Roland memasuki kamar Riana yang sudah kosong. Matanya mengedar menatap seisi kamar. Dinding sudah bersih, tidak ada lagi foto wajah gadis berkaca mata tebal itu. tidak ada lagi barang-barang peninggalan gadis itu. Ini adalah hari ke tujuh setelah pemakaman berlangsung. Roland masih belum bisa melupakan Riana. Kepergian Riana seperti mimpi. Dan dia juga masih belum yakin kalau adiknya itu sudah tiada meski pemakaman sudah berlalu. Roland keluar dari kamar. Melewati Kenzo yang berdiri di pintu. “Tuan Muda, di ruangan depan ada Nona Stella, menunggu Anda,” terang Kenzo mengikuti Roland yang melenggang di ruangan luas rumah itu. “Bukankah kau yang bilang kalau Beby lebih pantas untukku dari pada Stella? Tapi kau masih terlihat memberiku peluang lebar untuk terus bertemu dengan