“Jelaskan padaku,” ucap Ferro penuh penekanan. Emosi yang menguasai membuatnya sesak napas. Ferro terengah-engah, kedua jemari tangan menekan pelipis, sementara gigi-giginya saling bertautan. Pak Bondan yang duduk di balik kemudi sampai menahan napas karena Pak Bondan yakin, Ferro sedang tidak baik-baik saja. Ferro yang duduk di tempat duduk penumpang mobil mereka sedang sangat marah. Matanya, ... sebelumnya aku belum pernah melihat mata sepolos itu. Matanya sangat tak berdosa seperti semua cerita Willy. Ini pasti ada yang salah! Ferro yakin itu. Ia menegakkan punggung dan menatap Pak Bondan penuh keseriusan. “Beri aku informasi mengenai Dita selengkap-lengkapnya, secepatnya. Foto jangan lupa!” “Foto ...?” Pak Bondan ragu untuk melanjutkan pertanyaannya. “Foto Dita, masa foto tetangga