Aku mengurung diri di kamar. Menangisi takdir cinta. Hiks... Kenapa lagi ya Tuhan? Apa aku memang tidak pantas untuk Aldy? Tok tok tok "Fiona!" suara Bunda melengking di luar kamarku. "Keluar sebentar nak, di ruang tamu ada nak Aldy," kata Bunda. Hueeee.... mengingat nama Aldy membuat dadaku sesak, aku kembali terisak lalu menenggelamkan wajahku di bawah bantal. "Fiona!" panggil Bunda sekali lagi. Aku mengeluarkan kepalaku dari bawah bantal, "Fiona-nya lagi tidur. Gak bisa di ganggu." kataku lalu menelungkupkan wajahku kedalam bantal lagi. Hueee.... Aldy jahat, Aldy tega! "Bagaimana bisa kamu bilang bahwa dirimu lagi tidur, yang jelas-jelas kamunya tadi barusan berbicara, Fiona! jadi jangan bohongin Bunda." Tak peduli Bunda yang ngomel-ngomel di depan pintu kamarku. Aku kembali men