodoh membiarkanku bergabung di kelompokmu"
"Persetan kau sialan! Lihat saja Chanyeol pasti akan membunuhmu! Kembalikan Luhan! Jangan libatkan dia dalam masalah ini"
"Luhan?"
Tao tersenyum miring lalu mempersilahkan seorang laki-laki memasuki ruangan itu. Baekhyun kehilangan kata-katanya. Disana berdiri Luhan dengan tubuh baik-baik saja bersama dengan beberapa orang bertopeng mengikutinya.
"Lu..Luhan? Menjauh dari saja! Cepatlah kabur dan hubungi Chanyeol!"
Luhan berjalan semakin mendekat kearah Baekhyun lalu berjongkok dihadapan laki-laki mungil itu.
"Apa? Kabur?"
"Cepatlah bodoh! Kau bisa mati jika tetap berada disini!"
Baekhyun terdiam saat melihat Luhan tertawa dihadapan nya.
"Tao kau dengar itu? Aku akan mati? Hahahaha" Luhan meraih wajah Baekhyun dan tersenyum mengejek kearah nya "Kau yang akan mati!" Luhan mengeluarkan kalung dari dalam saku mantel nya, dia menggoyangkan benda itu dihadapan Baekhyun dan tersenyum miring "Kau lihat ini" Lalu menghinjaknya hingga hancur "Dengan begini, Chanyeol tidak akan bisa menemukanmu! Hahaha"
Luhan beranjak dari sana diikuti pria bertopeng lainnya meninggalkan Baekhyun seorang diri. Baekhyun menatap nanar kalung pemberian ayahnya itu. Benda itu sangat berharga untuknya karena hanya itu satu-satunya peninggalan ayahnya yang dimiliki olehnya. Tapi ...
Baekhyun tidak bisa berpikir saat ini, Luhan... bagaimana bisa? Luhan yang bermain bersamanya sejak kecil Luhan yang selalu menemaninya sejak kecil dan Luhan sahabatnya. Bagaimana bisa dia mengkhianatinya seperti ini.
Dan kenapa Luhan?
Apa hubungan Luhan dengan para BFrost?
Baekhyun bersimpuh dilantai kasar ruangan itu, dadanya terasa sangat sakit dan dia mulai merasa kesulitan bernafas.
"Kau pasti terkejut bukan?"
Baekhyun terkejut karena Tao masih berada didalam ruangan itu.
"Apa kau berpikir jika selama ini ayahmu adalah orang baik? Tidak!" Tao menarik rambut Baekhyun yang terlihat berusaha keras untuk menyembunyikan kesakitan nya.
"Ayahmu yang memulai semua ini. dan kau yang harus menerima pembalasan kami"
Air mata Baekhyun mengalir deras melalui kedua pipinya. Dadanya terasa sangat sakit dan keadaannya saat ini tidak membuatnya merasa lebih baik.
"Ku mohon.." Lirih Baekhyun susah payah, tapi Tao sepertinya tidak peduli.
Luhan..
**
Sehun dan Jongin berpencar mencari plat nomor mobil yang membawa Baekhyun dan Luhan yang berhasil terekam di cctv. Jongin mengejar Tao dan Sehun mengejar mobil yang membawa Baekhyun dan kekasihnya.
"SIAL!" Jongin memukul stir mobilnya kencang karena terjebak macet, Sehun yang terhubung melalui earpiece juga menggerutu karena terjadi kecelakaan membuat lalu lintas tidak bisa dilewati. Bagaimana semua ini bisa terjadi disaat seperti ini.
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Jeno! Pergi kemana mobil mereka?"
'Mobil Tao menuju Busan dan mobil yang membawa tuan muda menuju Incheon. Tapi maaf tuan, aku berpikir mereka tidak berada di kedua mobil itu'
"Apa maksudmu?"
"Beberapa saat yang lalu mereka berhenti di mini market. Kurasa jika mereka ingin melarikan diri, mereka tidak akan mungkin berpikir untuk berhenti ke mini market"
Jongin mengerang kesal, mereka berhasil mengelabuhi dirinya dan Sehun. Tentu saja tidak akan semudah itu membiarkan diri mereka terekam cctv. Pasti mereka sudah merencanakan ini sebaik mungkin.
"Bagaimana dengan pelacak pada tuan muda?"
Terdengar suara berisik di telinganya.
"Tidak ditemukan tuan. Sepertinya mereka tau jika tuan muda memiliki alat pelacak"
__
Chanyeol meremas rambutnya frustasi setelah mendengar jika alat pelacak yang digunakan Baekhyun tidak dapat di deteksi. Bagaimana mereka bisa mengetahuinya? Tidak ada yang mengetahui hal itu bahkan Baekhyun sendiri.
"Tuan Byun maafkan aku" Chanyeol mengepalkan kedua tangannya erat. Dia merasa sangat lemah karena tidak bisa melindungi tuan mudanya.
Jongin dan Sehun belum juga kembali dari pencarian mereka. Krystal masih dirawat dirumah sakit dan Tao yang menghilang membawa kedua tuan muda mereka membuat Chanyeol semakin frustasi.
"Tuan, dua tahanan baru itu ingin berbicara denganmu"
Chanyeol berbalik saat salah satu anggotanya memanggilnya. Dia menghembuskan nafas panjang sebelum menuju ruang bawah tanah dimana Yixing dan Jongdae di tahan.
"Apa yang ingin kau katakan?"
"Maaf jika kami lancang. Hanya saja kami mendengar jika tuan muda di culik"
Chanyeol tidak mengatakan apapun, hanya menatap tajam dua laki-laki itu.
"A..Aku tau ini tidak akan banyak membantu, tapi Mr.X yang ku katakan itu pasti bisa membantumu"
"Apa maksudmu?" Jongdae yang berdiri disebelah Yixing menghela nafas pelan.
"Sejujurnya aku pernah bertemu dengannya" Jongdae menundukkan kepalanya takut saat melihat Chanyeol menatapnya tajam. "Maaf karena berbohong padamu sebelumnya tapi.." Jongdae menghentikan ucapannya sebelum menghembuskan nafas panjang "Mr.X atau kau bisa memanggilnya Xiumin. Dia akan sangat membantu dalam pencarian tuan muda"
**