Pov Yuan.
Yuan yang merasa sangat bosan di dalam kamar. Dia memutuskan untuk pergi ke sebuah Bar sendiri. Kali ini dia tidak mau ajak Bella. Jika dia ikut akan tambah masalah baginya. Lagian dia ingin mencari wanita di bar. Setidaknya wanita yang bisa menemani dia beberapa hari di macau. Meski dirinya tahu wanita malam di sana begitu ganasnya pada laki-laki. Tapi, entahlah. Perasaan ingin punya pasangan membuat dirinya berbuat nekat kali ini.
Kalau dia ajak Bella semua rencananya juga nanti pasti akan kacau. Yuan berjalan dengan santainya, sembari mendengarkan music di earphone yang terpasang di telinganya. Kaki jenjangnya melangkah dengan sangat cepat, kepala menunduk, dan kedua tangan berada di dalam saku jaketnya.
“Tolong ….” Teriak seorang wanita sangat keras. Yuan yang masih sibuk menikmati setiap alunan musik yang terdengar di earphone miliknya. Dia tidak mendengar suara wanita itu. Yuan terus berjalan tanpa mengangkat kepalanya.
“Tolong ….”
“Lepaskan aku, lepaskan!” teriak wanita itu.
“Kamu mau kemana? Kamu mau teriak sekeras apapun tidak akan ada yang menolong kamu cantik,” ucap seorang laki-laki yang terus mencoba menggoda wanita cantik yang baru saja selesai bekerja. Dia berjalan pelan, dengan senyum penuh gairah dan tatapan mata yang menggoda wanita itu.
“Jangan malu-malu gadis cantik, aku tidak akan menyakiti kamu. Kita disini akan bermain dengan sangat pelan. Tinggal kamu menurun saja apa yang kami katakana. Kita tidak akan melukai kamu,” ucap seorang laki-laki yang saat ini tangannya mencoba menyentuh wanita di depannya. Dengan sigap wanita itu terus menepis tangan laki-laki itu.
“Jangan coba-coba menyentuhku. Aku bukan w************n. Aku akan membunuhmu.” Ancam wanita itu.
“Cantik, jangan galak-galak.” Kata laki-laki itu dengan senyum menggoda. Dia terus menyentuh wajah wanita itu, meski tangan wanita itu terus menepisnya.
Wanita itu melirik ke arah Yuan yang berjalan mendekat ke arahnya. Meski dia selalu menundukkan kepalanya. Terbesit dalam pikiran wanita itu sebah ide gila yang akan dilakukannya. Senyum tipis terukir di bibirnya. Mungkin ini cara agar dia bisa bebas dari laki-laki m***m di depannya ini. Wanita itu menarik napasnya dalam-dalam, dia menahannya beberapa detik, lalu mengeluarkan secara perlahan.
“Kamu mau kemana cantik, kita bermain sebentar,” ucap laki-laki itu. Dengan langkah yang sempoyongan, tubuhnya yang terlihat lunglai itu terus mencoba mendekati wanita itu. Sepertinya laki-laki itu terpengaruh alkohol. Dia tak sadarkan dirinya.
“Jangan sentuh aku,” pekik wanita itu. Dalam satu tarikan napasnya.Wanita itu mencoba mengeluarkan semua kekuatannya. Dia memberanikan dirinya untuk mendorong tubuh laki-laki itu menjauh darinya. Wanita itu melirik kearah Yuan lagi. Dia segera berlari menghampiri Yuan. Meraih tangannya, dan memeluk erat lengan tangan Yuan. Yuan yang terkejut, dia mengangkat kepalanya menggerakkan kepalanya pelan. Menatap wajah wanita cantik di sampingnya. Kedua mata mereka saling bertemu satu sama lain. Yuan menghentikan langkahnya, kedua mata wanita itu terlihat begitu lugu. Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
Sementara laki-laki yang mencoba menggodanya tadi, dia berhenti mendekati wanita itu. Kedua matanya menatap ke arah Yuan dan wanita yang diincarnya.
Yuan melepas earphone. Dia menautkan kedua alisnya bingung menatap wanita yang tiba-tiba memeluk lengan tangannya.
“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Yuan bingung. Dia menundukkan kepalanya, merasakan lengan tangan wanita itu terus memeluknya sangat erat. Jemari tangannya terlihat gemetar. Sepertinya dia ketakutan dan meminta tolong padanya.
“Aku minta tolong padamu,” ucap wanita itu, dia memegang lengan jaketnya.
“Tolong anggap aku pacar kamu, ada seseorang yang mencoba menggodaku. Aku takut. Hanya kamu yang lewat jalan ini. Aku mohon padamu, bantu aku agar dia segera pergi dari sisiku,” jelas wanita itu, dengan napas yang terengah-engah seperti baru saja lari maraton.
Yuan mengangkat kepalanya lagi. Dia melirik ke samping. Dan,benar apa yang dikatakan wanita itu. Seorang laki-laki berdiri disana menatap ke arah wanita itu dengan tatapan mata yang terlihat sangat m***m. Yuan spontan memegang tengkuk leher wanita itu, sedikit menarik kepala belakangnya mendekat, sebuah kecupan lembut mendarat di bibirnya. Kedua mata wanita itu terbuka sangat lebar. Entah kenapa hatinya terasa sangat nyaman dengan kecupan itu. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Begitu juga dengan Yuan, dia merasakan hal yang sama.
Sementara laki-laki yang mencoba menggoda laki-laki itu, dia terlihat sangat kecewa. Dengan wajah penuh amarah. Laki-laki itu membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan Yuan dan wanita itu yang masih dengan posisi yang sama, bibir mereka saling menempel satu sama lain. Yuan menggerakkan bola matanya, melirik ke arah laki-laki itu. Melihat dia sudah berjalan menjauh. Yuan menarik kembali tangannya dari tengkuk leher wanita itu.
“Maaf!” ucap Yuan. “Aku hanya membantu kamu, jangan salah paham,” ucap Yuan.
Wanita itu mengusap bibirnya dengan punggung tangannya. “Iya, tidak masalah.”
“Tidak masalah bagaimana? Aku buat kamu marah, kan?” Tanya Yuan. Wanita itu mengerutkan keningnya. Dia terlihat begitu gugup saat berhadapan dengan Yuan, kedua mata wanita itu tidak berhenti terus menatap ke arah Yuan. Wanita itu terus menatap kagum wajah tampan Yuan. Dia terus menatap detail setiap ukiran wajah Yuan yang terpahat dengan sangat sempurna baginya.
Yuan mengerutkan keningnya. Dia menatap aneh wanita yang ada di depannya. Bukanya menjawab pertanyaannya, wanita t uterus tersenyum manis padanya. Dengan kedua mata yang tak hentinya memandangnya. Yuan menarik salah satu alisnya ke atas. Dia mengangkat tangannya, mengibaskan tangannya tepat di wajah wanita itu.
“Hai, ada apa denganmu?” Tanya Yuan. Dia sedikit membungkukkan badannya, dengan pandangan mata semakin dekat bertarak satu jangka tangan kanannya. Hembusan napas mereka saling beradu. Bukanya gugup lagi, Wanita itu seakan sudah terbius dengan pesona Yuan saat pertama kali bertemu dengannya.
“Kamu sakit? Atau, kamu marah denganku? Jika kamu marah denganku soal kecupan tadi maaf.” Ucap Yuan, di berdiri tegap. Memegang kedua lengan wanita itu. Kedua matanya masih fokus menatap wajah cantik yang terlihat linglung di depannya. Yuan mencengkram lengannya sangat erat, berharap wanita itu segera sadar.
“Siapa yang buat aku marah?” Tanya wanita itu dengan tatapan mata anehnya.
“Aku sama sekali tidak marah, mungkin hanya pikiranmu saja. Harusnya aku yang berterima kasih padamu, kamu sudah membantuku tadi. Jika tidak ada kamu, entah gimana nasibku. Mungkin dia sudah melakukan hal aneh padaku,” ucap wanita itu.
“Oh, ya! Kamu mau kemana?” Tanya Yuan.
“Aku mau pulang,” jawab wanita itu lirih, kedua matanya menelisik sekitarnya. Dia melihat suasana disana sangat gelap. Bahkan ada beberapa orang yang lewat juga tidak peduli dengannya tadi. Hanya laki-laki di depannya saja yang berbeda. Dia mau menolongnya.
“Kenapa kamu diam?” Tanya Yuan, menyipitkan salah satu matanya. Mengamati setiap gerak-gerik wanita di depannya. Dari raut wajahnya terlihat dia sangat gelisah.
“Emm … boleh aku antar kamu pulang?” Tanya Yuan. Mencoba untuk basa-basi. “Aku takutnya jika dia datang lagi. Lalu ,menggodamu.”
“Emm … tapi ….”
“Ada apa?” Tanya Yuan. “Apa kamu takut padaku?” Yuan tertawa kecil. “Tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu. Aku tidak seperti laki-laki itu. Aku akan jaga kamu.”
“Gimana?” Tanya Yuan memastikan.
Wanita itu tersenyum tipis. Dia berhasil menyembunyikan rasa gelisah dari wajah polosnya.
“Iya, boleh.” Kata wanita itu.
“Baik, kita jalan bersama. Rumah kamu jauh tidak dari sini?” Yuan mencoba mencari topic pembicaraan.
“Emm … lumayan sih, sekitar 10 menit jika jalan kaki,” ucap wanita itu.
Yuan tidak hentinya terus menatap wanita itu. Entah kenapa hatinya begitu berdebar sangat cepat saat melihat wajahnya. Entah perasaan apa ini yang dirasakan olehnya. Yan merasa berbeda, dia tidak seperti biasanya. Wanita itu mampu mengikat hatinya.