Pandora – 4

1566 Kata
Aliando masih terpaku dengan angka besar yang tertera pada halaman ke dua buku itu. Ia juga masih tidak habis pikir dengan sebuah nama yang membuat ia ingin tahu lebih jauh mengenai sosok tersebut. Alvoso Geneva, siapakah ia? Tidak ingin berpikir terlalu lama, Aliando pun mulai membalik lembaran berikutnya dari buku tersebut. Pada lembar ke tiga, sang penulis menjelaskan singkat isi dari keseluruhan buku itu. Ia juga menulis sejarah singkat tentang proses pembuatan perangkat canggih itu. Penjelasan yang tertera di sana sangat amat singkat sehingga membuat Aliando semakin penasaran. Ya, bukannya mendapatkan jawaban, Al malah semakin berkeinginan mencari tahu siapa Alvoso geneva itu. Berikutnya, Al membalik lembar selanjutnya. Pada lembaran ke empat, Aliando menemukan daftar isi dari buku setebal lima ratus halaman itu. Al membaca daftar isi yang tertera di sana. Sang penulis menjelaskan semuanya secara detail. Mulai dari menghidupkan perangkat, masuk ke level satu hingga bagian akhir halaman adalah tentang level terakhir perangkat permainan tersebut. Level tersulit dan sang penulis sendiri belum bisa memecahkan misteri pada level akhir tersebut. Aliando tercenung, ia kembali kagum. Sebelum lanjut pada halaman berikutnya, Aliando melabuhkan pandang ke layar utama perangkat tersebut. Layar itu masih menampilkan gambar yang sama, belum berubah sama sekali sebab Al belum melakukan apa pun setelah menekan tombol on/off. Aliando membalik halaman berikutnya. Ia membaca semua petunjuk itu dengan singkat seraya melangkahkan kaki menuju monitor utama. Setelah sampai di depan monitor utama, Aliando teringat akan kursinya yang masih tertinggal di depan meja besi yang diatasnya tidak ada apa-apa. Al kembali dan menarik kursi yang bagian bawahnya dilengkapi empat buah roda yang bisa berputar. Aliando pun duduk dengan baik. Ia kembali menatap layar utama itu dengan saksama seraya membaca buku yang kini sudah ada di tangannya. Perlahan tapi pasti, Aliando mengikuti langkah demi langkah yang dijelaskan dalam buku panduan tersebut. Perangkat itu diakses menggunakan layar sentuh dan keyboard sentuh yang keluar dari sebuah lampu sorot kecil layar utama. “SELAMAT DATANG DI LEVEL SATU. SILAHKAN TENTUKAN SENDIRI KARAKTER ANDA!” Kembali suara itu menggema di sana. Suara khas seorang wanita yang biasa ada di berbagai perangkat canggih. Aliando mulai bersemangat. Pemuda itu menggeser beberapa karakter yang tampil di layar utama. Ada beberapa karakter pria dan juga beberapa karakter wanita. Semua karakter memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Karakter-karakter itu juga membawa senjata khas sendiri-sendiri. “Ini benar-benar keren ...,” gumam Al seraya membelalakkan matanya. Pemuda itu sangat bersemangat. Tangan Al pun akhirnya berhenti di sebuah karakter utama yang tampak gagah dengan berbagai senjata yang menempel di tubuhnya. Karakter berpakaian loreng yang mirip dengan sosok tentara. Walau Al menyukai karakter itu, ia tetap tidak mau gegabah. Al membaca lebih dahulu kelebihan dan kekurangan apa yang dimiliki oleh karakter yang akan ia pilih tersebut. Pengalaman seperti ini adalah hal baru baginya. Apa lagi Al sendirian di sana. Jika salah langkah, maka Aliando sendiri yang akan menanggung semua resiko nantinya. Hmm ... Hmm ... Hmm ... Aliando mengangguk pelan seraya bergumam. Ia tampak mengerti dengan kelebihan dan kekurangan karakter yang akan ia pilih nanti. Oke, aku akan pilih karakter ini. Semoga semua baik-baik saja. Bukankah ini juga level paling rendah? Biasanya di setiap permainan apa pun, level terendah adalah level yang paling minim resiko. Aku yakin, aku tidak akan apa-apa di sana. Aliando meyakinkan dirinya sebelum menekan tombol menu yes pada bagian kanan bawah layar tersebut. “SELAMAT DATANG DI LEVEL SATU. TERIMA KASIH SUDAH MEMILIH KARAKTER ANDA. SILAHKAN NIKMATI PETUALANGAN PERTAMA ANDA DI KERAJAAN PANDORA!” Aliando mendengar kata-kata itu lagi sesaat sebelum tiba-tiba ia merasa ada yang aneh yang terjadi pada tubuhnya. Perlahan-lahan, bagian tangan dan kaki Aliando menghilang. “APA-APAN INI! AAAA ... AAAAA ... AAAAAAAA ....” Sebuah teriakan panjang berakhir seiringan dengan hilangnya tubuh Aliando dari ruangan itu secara sempurna. Petualangan pertama pria itu pun dimulai. Aliando sudah memilih permainannya dan ia juga memilih level termudah. Petualangan pertama yang ia jalani seorang diri. Kini, Aliando berpakaian layaknya seorang tentara perang yang lengkap dengan berbagai senjata yang melekat di pakaiannya. Ya, Aliando sendiri yang sudah memilih karakter itu. Padahal, level permainan yang ia pilih adalah level terendah dan termudah. Aliando hanya perlu keluar dari sebuah labirin kecil yang tidak terlalu memiliki banyak rintangan. Ia hanya perlu berlari dan menghindari semburan api hingga bisa keluar dari labirin itu. karakter yang ia pilih terlalu berlebihan untuk level permainan semudah itu. Ini mudah, gumam Al seraya memulai permainannya. Pemuda itu berlari dengan cepat dan ... yap!! Dugaan Aliando benar, ia bisa menyelesaikan level itu dengan sangat baik dan dalam waktu yang sangat singkat. “SELAMAT, ANDA MENANG! APAKAH ANDA INGIN MELANJUTKAN KE LEVEL BERIKUTNYA ATAUKAN ANDA AKAN KELUAR DARI PERMAINAN INI?” Suara itu menggema di tempat Al kini berdiri, sementara Aliando masih kebingungan, “AKU INGIN KELUAR, TAPI BAGAIMANA CARANYA?” Sejenak, tempat Al berdiri sepi. Tidak ada jawaban dari siapa pun dan tidak ada apa pun yang dilihat Al selain labirin yang baru saja ia lewati tadi. Bagaimana ini? Aku harus melakukan apa lagi? Ah, aku sampai lupa membaca bagian akhir dari bab itu. Aku terlalu terburu-buru memilih permainan hingga lupa membaca langkah-langkah keluar dari permainan ini. Aliando bingung. Ia memutar tubuhnya tiga ratus enam puluh derajat. Ia mencari sebuah petunjuk agar bisa lepas dan keluar dari permainan itu. Jangan-jangan, dalam tubuh karakter ini ada sebuah petunjuk. Ada semacam menu yang bisa digunakan untuk keluar dari perangkat ini, gumam Al lagi seraya memerhatikan seluruh tubuhnya yang dibalut karakter yang sudah ia pilih. Nihil, Al tidak menemukan apa pun di tubuh itu selain tiga buah tanda merah yang ada di masing-masing ujung jari telunjuk, tengah dan manis tangan kirinya. Ia tidak tahu apa fungsi tanda merah yang lumayan besar itu. Tanda merah yang menutupi hampir seluruh bagian ujung jari tangan Al hingga garis jari pertama dari atas. Tanda apa ini? Gumam Al lagi. Tanda itu hanya ada tiga dan hanya berada di tiga jari tengah tangan kanannya. Sementara jari jempol dan kelingking tidak memiliki tanda apa pun. Begitu juga tangan kanan Al. Tidak ada apa pun yang menempel di sana. Di tengah kebingungan, tiba-tiba seekor burung elang berukuran sangat besar datang menghampiri Aliando. Aliando memundurkan langkahnya ketika melihat burung itu mendekat. Aliando sangat berhati-hati dan siap menyerang burung yang ukurannya sangat raksasa. Burung elang yang tentu saja tidak pernah ia temukan di dunia nyata di belahan bumi mana pun. Setelah burung itu mendarat, seorang pria turun dari atas burung dan menghampiri Aliando. Pria dengan postur tubuh gagah dan tinggi. Pria itu lebih tinggi dari Aliando sepuluh senti meter. Sementara Aliando sendiri memiliki tinggi badan seratus tujuh puluh sembilan seti meter. “Selamat datang di kerajaan Pandora, Aliando Geneva. Sudah lama tidak ada yang datang lagi ke negeri ini. Dulu, Kaddar dan ayahnya sering datang ke sini untuk membantu setiap misi yang ada di kerajaan ini. Akan tetap semenjak ayah Kaddar meninggal dan Kaddar juga sudah tua, tidak ada lagi yang datang ke sini. Bahkan anaknya yang bernama Sammy itu pun tidak kenal dengan tempat ini.” Sang pria berkata seraya tersenyum ramah ke arah Aliando. “Bagaimana anda kenal dengan saya?” Aliando masih bersikap bersiap menyerang. “Saya ini adalah sebuah perangkat yang sudah diciptakan oleh kakek buyutmu. Namanya Alvoso Geneva. Ia adalah seorang ilmuan yang sangat hebat. Ialah yang sudah menciptakan permainan ini dengan segala keindahan dan ketegangannya. Waktu kamu pertama kali masuk ke ruangan itu, aku sudah bisa melacakmu dari sorot mata, gerakan bibir, detak jantung, bahkan aliran darah. Al, kami membutuhkanmu untuk menyelesaikan misi kerajaan Pandora. Datanglah lagi ke sini, ajak rekan-rekanmu yang bisa menjaga rahasia kerajaan ini.” “Maksudmu?” “Al, tempat ini memang indah tapi cukup berbahaya. Semakin tinggi level permainan yang kamu pilih, maka akan semakin berbahaya misi yang harus kamu selesaikan. Kamu tidak bisa sendiri dalam menuntaskan misi itu. Kamu butuh tim yang solid, setia dan yang pastinya bisa menjaga rahasia.” “Al akan pertimbangkan.” Sang pria yang belum diketahui Aliando siapa namanya, mengulurkan tangan ke arah Al, “Selamat datang kembali di kerajaan Pandora keluarga Geneva. Ingat satu hal, Al. Di setiap level permainan, kamu adalah pemain utama dan akan menjadi pemimpinnya. Maka berhati-hatilah dalam membuat sebuah keputusan.” “Apa maksudnya?” “Kamu adalah keturunan Geneva. Alvoso adalah kakek buyutmu dan Alvoso sudah membuat pengaturan pada perangkat ini bahwa hanya darah Geneva saja yang bisa menjadi karakter utama di setiap level permainan. Ia percaya, keturunannya memiliki darah yang hebat dan kekuatan yang dahsyat. Keturunanya juga akan mampu memberikan keputusan yang bijak untuk timnya.” “Bagaiman beliau bisa seyakin itu? aku ini hanyalah remaja kota biasa. Aku keras kepala dan juga sulit diatur. Begitulah yang ayah dan ibuku katakan.” “Hahaha ... Kau adalah remaja, Aliando Geneva. Seorang remaja atau pemuda sepertimu wajar jika memiliki sifat keras kepala dan sulit diatur seperti itu. Tapi saya yakin, dibalik sifat itu kamu adalah calon pemimpin yang tegas dan berkharisma. Tidak hanya akan mensejahterakan kerajaan Pandora di perangkat ini, tapi juga akan mensejahterakan desa Pandora di dunia nyata.” “Al tidak yakin!” “Kamu harus yakin, Al. Alvoso tidak pernah salah dalam membuat keputusan. Percayalah, semua akan aman ditanganmu. Ajaklah rekan yang solid yang bisa membantumu. Rekan yang jujur yang dijamin bisa menyimpan rahasia besar ini.” Sang pria gagah kembali mengulurkan tangannya ke arah Aliando. Aliando menerima uluran tangan itu, “Siap, Al akan usahakan.” jawabnya mantap. Tidak lama, Aliando merasa tubuhnya gemetar dan menghilang dari tubuh karakter yang sudah ia pilih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN