“Eungghhh … Tu-Tuan Enar …” Deg! Gerakan mulutnya berhenti disana. Dia menegakkan kepalanya. “Tu-Tuan …” Gumamnya dengan kedua mata masih mengerjap perlahan. Kedua matanya sedikit melirik ke bawah. Ternyata Aishe sudah mendorong dadanya. ‘s**t!’ Bathinnya mengumpat kebodohannya yang tidak bisa mengendalikan hasrat. Dia menegakkan tubuhnya. Namun masih mengukung Aishe di bawahnya. Kedua sudut bibirnya tersenyum lebar. “Kau sudah bangun, hmm ?” Tanya Enardo bersuara selembut mungkin. Dia memperhatikan setiap sudut wajah Aishe. Kedua matanya, alis matanya. Bibirnya, juga belahan dadanya yang sedikit terlihat. Aishe, dia sedikit malu sebab Tuan Besarnya bersikap begini padanya. Dia gugup, dan menarik selimutnya menutupi bagia