Beberapa menit kemudian, Alvaro yang baru saja menerima panggilan balik dari asistennya tampak menyeringai puas setelah mendengar lelaki b******k yang hampir melecehkan Andrea sudah dipecat. Benar dugaannya jika lelaki itu bekerja di perusahaannya. Pantas saja saat melihat Denis, dia merasa seperti pernah melihatnya. Hanya saja, mereka memang belum pernah bertemu secara langsung karena Alvaro tidak pernah sekalipun datang ke anak perusahaannya.
"Stop, Andrea, kamu mau ke mana?" tanya Alvaro ketika melihat Andrea bangun dan langsung bergegas pergi.
"Jangan tahan aku!" ucap Andrea melepas cekalan tangan Alvaro.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi." Alvaro menatap Andrea tajam.
"Ih, aku cuma mau ke kamar mandi kok, aku udah kebelet!" teriak Andrea yang mendorong Alvaro kasar. Membuat lelaki itu jadi malu dibuatnya.
“Kenapa aku bisa jadi posesif seperti ini sih?” Alvaro merutuki dirinya sendiri. Betapa malunya dia karena bersikap seperti tadi di depan Andrea.
Sekeluarnya dari kamar mandi, wanita itu langsung menatap Alvaro dengan tajam. Mau bagaimanapun, Andrea tidak menyangka jika pria itu bisa bersikap seperti itu. Seolah takut kehilangannya. Belum lagi saat kemarin Alvaro menolongnya dari Denis. Itu artinya, lelaki yang baru dikenalnya, diam-diam membuntutinya hingga ke apartemen tempatnya tinggal.
"Mari kita buat kesepakatan!” Andrea memulai pembicaraan begitu tiba di hadapan Alvaro.
"Kesepakatan apa?"
"Tapi sebelumnya, aku belum tau namamu. Kenalin, aku Andrea, seperti yang tertera pada kartu nama yang aku pernah aku berikan."
Melihat sikap Andrea sekarang, Alvaro sudah langsung menilai jika wanita adalah wanita baik-baik. Sangat berbeda saat keduanya bertemu di club. Saat itu, Andrea terlihat sangat liar dan nakal.
"Aku, Alvaro."
Andrea menatap lelaki itu dengan kesal, dia tidak menyangka jika Alvaro lebih dingin dari sebelumnya. Besok mereka akan menikah dan Andrea belum memberitahukan hal itu pada orang tuanya.
"Tapi, aku bukan laki-laki kaya yang punya banyak harta. Apa itu tidak akan jadi masalah untukmu kalo kamu tetap menikah denganku?”
"Aku tidak peduli, aku bisa menghidupimu." Andrea begitu percaya diri dengan apa yang dia katakan.
Alvaro sudah tahu Andrea yang sebenarnya, dia hanya ingin melihat apa yang akan Andrea lakukan untuk menutupi status yang dia miliki. Sudah lama Alvaro tidak melihat putri keluarga kaya raya memilih menyembunyikan diri dari dunia luar. Ponsel Andrea berbunyi, tertera nama sang ayah di sana.
"Mati aku! Kau harus pergi dari sini karena aku ada urusan penting. Nanti aku akan menemuimu lagi untuk membahas kesepakatan kita." Andrea sampai memukul pelan kepalanya karena melupakan undangan yang keluarganya berikan. Hari ini adalah perayaan ulang tahun Madison grup, dia sebagai putri satu-satunya harus hadir meskipun dia tidak ingin memperlihatkan diri sebagai pewaris grup Madison yang termasuk tiga urutan grup terkaya di negara tersebut.
Andrea pun pergi bersama Alvaro keluar dari apartemennya. Mereka berpisah di pelataran lobi untuk ke mobilnya masing-masing. Namun, Alvaro sudah dapat menebak ke mana tujuan Andrea nanti.
“Hubungan ini jadi semakin menarik, kita nanti akan bertemu lagi, Sayang.” Alvaro tersenyum, masih menatap kepergian Andrea yang sudah pergi dengan mobilnya.
***
Andrea terlihat anggun dengan balutan gaun mewah yang dia kenakan, dulu dia tidak pernah ingin terlibat dalam acara perusahaan, tetapi kini dia ingin memperlihatkan pada Denis bahwa keputusan untuk selingkuh di belakangnya adalah suatu kesalahan.
"Selamat datang Nona Muda, Tuan sudah menunggu Anda di dalam." Andrea mengangguk, dia berjalan bak model papan atas, tubuhnya yang proporsional membuat banyak pasang mata menatapnya kagum.
"Apa yang kamu lakukan di sini, An?" tanya Denis yang datang bersama Melodi.
"Bukan urusanmu!” jawab Andrea kesal.
"Pegawai biasa sepertimu tidak pantas datang ke acara bergengsi ini," ujar Melodi menatap Andrea remeh.
Andrea hanya tertawa meremehkan. Denis memang lelaki sampah yang ingin mencari kekayaan dengan menjerat wanita kaya seperti Melodi. Pria itu pasti tahu orang tua Melodi adalah pemilik dari sebuah perusahaan ternama meski tidak sebesar Madison grup milik keluarga Andrea.
"Nona, mari!”
Tiba-tiba Denis menarik tangan Andrea dengan kasar hingga membuat wanita itu jatuh dengan keras. Kini, mata Andrea baru terbuka lebar setelah tiga tahun hubungan mereka. Seharusnya Andrea sadar sejak awal, mengikuti aturan keluarga adalah hal yang tidak pernah salah.
"Andrea!" teriak Alvaro ketika melihat wanitanya terjatuh karena ulah Denis.
Alvaro langsung membantu Andrea untuk berdiri, setelah melihat kondisi Andrea dia ingin kembali memberikan bogem mentah pada Denis, lelaki itu bahkan tidak jera saat dia sudah di pecat dari perusahaannya.
"Baru putus tadi pagi udah dapat pengganti baru, kamu juga sama menjijikkan, An."
"Apa salahnya? Aku bersamanya setelah tidak punya hubungan dengan lelaki tukang selingkuh sepertimu." Melodi terlihat cemberut, dia tidak menyangka jika Denis punya hubungan dengan Andrea.
“Wanita brengs–”
Belum sempat melanjutkan Andrea sudah menampar pipi Denis. "Tunggu saja! Nanti giliran kamu yang diselingkuhi." Andrea tersenyum puas melihat Melodi kesal.
Melodi sebenarnya ingin menampar Andrea, tetapi wanita itu dengan sigap menghalau tamparannya dan memberikan serangan balik tepat di pipinya. Andrea tidak akan mudah di tindas karena mereka bukan lawan yang sepadan untuknya.
"Aku bukan orang lemah, ingatlah siapa yang akan menangis nantinya!” Andrea langsung masuk ke dalam ruangan bersama Alvaro.
Diam-diam Alvaro memuji Andrea. Ternyata wanita yang dikenalnya itu bukan wanita yang lemah.
"Kamu dapat undangan juga?" tanya Andrea yang bingung dengan kehadiran Alvaro.
"Hem, bos nggak bisa datang." Alvaro sedikit gugup ketika harus berbohong pada Andrea.
"Tidak masalah, selama bersamaku kamu tidak akan di usir.
Alvaro mengangguk, Andrea memang wanita yang unik dan poin lebihnya adalah Andrea adalah obat penawar dari penyakit langkanya. Sudah lama dia terapi dan melakukan banyak hal demi kesembuhan penyakitnya, kini hanya bersama Andrea dia bisa sembuh sepenuhnya.
Acara pun di mulai, pesta perayaan perusahaan kini mulai berjalan dengan lancar. Tuan Madison mulai berdiri dan berjalan ke atas podium untuk memberikan sambutan. Sejak awal, dia ingin mempublikasikan anaknya sebagai pewaris perusahaan. Namun, dia masih menimbang keputusannya karena dia tidak ingin Denis sampai memanfaatkan anaknya.
"Lihatlah anakmu, dia bersama laki-laki lain dan aku tidak asing dengan wajahnya." Madison berbisik pada istrinya.
"Cari tahu siapa dia, setidaknya jangan sampai seperti Denis yang b******k itu. Laki-laki sampah yang hanya memanfaatkan uangnya saja." Kristal begitu membenci Denis, dia tahu bahwa tunangan anaknya hanyalah lelaki yang tidak bertanggung jawab.
Madison pun mengangguk, dia mulai berjalan mendekati Andrea dengan sengaja. Madison tidak peduli akan tatapan tajam anaknya saat melihat kehadirannya, Andrea tetaplah putri kecilnya yang harus dia lindungi.
"Siapa dia, An?" tanya Madison menatap Alvaro dengan seksama, dia berusaha mengingat siapa orang yang ada di depannya.
"Om apa kabar?" tanya Melodi pada Madison.
Andrea hanya menghela nafasnya kesal. Melodi kembali datang untuk mencari perhatian. Denis sebenarnya bukan hanya berkencan dengan satu wanita, tetapi Melodi dengan mudahnya berhasil dibodohi oleh pria itu.
"Baik," ucap Madison malas, dia sangat malas bertemu dengan Denis yang sejak tadi tampak menjadi pasangan Melodi di acara itu.
"Dia Denis Om, calon suami Melodi. Siapa tahu ada kerjaan Om, dia baru resign dari Bentley grup?”
Mendengar itu, Alvaro hanya tersenyum meremehkan, padahal Denis hanya karyawan biasa di perusahaan miliknya. Ternyata dia menjual cerita agar bisa mendapatkan pekerjaan baru dan menutupi hal yang sebenarnya jika dia telah memecat pria itu.
"Sementara ini masih kosong, kalau sebagai cleaning servis ada." Andrea menahan diri untuk tidak tertawa, ekspresi Denis sungguh masam.
"Om bisa aja bercandanya. Enggak mungkin juga kan jadi cleaning servis. Apa tidak ada posisi yang bagus? Keluarga kita kan berteman, Om." Melodi terus berusaha agar Denis bisa masuk ke dalam perusahaan Madison grup.
Andrea sampai tertawa mendengarnya. Dia meremehkan Melodi yang ternyata masih meminta bantuan dari ayahnya. Andrea tidak menyangka jika tujuan Denis adalah kerja di perusahaan Madison setelah keluar dari perusahaan Bentley, dulu dia yang melobi agar Denis masuk ke perusahaan besar itu, tidak pernah dia sangka jika dia akan ditendang secepat itu.
"Keluar dari perusahaan Bentley enggak mungkin sih kalau resign, secara itu perusahaan besar dengan gaji yang fantastis. Kalau bukan dipecat lalu alasan apa coba?" tanya Andrea dengan nada penuh ejekan.
"Kamu itu cuma penjaga toko buku, mana mungkin paham masalah perusahaan? Udah deh enggak usah sok tau." Melodi kembali mendorong tubuh Andrea dengan keras, beruntung Alvaro sigap menangkapnya.
"Halah, anak manja aja bangga. Masih mending aku punya toko, gini-gini aku bosnya." Andrea menjawab lantang.
"Stop, An! Kamu nggak puas mutusin aku terus sama laki-laki nggak jelas itu?" tanya Denis yang seolah-olah menyalahkan Andrea.
"Heh, jangan playing victim, ya! Kamu yang selingkuh malah memutarbalikkan fakta, lagian siapa suruh selingkuh sama temenku yang bahkan enggak ada apa-apanya dibanding aku? Sekarang apa Melodi bisa masukin kamu ke perusahaan besar seperti aku membantumu masuk ke perusahaan Bentley?" tanya Andrea menantang.
Denis menahan amarahnya, dia tidak ingin berbuat kasar di depan Madison. Lelaki tua itu adalah pemilik perusahaan, sebisanya dia akan melakukan yang terbaik agar dia bisa mencari cara untuk membantu keluarganya yang diambang kehancuran. Denis bahkan syok ketika dia dan ayahnya dipecat, keluarga mereka masih menanggung angsuran dan dia sebagai anak laki-laki harus bertanggung jawab.
"Diam! Ini acara penting malah kalian hancurkan," kecam Madison penuh penekanan.
"Kami–"
"Jika masih ingin di sini diam, jangan buat keributan!" Madison memotong ucapan Melodi yang kembali membela diri.
Madison berbalik arah, dia tersenyum kecil. Madison tidak menyangka jika putrinya sudah dewasa, dia berhasil menghadapi orang yang mengganggu hidupnya. Kini Madison tidak perlu bersusah payah meyakinkan Andrea untuk berpisah dengan Denis yang hanya bisa memanfaatkannya.
"Acara kembali di mulai," ucap pembawa acara melanjutkan acara selanjutnya, pesta perayaan berjalan lancar dan penuh kepuasan walau sebelumnya terganggu atas kehadiran Melodi dan Denis yang mengacaukan Andrea.
Madison tidak suka anaknya diremehkan. Sebenarnya dia ingin sekali membantah semua ucapan Melodi, tetapi dia sudah berjanji bahwa dia tidak akan mempublikasikan identitas Andrea, kecuali putrinya sendiri yang menginginkan itu.
"An sudah dewasa, Mah. Dia bisa melindungi dirinya sendiri," ucap Madison memeluk istrinya mesra sembari melihat Andrea yang keluar bersama dengan lelaki yang belum sempat dikenalkan kepada mereka, Andrea masih ingin menyembunyikan semuanya, mengenai identitas dirinya.
"Jangan lupa dengan janji kita, besok langsung ketemu di kantor sipil." Alvaro mengatakannya sebelum berpisah dengan Andrea. Wanita itu pun tersenyum kecil menanggapi ucapannya.
“Menikah dengan laki-laki yang tidak aku kenal? Andrea, Andrea … semoga keputusan ini tidak akan menimbulkan masalah untuk hidupku.” Andrea bermonolog dalam hati. Terus melangkah keluar dari lobi tanpa berbalik melihat Alvaro yang sampai saat ini masih memandanginya.